🚫 Content Warning : Mention of trauma and cheating.
Hayzar dan ketiga lainnya sudah selesai makan. Mereka memutuskan untuk naik ke lantai dua dan menghabiskan sisa waktu malam di balkon rumah Hayzar yang sudah dibersihkan dan dipersiapkan sedemikian rupa, dengan berbagai camilan yang bertengger manis di meja.
Dari balkon ini, replika pesawat dapat terlihat jauh lebih jelas karena replika pesawat ini sejajar dengan mata siapa pun yang melihat dari balkon. Hal yang nyatanya tak berhenti mengundang pancar mata serta decak kagum dari kedua akademian yang sudah lebih dahulu berkecimpung di ranah penerbangan.
Zay dan Shaka sibuk bertukar kata sembari menjajal setiap camilan yang menghadap mata. Mengobrolkan apa pun terkait replika pesawat yang dapat jelas mereka amati di hadapan mereka.
Sudah sibuk sendiri di dunia mereka.
Lain halnya dengan Jeff dan Hayzar yang justru khidmat bertahan senyap. Entah, Hayzar juga tak mengerti kenapa semesta bisa begitu lucunya mencipta keadaan. Hayzar bahkan tak rasa pernah buihkan masalah apa pun pada diri Jeff, pun sebaliknya. Tetapi, keadaan relasi mereka saat ini sungguh tak dapat dinilai aman.
Hanya estafet deru napas yang dapat Hayzar dengar dari antara duduk bersebelahannya dengan Jeff. Diselingi cuitan bibir Zay dan Shaka yang samar masuk ke telinga Hayzar.
Sebenarnya, suara Zay dan Shaka tidak sesamar itu sebab letak duduk mereka pun tak jauh. Yang menjadi masalah, hanya fokus Hayzar yang hanya mau tertuju pada seorang manusia di sebelahnya.
"Gue ke kamar duluan, ya. Agak nggak enak badan," seru Jeff yang tiba-tiba berdiri dari duduknya.
Zay yang sedang memetik gitarnya menganggukkan kepala sebagai balasan, lalu objeknya kembali kepada petikan dawai yang tadi sempat terputus.
Sedang Hayzar, hanya mampu menatap kepergian Jeff menuju kamar tanpa berbuat apa pun. Ya, memangnya apa yang bisa ia perbuat juga, kan?
Hingga pukul 10 malam, Hayzar, Shaka, dan Zay memutuskan untuk masuk ke kamar masing-masing karena udara malam yang semakin menyebar dingin. Titip celotehan mama Hayzar yang menyuruh ketiga remaja itu untuk segera tidur pun kontinu disampaikan melalui housemaid rumah Hayzar.
Hayzar memasuki kamar yang dibaginya dengan Jeff. Terbentuk bayang dari sinar netranya, Jeff sudah tertidur di bagian pinggir ranjang king size-nya dengan posisi memunggungi bagian tempat Hayzar akan tidur nanti.
Hayzar menggelengkan kepala samar. Ranjangnya sebesar ini dan Jeff memilih tidur benar-benar di bagian pinggir ranjang Hayzar, yang ketika Jeff berguling satu kali pun, sudah dapat dipastikan tubuh kecilnya akan terjun bebas ke lantai kamar. Pun dengan guling dan selimut ranjang Hayzar yang sama sekali tak dimanfaatkannya. Jeff lebih memilih tidur meringkuk, memeluk tubuhnya, dan menghangatkan dirinya sendiri.
Hayzar tak tahan lagi, ia tak lagi merasa hanya boleh diam. Hingga akhirnya langkahnya diarahkan pada sisi samping ranjang, tempat Jeff tidur meringkuk. Dia lentangkan tubuh Jeff dan diangkatnya ala bridal style.
Bibirnya terus menggumamkan kata maaf pada Jeff yang sedang sibuk menyelam alam mimpinya. Hayzar pikir, tak sopan jika ia memegang Jeff, tanpa sepengetahuan Jeff sendiri.
Ia geserkan tubuh Jeff sedikit ke tengah ranjang, lalu tangannya dengan cepat menaruh sebuah guling di pinggiran ranjang, untuk menghalangi agar tubuh Jeff tak jatuh ke lantai jika Jeff apes-apesnya bergerak mengguling ke dekat pinggiran ranjang lagi. Lalu ia pasangkan selimut sampai batas diafragma Jeff. Matanya tak bercelah menatap wajah tenang Jeff kala terlelap, bersamaan dengan tangannya yang terus bergerak merapikan selimut yang kini membungkus tubuh Jeff hangat.
![](https://img.wattpad.com/cover/294560909-288-k513889.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
End(less) Rainbow (HeeJake)
أدب الهواةHanya perihal Hayzar, si remaja hitam putih yang bertemu Jeff, seseorang yang memberi corak warna pada gurat monokromnya, lewat sebuah nampan makan siang.