2. Childish side

3.1K 302 88
                                    

Ayudia terbangun dari tidurnya, ia beranjak dari sofa ruang tamu dan melihat jam yang menunjukkan pukul tujuh pagi.

Setelah Ian membawanya kesini pria itu tak lama kemudian pergi meninggalkannya dan pulang kerumah, ia juga meminta Ayudia untuk tidur di kamarnya yang berada di lantai dua. Namun, karena kondisi kakinya yang masih sakit dan belum bisa menaiki tangga Ayudia memilih untuk tidur pada sofa ruang tamu bahkan tanpa selimut, ia tidak enak untuk memasuki setiap ruangan dan mencari selimut tanpa izin dari si pemilik rumah.

Ayudia berjalan tertatih dengan penyangganya, hendak membuka gorden yang anehnya tidak bisa ditarik walau sudah sekuat tenaga.

"Kok gak bisa? Apa macet ya?"

Kepalanya menenggak ke atas, menatap ujung gorden yang panjangnya hampir empat meter tersebut.

TING...

Ayudia menoleh pada private lift yang terbuka, kemudian beberapa orang keluar dari sana.

"Selamat pagi, nyonya."

Ayudia menapikkan ucapan tersebut dengan gerakan tangannya, "Eh- maaf, saya bukan yang punya rumah ini-"

Para pelayan tersebut tidak menanggapi, mereka menunduk sopan kemudian berlalu lalang mengabaikan Ayudia yang masih berdiam diri didekat gorden.

Salah satu pelayan mengambil remote control yang terletak di ujung dinding, menekannya sampai gorden yang sejak tadi hendak dibuka Ayudia tersingkap rapi dan menampilkan pemandangan kota Jakarta yang indah dari atas sini.

"Oh, cara buka gordennya pakai remote." ujar Ayudia dalam hati.

Tak lama lift kembali terbuka, menampilkan sosok pria tinggi menggunakan setelan jas hitam datang menghampirinya, "Selamat pagi, nyonya."

"Saya bukan-"

"Mari saya bantu anda mempersiapkan diri."

Ayudia dibawa pria yang bernama Gerald menuju lantai dua, pria itu menggendongnya dengan cara bridal kemudian menurunkannya pada kamar utama yang bernuansa hitam dan abu-abu.

"Perlu saya panggilkan pelayan untuk membantu anda mandi, nyonya?"

"Ah- gak apa-apa pak, saya bisa sendiri." jawab Ayudia yang masih canggung.

Setelah Gerald meninggalkannya sendiri Ayudia yang masih menelisik ruangan tersebut kemudian kembali jalan tertatih menuju kamar mandi yang juga tersambung pada walking closet.

"Wah, bajunya banyak banget."

Sebentar terdistraksi Ayudia kemudian kembali tersadar bahwa hari ini ia memiliki banyak janji temu karena sudah seminggu berada di rumah sakit dan mengakibatkan pekerjaannya terbengkalai.

Ayudia duduk pada closet kemudian membasahi handuk untuk mengelap badannya yang belum bisa terkena banyak air karena kakinya yang masih dibalut angkle foot.

Tak lama, setelah membalut badannya dengan bathrobe Ayudia keluar dari kamar mandi, sebentar terdiam sebelum tersadar bahwa tas yang berisikan baju-bajunya masih berada di ruang tamu.

Ayudia kemudian keluar dari kamar Ian, sedikit mengeryit ngeri begitu melihat tangga yang melingkar sebelum menapakkan kaki dan tongkat sebagai alat bantunya disana.

Matanya-pun melirik bathrobe yang kapan saja bisa terlepas talinya jika Ayudia memaksakan turun, menampakkan tubuhnya tanpa busana pada para pelayan yang masih membereskan penthouses milik Theo.

"Gimana turunnya." keluh Ayudia yang kemudian mengurungkan niatnya.

Ayudia kembali ke kamar Ian, ia menghidupkan layar ponselnya kemudian mengirim pesan pada si pemilik rumah walau dengan berat hati.

Hold On [NCT Taeyong FF] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang