Bloom in Hardship (Adel & Flora)

1.8K 27 2
                                    

Siang hari di sebuah rumah yang amat besar dengan ornamen-ornamen indah dan pajangan-pajangan yang menunjukkan betapa mewah rumah ini. Seorang gadis menuntun gadis lain menuju ke dalam kamarnya, ia mengajak gadis yang matanya nampak membengkak. Sesampainya di dalam kamar, gadis yang bernama Adel itu meminta temannya yang bernama Flora untuk duduk. Adel meminta izin beberapa saat untuk memanggil asisten rumah tangganya agar mengambilkan minuman dan cemilan. Gadis bernama Flora dengan mata yang bengkak itu menatap sekeliling di dalam kamar Adel, meski ia telah beberapa kali main di kamar ini namun ia tetap menatap dengan penuh decak kagum akan keindahan dan kemewahan kamar Adel. kamar Adel selalu membuatnya terkesan, meskipun ia juga pernah main ke rumah Olla, mantan temannya di JMT48, namun kamar Adel jauh lebih mewah. Kamar Adel begitu bersih, teratur, dan lengkap.

“Santai aja Flo” ujar Adel pada Flora yang dibalas dengan anggukan pelan dari Flora.

Gadis itu pun menengok ke beberapa titik di kamar Adel untuk mencari tempat duduk, Adel yang mengerti langsung menghampiri Flora dan menuntun gadis tersebut.

“Duduk aja udah di atas kasur, mau tiduran boleh, mau lompat-lompat juga terserah… senyaman lu aja” tambah Adel.

Adel berjalan menuju depan lemari pakaiannya, ia menyentuh ujung kaos yang ia kenakan. Tanpa peduli dengan keberadaan Flora di kamarnya, ia melepas kaosnya tersebut dan menggantinya dengan kaos sleeveless hitam yang tampak longgar. Tak hanya berhenti disitu, Adel juga melepas celana jeans yang ia kenakan dan menggantinya dengan hotpants pendek yang tergantung di gagang pintu lemari. Flora hanya menatap Adel yang mengganti pakaian tanpa memperdulikan dirinya, ia mewajarkan karena ini adalah kamar Adel, namun ia juga merasa sedikit malu melihat tubuh Adel yang setengah telanjang di depan matanya. Bra hitam dan pakaian hitam yang Adel kenakan memang serasi dengan kepribadian maupun gaya berpakaian Adel biasanya.

“Lu kenapa Flo?” tanya Adel sambil menghempaskan tubuhnya ke kasur, tepat di samping Flora.

Flora terdiam, namun dapat terlihat dari wajahnya bahwa ia menahan kembali tangisannya. Adel yang menyadari hal itu langsung mendekati Flora dan mencoba menenangkannya dengan mengusap bahunya. Flora masih terisak perlahan lalu mulai membuka mulutnya untuk bercerita.

“Gw, di Bully sama mereka hiks hiks…” Flora berbicara meski terisak.
“Mereka? Maksud lu?” tanya Adel berusaha memastikan meski ia tahu betul siapa yang dimaksud.

Flora mengangguk, wajah Adel berubah menjadi geram. Flora menceritakan lebih lanjut, tangisannya sama sekali tak berhenti selama ia bercerita. Emosi Adel memuncak, ia marah karena merasa bahwa semua masalah mereka sejauh ini sudah selesai. Ia tak meyangka bahwa mereka masih membully Flora seperti ini. Adel memeluk tubuh Flora untuk menenangkan gadis tersebut. Pelukan eratnya dibalas oleh Flora yang kini menangis di pundak Adel. Adel mengusap lembut kepala Flora, ia tak tega melihat sahabatnya hingga menangis seperti itu.

"Udah Flo udah…" ujar Adel sambil memeluk erat tubuh mungil Flora.
"Hiks… hiks… hiks…" Flora menangis tersedu-sedu dalam pelukan Adel.

Tubuh Flora yang mungil tenggelam di dalam pelukan Adel. Seragam sekolah yang ia kenakan sudah cukup basah akibat keringat dan air matanya sendiri. Adel melepaskan pelukannya dari Flora untuk sesaat, gadis itu memegang kedua pipi Flora dan menatap matanya lekat.

"Ada gw, gw janji bakal selalu ada buat lo… kita bisa lewatin semuanya bareng-bareng" ujar Adel pada Flora dengan senyumannya yang cool.
"Hiks… mm.. magaghwi ga (makasih ya)" ujar Flora dari balik isak tangisnya.

Adel mengambil tissue yang berada di samping mereka, ia mengusap kedua mata Flora dengan perlahan. Adel menyeka kepala Flora yang berkeringat, lalu turun menuju lehernya yang indah. Adel terus mengusap turun untuk menyeka keringat Flora, hingga sampai di bagian dada Flora yang tak dikancing. Gadis itu menyeka perlahan sambil menatap lekat mata Flora, wajah kedua gadis itu bersemu merah saat kedua pandangan mereka saling bertemu. Adel yang tersadar langsung mengalihkan pandangannya dan menyeka lendir di hidung Flora.

"Udah ya, tenang" ujar Adel kembali mengusap rambut Flora.

Perlahan wajah Adel mendekat ke arah Flora, membuat Flora amat terkejut. Namun Flora tak bergerak, ia menantikan langkah yang akan Adel ambil berikutnya. Dahi mereka bertemu, kedua mata kembali menatap. Senyuman tipis merekah di bibir mereka berdua, senyuman malu-malu yang begitu manis. Kedua insan itu menutup mata mereka bersamaan, hidung mereka saling bertemu hingga nafas mereka terasa di wajah masing-masing. Entah siapa yang memulai, namun kedua gadis itu mulai mendekatkan bibir mereka. Perlahan-lahan bibir mereka bersentuhan, bibir kenyal Flora dikecup oleh bibir tipis Adel. Ciuman terjadi di antara mereka berdua, ciuman lembut yang perlahan mulai intens.

"Mhhh…" nafas Flora memburu bersamaan dengan ciuman dari Adel yang semakin panas.

Selengkapnya hanya di Karyakarsa

One Shoot Collection.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang