14. Ian's World

2.5K 272 55
                                    

Tw/ Harsh words, mature conversation

...

Ian duduk pada kursi disamping ranjang Ayudia, ditatapnya begitu Lamat wajah pucat yang hanya bisa menghembuskan nafas, tanpa ada pergerakan di kelopaknya. Tangan Ian perlahan menyentuh jemari wanitanya, mengusap lembut buku-buku jari yang dilapisi gips.

Air mata sudah tak terhitung berapa banyak jatuhnya, tetapi Ian sadar bahwa berlarut dalam sedih tidak dapat menyelesaikan masalah.

"Selamat siang Pak, saya diinfokan bahwa Dania sudah berada di lapas."

Ian mengangguk begitu menerima laporan dari salah satu anak buahnya. Nasib Dania berada di ujung jurang, setelah berhasil ditangkap dan diamankan, Ian setiap hari selalu meminta perkembangan kasusnya. Dengan hanya didampingi kuasa hukum publik, Dania dijatuhi hukuman berdasarkan pasal 351 KUHP dimana penganiayaan mengakibatkan luka berat dihukum paling lama lima tahun. Namun, itu semua bukan akhir bagi Dania yang namanya sudah di blacklist seluruh perusahaan Indonesia sebagai daftar hitam pelamar pekerjaan berkat kontribusi Papah dan juga Tama.

"Jika Pak Theo hendak melihat Dania, saya akan segera menyiapkan mobil untuk menuju kesana."

Ian menatap Ayudia yang belum juga sadar setelah tiga hari, dirinya bahkan tidak mampu pergi jauh sebelum Ayudia sadar, tidak mempercayai siapapun kecuali Mamah untuk menjaga Ayudia karena Ian masih harus mengantar jemput Arga ke sekolah.

"Saya lihat dia setelah Ayu sadar."

"Baik, Pak."

Gerald menunduk hormat kemudian keluar ruangan, setelah kejadian hari itu, Ian tampak lebih protektif, ia meminta dua bodyguard untuk bergantian menjaga di depan ruang Ayudia dan satu orang yang menjaga Arga di sekitar lingkungan sekolah. Seolah takut pada jahatnya dunia, Ian begitu menjaga dua orang yang biasanya menghadapi semua tanpa penjagaan.

Ayudia dan Arga bukan lagi orang biasa, semenjak bersama Ian, keduanya harus dijaga bagai permata.

"Kamu belum mau bangun Ay? Arga bilang kamu udah janji mau temenin dia lomba menggambar hari jumat." Iian menangkupkan wajahnya bersamaan dengan telapak tangan Ayudia yang ia genggam.

###

Haidar dan Jauzan memasuki ruang inap Ayudia, setelah diminta Ian untuk menemani Arga selama seminggu dengan bayaran 100 juta, kedua kini menjemput putra sambung kesayangan abangnya dengan suka cita.

"Argaaa..." teriak Haidar.

"Jangan teriak-teriak Idar." sahut Ian yang sedang menyuapi Arga makan siang sambil menonton kartun We Bare Bears.

"Abang kok gak ganti seragam sih?" tanya Jauzan yang kini menganggu Arga dengan memelukinya.

"Jangan digangguin mulu, gak jadi gua titipin nih."

Jauzan terkekeh, "Eh iya-iya, jadi dong, masa gak jadi sih 100 juta."

Ian sebenarnya agak ragu jika Arga tidak dibikin nangis dengan kedua adiknya ini, tetapi karena Haidar dan Jauzan termasuk yang paling akrab dengan Arga jadi Ian memutuskan untuk meminta bantuan keduanya menjaga Arga sementara ia fokus pada kesembuhan Ayudia.

"Kenapa minta cash?" tanya Ian begitu memberikan uang 100 juta pada adiknya yang sebelumnya meminta cash daripada transfer.

"Gak apa-apa, pengen aja punya cash banyak biar bisa jajan di warung belakang kaya Kaylaa."

"Abang mau bakpao gak?" tawar Haidar sambil menunjukkan sekantung bakpao coklat yang ia beli di dekat air mancur perumahannya sebelum ke rumah sakit.

"Mauuu..." jawab Arga kegirangan walau mulutnya penuh nasi.

Hold On [NCT Taeyong FF] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang