7. Ian's first heartbreak

2.8K 279 89
                                    

Ayudia menyesap latte-nya, ia menatap Shinta dan Ikhsan yang duduk di depannya dengan ekspresi tak bisa berkata-kata dengan segala keputusan Ayudia untuk kembali tinggal bersama Ian.

"Gila ya, aduh-" Shinta memijat kepalanya, ia bersandar pada bahu Ikhsan.

"Lu serius mau tinggal sama Ian lagi?" tanya Ikhsan yang diangguki Ayudia, pertanyaan ini sudah dilayangkan puluhan kali.

"Selain meluk, dia pernah ngelakuin apa lagi sama lu? kaya cium atau hal yang lebih-"

"Enggak." jawab Ayudia yang memotong ucapan Ikhsan, "Dia gak pernah ngelakuin sesuatu tanpa izin kok, tenang aja."

"Tenang-tenang gimanaaa..." pekik Shinta, "Kalau lu gak dikasih makan gimana Ayuuu!"

"Dikasihlah! dia gak sejahat pikiran kalian." sewot Ayudia, ia lama-lama jadi ikut kesal menanggapi teman-temannya yang terlalu membenci Ian.

"Oh iya Arga mana? gua udah lama banget gak liat Arga." tanya Ikhsan yang harinya terasa kosong seminggu ini, karena biasanya ia yang menjemput Arga pulang sekolah.

"Sama Papahnya- em... maksudnya sama Mas Ian."

Shinta menaikkan alis kirinya, "Papah?"

"Mas Ian minta Arga panggil dia Papah."

"Buseettt... ngelunjak nih si Ian gua liat-liat." geram Shinta sambil mencebik.

Hujan turun diluar sana, tampias air yang turun dari atap membasahi kaca luar jendela, suaranya membuat Ayudia nyaman menyesap latte sambil membuka ponsel, mengabari Ian untuk jangan menjemputnya sekarang dan bertanya ia dan Arga sedang apa dirumah.

Shinta dan Ikhsan sesekali bertukar pandang, melihat Ayudia yang kini berpenampilan lebih baik serta senyum yang mengembang sambil membalas pesan di ponselnya membuat Shinta jauh lebih tenang.

Mungkin, temannya benar diperlakukan baik oleh Ian.

"Lu suka sama Ian?"

"Hm?"

Ayudia meletakkan ponselnya, menatap Shinta yang pertanyaannya hanya bisa ia jawab dengan tatapan tanpa arti.

"Suka?" tanya Shinta lagi.

###


Ayudia keluar dari private lift, ia akhirnya di jemput Gerald karena katanya Ian dan Arga sedang tertidur sementara ponsel Ian terus berdering, membuat Gerald akhirnya mengangkat telepon Ayudia sore tadi.

Mata Ayudia mengedar, mendapati mainan yang berserakan serta sisa camilan yang menguar di lantai, Arga dan Ian tertidur di atas karpet bulu pada ruang tengah, nafas teratur dengan posisi Arga yang mengandarkan kepala pada punggung Ian yang tidur tengkurap. Keduanya tampak kelelahan.

Ayudia memasuki walk in closet, mengganti pakaiannya dengan yang lebih santai kemudian kembali pada ruang tengah, merapikan mainan dan membawa piring kotor pada washtafel.

"Udah pulang?" tanya Ian dengan suara serak, ia terbangun karena mendengar suara vacum cleaner.

"Udah, tadi di jemput Gerald."

Ian mengangkat punggungnya perlahan, menahan kepala Arga kemudian mengangkatnya pada sofa agar lebih nyaman, "Tadi telpon gue ya? maaf ya, gue ketiduran." ucap Ian begitu melihat notifikasi panggilan tak terjawab di ponselnya.

"Gak apa-apa, kamu udah makan, Mas?"

Ian menggeleng, masih bersandar pada sofa, rupanya nyawa Ian belum kumpul sepenuhnya.

"Kok lu beresin sih?"

Vacum cleaner Ayudia matikan, "Kenapa emang?" tanyanya dengan raut sedikit panik takut ada barang Ian yang tidak sengaja terbuang.

Hold On [NCT Taeyong FF] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang