41

2.3K 105 8
                                    

Selamat membaca, jangan kaget

🐝

Malam sudah berganti pagi, bintang sudah berganti matahari. Waktu sudah berjalan lagi. Namun rupanya itu tak berarti untuk dua insan yang tengah tertidur diatas ranjang itu.

Perempuan paruh baya yang tengah berdiri di ujung pintu itu menatap tak percaya dengan pemandangan yang ada di depannya saat ini. Baju, celana dan pakaian dalam berserakan dimana-mana. Irene menatap ke arah ranjang dengan penuh murka. Melihat apa yang seharusnya tidak dia lihat di pagi yang indah seperti ini.

Awalnya Irene pulang ke rumah berniat untuk mengambil berkas penting sambil melihat keadaan anak-anaknya. Ia bahkan berniat untuk tinggal disini sehari dan kembali lagi ke jerman lusa.

Namun pemandangan di depannya itu membuatnya harus mengurungkan niat untuk kembali ke jerman dengan cepat. Ada hal yang lebih penting yang harus dia urus dibanding berkas itu.

Irene menarik nafasnya berat lalu menghembuskannya sepanjang mungkin. Ia mengelus dadanya, berusaha meredam amarah kepada putra sulungnya itu.

"JIHOON!!"

Tentu saja teriakkan yang cukup memekakkan telinga itu membuat kedua orang yang sedang berpelukan di ranjang tanpa sehelai pakaian itu pun terbangun.

Tentu saja teriakkan yang cukup memekakkan telinga itu membuat kedua orang yang sedang berpelukan di ranjang tanpa sehelai pakaian itu pun terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua orang di atas ranjang itu membuka mata, berusaha untuk menangkap siluet seseorang yang tengah berdiri di depan pintu dengan tatapan murka. Orang yang memanggilnya dengan suara penuh amarah tadi.

Setelah keduanya sadar, siapa yang sedang mereka lihat, mereka langsung menarik tubuh masing-masing untuk menjauh. Raut panik tentu saja terlihat jelas di wajah keduanya. Mereka berdua saling memandang satu sama lain dengan pandangan cemas.

Irene menghembuskan nafasnya sekali lagi, "Pakai bajunya, mamah tunggu di luar!" Ucapnya tegas kemudian berjalan menutup pintu dengan cukup kencang, meninggalkan kedua orang itu yang masih sama-sama terkejut.

Maura dan Jihoon langsung turun dari ranjang dan mencari pakaian mereka masing-masing. Maura ingin mengumpat karena Jihoon membuang asal pakaian mereka, membuat Maura susah menemukan bajunya.

Jihoon yang melihat Maura tak kunjung memakai baju dan celana langsung berjalan kearah lemari dan melemparkan kaosnya kepada Maura. Cukup besar, bahkan bisa menutup tubuh Maura sampai ke lutut.

"Udah?" Tanya Jihoon setelah Maura selesai memakai kaos itu.

Maura mengangguk lalu berjalan ke arah Jihoon, "Lo yang jelasin." Ucapnya lalu bersembunyi di belakang tubuh Jihoon.

Padahal kali ini Jihoon benar-benar takut setengah mati. Dia tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi kedepannya.

Jihoon memang berniat untuk mengumumkan hubungan mereka. Tapi bukan sekarang, tidak secepat ini dan tidak dengan cara seperti ini. Jihoon tidak yakin apakah hidupnya akan selamat setelah keluar dari kamar ini. Terlebih lagi setelah mamahnya melihatnya tidur dengan Maura.

COLD BOY |Jihoon TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang