! Abaikan timestamp pada chat
🔗Dormitory National Academy of Aviation // 07.00
Cahaya mentari nampak begitu sumringah pagi ini. Hari Minggu yang cerah dan menyenangkan. Hari di mana seluruh penghuni asrama penerbangan bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan. Berleha-leha sepanjang waktu, hang out dengan teman atau pacar, bertemu seharian dengan keluarga --dengan syarat kembali sebelum pukul 23.59 malamnya-- dan bahkan mencuci, menyetrika baju, dan membersihkan kamar asrama.
Di kamar 202, Zay terlihat sangat antusias merapikan kamar. Ia berulang kali membersihkan ranjang tingkat bawahnya yang selama ini tak pernah dilelapi. Nampaknya, ia sangat tidak sabar akan kedatangan akademian baru yang tentu akan menjadi teman kamarnya.
Saka yang tengah berbaring menyandar pada dinding dekat ranjang, mengarahkan tatapan herannya pada teman satu kamarnya tersebut. Pasalnya, tak biasanya Zay serajin itu, terlebih lagi masalah bersih-bersih.
"Kesambet lo?" tanyanya setengah berteriak. Takut-takut Zay tidak mendengar suaranya karena pada telinganya sedang tersumbat sepasang airpod putih andalannya.
Zay melepas salah satu airpod-nya lantas menengok ke arah Saka.
"Ada yang mau dateng, anjir. Ketinggalan berita lo," balas Zay.
Saka membolakan matanya, tangannya tanpa sadar menutup buku teknisi yang tadi dibacanya.
"Hah? Siapa?"
"Ya orang, dong, dodol. Namanya Zar siapa dah gitu, mirip-mirip nama gue," jelas Zay--walaupun tidak sepenuhnya menjelaskan, sih.
Saka ber-ooh ria, lalu kembali sibuk pada buku teknisi yang sempat ia anggurkan.
🌹🌹🌹
🔗National Academy of Aviation // 11.00
"Papa sama Mama anter sampai sini aja, ya, Zar. Bisa cari asramanya sendiri, kan?" tanya mama Hayzar. Hayzar segera turun dari mobil alphard milik keluarganya dan tak lupa mengambil kopernya di bagasi.
Orang tua Hayzar memutuskan untuk menurunkan Hayzar tepat di depan kantin akademi karena mereka akan menghadiri pernikahan anak teman papa Hayzar. Tempatnya lumayan jauh sehingga mereka harus buru-buru atau akan tertinggal mengikuti acara intinya. Pikir mereka, Hayzar sudah dewasa dan tentu tidak sulit untuknya mencari jalan menuju asramanya. Toh, dia juga sudah diturunkan di lingkungan akademinya.
"Hayzar masuk dulu, ya, Pa, Ma."
Mama Hayzar memeluk erat putra bungsunya. Melepas putranya untuk masuk ke asrama tentu bukan hal yang mudah bagi orang tua mana pun. Sedewasa apa pun seseorang, ia akan tetap menjadi bayi kecil bagi ibunya, bukan?
"Hayzar ngga boleh kebanyakan bergadang, ya. Makan yang banyak, minum jangan lupa. Ibadah juga ngga boleh kelewatan, ya, Nak. Kalau ada apa-apa segera telepon Mama, ya. Mama sayang banget sama Hayzar. Semoga ini memang jalan Hayzar dan Hayzar bisa sukses di sini," bisik mama tepat di telinga kiri Hayzar.
Hayzar tersenyum di balik pundak mamanya. Hayzar sebenarnya tahu, orang tuanya terlalu menyayanginya hingga mereka selalu dan selalu mengatur hidup Hayzar, tetapi, Hayzar pikir, mungkin, seharusnya tidak perlu begitu.
"Iya, Ma. Hayzar sayang Mama juga."
"Gantian, dong, Ma. Masa Mama terus, Papa kapan?" goda papa dari belakang mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
End(less) Rainbow (HeeJake)
FanfictionHanya perihal Hayzar, si remaja hitam putih yang bertemu Jeff, seseorang yang memberi corak warna pada gurat monokromnya, lewat sebuah nampan makan siang.