Abaikan timestamp pada setiap bagian media sosial.
🔗Hayzar's sweet home, 08.00
Garis cahaya matahari yang berhasil menembus celah tirai jendela kamar, membuat Hayzar ingin tak ingin terusik lelapnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu menengok ke arah jam dinding yang tepat menunjuk pada angka delapan di jarum pendeknya.
Hayzar menengok ke sebelahnya, netranya dapati Jeff masih terlelap menghadap ke arahnya.
Manis. Bahkan lelapnya begitu manis bagi Hayzar.
Tok tok tok!
"Hayzar! Hayyyzaaaaarrr!"
Sedikit terperanjat sebab lamunan Hayzar sontak tercerai berai.
"Iya, bentar!"
Ia membuka pintu kamar yang diketuk rusuh oleh kedua teman super ributnya.
"Mumpung liburan, ayo ke taman raya!" pekik Zay tepat di hadapan Hayzar. Bingung juga kenapa ia harus memekik padahal jelas Hayzar ada di hadapannya dan mendengarkannya.
Hayzar menutup salah satu telinganya, agak kaget. Namun, setelahnya ia mengangguk, "Boleh. Mau balik ke asrama dulu? Atau baliknya mau ke sini lagi?"
"Balik ke asrama dulu aja. Kan, kita rencana nginepnya cuma semalem, nanti kalau kita main di taman raya sampe malem, takutnya malah nggak bisa balik asrama langsung dan ngerepotin orang tua Hayzar lagi di sini," tutur Shaka.
"Oh iya, bener," sahut Zay.
"Padahal mah sebenernya nggak papa, guys, mau nginep sampe kapan hari juga," Hayzar terkekeh kecil, "Tapi, ya, gaslah kalau ke asrama dulu."
"Iya, itu Jeff dibangunin, ya, Zar, tolong. Kalau bisa kita balik ke asrama pagi, biar nanti jam sepuluhan gitu bisa berangkat ke taman raya."
"Oke, oke."
Hayzar menutup pintu kamarnya setelah kedua temannya melangkah kembali ke kamarnya.
Ia naik ke atas kasur lalu menggoyangkan Jeff perlahan, berusaha membangunkannya tanpa membuatnya terkejut.
"Jeff, bangun, yuk, terus mandi. Udah ditungguin Zay sama Shaka. Kita mau balik ke asrama terus main di taman raya," tutur Hayzar pelan. Tangannya masih setia mengelus lengan Jeff yang terbalut selimut tebal.
"Oke, oke," Jeff mengusap matanya, masih terlihat merah, dan jangan lupakan sedikit bengkak pada bawah matanya. Mungkin akibat menangis ketika di balkon semalam.
"Lo nggak papa? Pusing?" itu Hayzar yang kelewat khawatir tetapi beralasan. Jelas-jelas Jeff sudah bersiap membuka selimut yang masih rapi mengepung raganya.
"Enggak, Hayzar. Gue nggak papa. Makasih, ya," Jeff tersenyum hangat. Senyum yang begitu Hayzar rindukan. Senyum yang pernah hilang. Senyum yang takut-takut tak akan kembali ia temukan.
Mungkin ini efek semalam?
Setelah sarapan, mereka akhirnya kembali menuju asrama, berbenah sebentar, lalu bersiap menuju taman raya.
Sesampainya di taman hiburan itu, Hayzar dan Jeff memutuskan untuk mampir ke salah satu kedai es krim. Sudah jam sepuluh pagi. Hari ini cuaca cerah, malah cenderung panas. Matahari di atas sana seolah tak mau kalah dengan presensi awan yang berlimpungan menghalau terangnya.
"Gue sama Jeff beli es krim dulu, ya. Lo pada mau main langsung?" tanya Hayzar.
"Iya, kita langsung aja dah, mumpung masih sepi."
Hayzar menganggukkan kepalanya, kemudian berlalu menyusul Jeff yang sudah lebih dulu sampai di emperan kedai es krim untuk melindungi diri dari papar matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
End(less) Rainbow (HeeJake)
FanfictionHanya perihal Hayzar, si remaja hitam putih yang bertemu Jeff, seseorang yang memberi corak warna pada gurat monokromnya, lewat sebuah nampan makan siang.