3

2.7K 180 6
                                    

"Hari ini ada acara apa Ra?" Tanya Juna kepada Maura.

Mereka belum masuk kuliah hari ini, masih ada waktu seminggu hari lagi sampai mereka masuk kuliah.

"Mau pergi sama temen kak, kebetulan dia juga kuliah disini. Nanti mau cari perlengkapan buat kuliah sama buat ospek sih."

Juna hanya mengangguk, "Lo sekampus sama Jihoon kan. Keknya dia yang bakal ngospek lo nanti." Maura hanya tersenyum walau sebenernya batinnya sangat muak mendengar nama itu.

"Ah, gue pamit ya kak. Temen gue udah di depan." Pamitnya pada Juna setelah mendapat pesan notifikasi dari Dobby.

Ia kemudian melangkahkan kakinya keluar rumah dan melihat Dobby yang datang dengan mengendarai mobil. Tanpa berfikir panjang, ia langsung masuk ke dalam mobil itu. "Muka lo asem banget Ra."

Maura menghela nafas panjang mendengar pertanyaan dari Dobby itu. Raut kesalnya saat ini memang terlihat sangat kentara, apalagi Maura bukan tipe orang yang mudah menyembunyikan perasaannya. Jika dia sedang bahagia dia akan terus tersenyum, begitu pula jika dia sedang marah atau kesal, dia akan terus murung dan mengerutkan dahinya sepanjang hari.

Selanjutnya ia mulai mengomel-ngomel dihadapan pria itu, mengeluarkan semua kata kotor yang bisa dia keluarkan dari mulutnya. Seharusnya bibirnya yang indah itu tidak digunakan untuk mengumpat, tapi inilah Maura dengan segala tingkahnya. Dobby sudah sangat hafal dengan sikap Maura yang sangat tidak terkontrol ini. Kupingnya sampai panas mendengar semua kata jorok yang keluar dari mulut Maura saat ini.

"Sumpah ya, pengen gue bejek-bejek tu si Jihoon sialan!" Ucapnya menggebu-gebu sambil memperagakan tangannya seperti orang sedang mengulek sambal.

"Awas aja, gue kulitin nanti tu orang! Ga kenal aja siapa gue! Dipikir gue langsung terintimidasi apa sama tatapannya. Tu mulut bakal gue remes-remes biar ga seenaknya ngomong kayak gitu ke gue!" Lanjutnya dengan lantang.

Dobby hanya bisa bersabar mendengar segala celotehan Maura, tangan kirinya dia gunakan untuk menutup telinga kirinya agar suara Maura tidak terlalu menyakiti gendang telingannya.

Kalau dia jadi Maura pun, dia akan melakukan hal yang sama. Kesal pasti iya, siapa yang tidak kesal jika diperlakukan seperti itu. Tapi bedanya Dobby tidak akan berteriak kesetanan seperti Maura saat ini.

"Mending kita beli eskrim aja buat menjernihkan pikiran lo itu." Ajakan Dobby membuat Maura sedikit tenang, ia mengangguk setuju, karena hanya dengan makan eskrim yang bisa mengembalikan moodnya saat ini.

~

Malam ini teman-teman Jihoon berkumpul dirumahnya. Ada Hyunsuk, Yoga, Mashi, dan juga Jaehyuk.

"Maura belum pulang Ji?" Tanya Juna kepada Jihoon.

Sebenarnya Juna setahun lebih muda dengan Jihoon. Tetapi dia tidak pernah sekalipun memanggil Jihoon dengan embel-embel 'kak atau bang'. Jihoon pun tidak mau dipanggil seperti itu.

"Gatau, ga ngurus gue." Ucapnya ketus. Ngapain juga Juna bertanya seperti itu kepada Jihoon, itu sama sekali bukan urusan Jihoon. Mau Maura pulang atau tidak pun Jihoon tidak akan peduli dengannya.

"Lo jangan gitu lah Ji, dia kan sepupu kita. Lo jangan samain dia sama cewek lainnya yang bisa lo ketusin gitu. Disini tu kita dapet amanah dari mamah papah buat jaga Maura." Ucap Juna mengingatkan Jihoon.

"Ga, lo aja yang ngurus dia. Gue dari awal ga pernah setuju ada cewek tinggal dirumah ini." Jawabnya lebih ketus.

Ya memang dari awal Jihoon yang paling menentang saat papahnya mengatakan Maura akan tinggal disini. Dia sangat tidak suka jika ada orang asing yang tinggal bersamanya. Jika hanya menginap sehari-dua hari tidak apa-apa. Ini Maura harus menginap sampai lulus kuliah, jadi hal itu membuat Jihoon makin marah.

COLD BOY |Jihoon TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang