8

2.9K 156 2
                                    

Kini Maura menuruni satu persatu tangga dengan senyum lebar, ia sudah bersiap untuk pergi kuliah.

"Pagi bi Ani." Sapa Maura dengan senyum yang sangat lebar sesaat setelah ia sampai di dapur.

"Non Maura habis dapet hadiah? Kok kayaknya seneng banget?" Tanya bu Ani dengan senyuman, ia ikut senang melihat Maura yang tampak sedang dalam suasana yang bagus.

"Gaada apa-apa si bi, emang aneh ya kalo aku senyum gini?"

Memang sejak bangun tidur tadi, Maura terus-menerus tersenyum seperti orang gila.

"Oh ya bi, kak Ji udah keluar belum?" Tanya Maura sedikit waspada di sela-sela makannya. Maura mungkin memang merasa senang, tapi bukan berarti dia tidak merasa malu dengan kejadian tadi malam. Jadi lebih baik dia sembunyi jika ada Jihoon disini, Maura yakin jika ada Jihoon disini, dia tidak bisa menyembunyikan rasa malunya lagi.

"Oh tadi udah berangkat duluan non." Jawab Bu Ani.

Maura menghela nafasnya paham. Aman,,bantinnya.

"Pagi Ra.." sapa Juna yang baru saja datang.

"Pagi Kak.."

Juna menyipitkan matanya heran "Lo habis dapet lotre ya? Tumben seger banget wajah lo."

Yang ditanya hanya tersenyum tidak jelas, Mau jawab apa Maura juga bingung. Tidak mungkin dia bilang kalo dia sedang bahagia karena tadi malam dia baru saja berciuman dan makan mersama Jihoon. Sebenarnya itu suatu hal yang langka bagi Maura, yang seharusnya dipamerkan bukan? Tapi tidak ada orang yang bisa dipamerinnya. Dan jika Maura ingin pamer, dia harus berpikir dua kali untuk konsekuensinya.

Maura sebenarnya juga tidak tau, ia senang karena rasa apa? atau hanya sekedar kepuasan karena bisa merasakan apa itu ciuman?. Maura bahkan tidak tau, apakah tadi malam mereka melakukan hal itu memang karena tertarik satu sama lain, atau hanya untuk melampiaskan amarah satu sama lain agar bisa berbaikan?

Tapi sepertinya mereka berdua ada diopsi yang kedua. Mereka hanya saling melampiaskan amarah satu sama lain dengan berciuman.

Orang bilang, kamu dapat merasakan perasaan orang lain hanya dengan berciuman. Mungkin itu yang dirasakan Maura tadi malam.

Isi hati memang tidak ada yang bisa menebak. Siapa  yang bisa menyangka, seminggu yang lalu mereka bertengkar dan saling mendiamkan satu sama lain. Tiba-tiba tadi malam mereka melakukan suatu hal yang menurutnya sedikit gila.

Tapi ada baiknya Maura lapar tadi malam, jika dia tidak terbangun karena kelaparan. Tidak akan pernah ada peristiwa seperti tadi malam.

"Udah selesai makannya Ra? Kalo udah ayo berangkat." Ajak Juna kepada Maura. "Udah kak, ayo."

Maura kemudian berdiri dan menyusul Juna yang sudah keluar rumah terlebih dahulu. Maura terkejut ketika Juna mengeluarkan motor dan bukan mobil "Kak, naik motor ya?"

"Ah gue lagi pengen naik motor Ra, lo gasuka ya?"

Bukannya tidak suka, tapi Maura hanya takut jika nanti di kampus ada yang melihatnya berboncengan dengan Juna. Ia takut membawa gosip yang tidak-tidak di kampus nanti. Apalagi jika naik motor seperti ini dengan Juna, akan tampak seperti orang yang sedang berpacaran.

Maura menggelengkan kepalanya, kemudian memakai masker dan helm agar tidak ketahuan orang lain. Ia kemudian menaiki motor besar itu, dan mereka segera berangkat ke kampus bersama.

Diperjalanan Maura berpesan kepada Juna untuk tidak menurunkannya didekat fakultasnya. Akan lebih baik jika turun diparkiran yang cukup jauh dari kampus. Tidak apa jika ia harus berjalan jauh, asalkan tidak ada rumor aneh tentang keduanya.

COLD BOY |Jihoon TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang