12. Problem Solved

2.9K 297 42
                                    

Tw/ ciuman mulu dah pokoknya

***


Jam menunjukkan pukul sebelas malam, Ayudia sebenarnya sudah mengantuk sejak mengusap-usap kepala Arga, tetapi kedatangan Ian yang memintanya untuk bicara empat mata membuatnya kembali beranjak dari tempat tidur.

"Minum dulu Ay." Ian meletakkan segelas teh chamomile pada meja kamarnya, lalu duduk pada sofa yang sama dengan Ayudia.

"Makasih, Mas."

Ayudia menyesap teh-nya sementara Ian menatapnya dari layar televisi yang mati. Lampu kamar sudah dipadamkan, Arga tertidur dengan nyenyaknya tanpa tau kedua orang tua tidak resminya itu sedang mendinginkan kepala sebelum berbicara.

"Jadi Ay, kamu maunya gimana?"

Ayudia menurutnkan cangkirnya, "Aku-"

"Selain udahan, aku gak mau kita udahan."

Kan, Ian lagi-lagi mementingkan egonya. Ayudia menghela nafas, "Oke, kita gak putus, tapi aku mau ada beberapa perjanjian."

"Go on."

"Pertama, aku gak masalah sih kamu mau beli ini-itu, lagipula itu uang kamu dan hak kamu, jadi ya lakuin aja, aku tau kamu berharap aku omelin tadi siang karena kamu lirik-lirik terus, tapi maaf, aku udah cape bilanginnya jadi ya udah terserah."

Ian mengeryitkan dahi kemudian menggeser duduknya jadi menghadap Ayudia, "Ay, kamu beneran se-gak suka itukah sama aku?"

"Hah? suka kok."

"Tapi kalau kamu se-cuek itu berarti kamu mulai gak sayang sama aku."

Ayudia menghela nafas, entah kenapa ia harus berkali lipat menahan marah jika berhadapan dengan Ian daripada dengan Arga, "Gini ya Mas, kata kamu aku harus menyesuaikan gaya hidup kamu, ya gaya hidup kamu kan kaya gitu, foya-foya lah, pergi sama temen sampai malam, pelukan bahkan cium pipi teman cewe karena culture western, ya udah ini aku lagi nyesuain sama gaya hidup kamu, jadi gak akan aku larang-larang kamu mau apa."

Ayudia menggeser duduknya jadi sama berhadapan dengan Ian, "Sekarang gini deh, kamu maunya gimana, Mas? Aku kan udah nurutin semua maunya kamu, gak masuk dapur, ikutin gaya hidup kamu, gak protes ini-itu, kalau aku masih salah juga, terus kamu maunya apa?" suara Ayudia meninggi, mengejutkan Ian yang kini ekspresi wajahnya jadi lamat menatap si wanita.

"Jawab!"

Suara Ayudia mengusik Arga yang sempat mengerang, tetapi fokus keduanya tidak teralihkan, masih menatap satu sama lain hingga Ian memajukan tubuhnya, merengkuh Ayudia dan memilih tidak menjawab pertanyaan si wanita.

"Maaf."

"I don't need your fucking sorry, I need your answer."

Rambut Ayudia diusapnya perlahan, menenagkan nafas yang memburu ditengah malam sepi yang untungnya kamar Ian kedap suara, sehingga tidak memancing penasaran yang lainnya.

Ian tahu sekali bahwa Ayudia berwatak lemah lembut, perhatian dan pekerja keras, terasa aneh saat kekasihnya ini melontarkan kata kasar untuk pertama kalinya. Ian mengaku salah, bahkan orang sesabar Ayudia sudah sebentar lagi menyerah dan pergi dari hidupnya.

"Aku sayang kamu."

"Terus kamu maunya gimana?"

"Aku disayang kamu."

###


"Hubungan itu harus dilandasi rasa sayang bukan rasa takut, tapi sekarang aku berenan takut sama kamu, Mas."

Hold On [NCT Taeyong FF] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang