Bestfriend (Jinan)

2.7K 21 0
                                    

aku adalah seorang mahasiswa yg berkuliah di salah satu Universitas di Jakarta. Aku memiliki seorang kekasih yg juga satu kampus denganku bernama Cindy Hapsari. Aku dan dia telah berpacaran selama 5 bulan lamanya. Aku dan Cindy bisa berpacaran karena sahabatnya memperkenalkanku padanya, sahabatnya yg bernama Jinan adalah teman sekelasku sewaktu SMA. Aku dan Cindy Hapsari saling mencintai satu sama lain, hubungan kami berjalan dengan sangat baik.

"Besok ya jam 9" kata Cindy padaku.

"Kenapa harus yg malem sih yang?" Tanyaku padanya, ia mengajakku untuk menonton sebuah film yg baru tayang di bioskop.

"Gapapa yang, nonton horror enak malem" balas Cindy padaku, kekasihku ini memang sangat menyukai horror.

"Yaudah deh aku ikut aja" balasku padanya, ia terlihat begitu senang.

"Oh iya, aku juga ajak Jinan. Kamu besok jemput dia ya baru jemput aku, kan kalian rumahnya searah." Kata Cindy padaku, aku mengangguk mengerti.

Aku dan Cindy memang sering mengajak Jinan, kami lebih seperti 3 orang sahabat dibandingkan sepasang kekasih. Kami sering kali jalan bertiga atau menghabiskan waktu bertiga, Cindy dan Jinan memang tidak bisa dipisahkan. Aku berpamitan pulang pada Cindy yg kini memasuki rumahnya.

"Nan, udah dikasih tau Cindy?" Tanyaku melalui sambungan telepon ketika mobilku sudah meninggalkan halaman rumah Cindy.

"Udaaaah, kenapa gak chat aja sih?" Jawabnya padaku.

"Gapapa siapa tau lu kangen sama gw" balasku padanya.

"Gak lah, ada ada aja lu..." balas Jinan padaku.

"Lagi ngapain Nan?" Tanyaku kembali padanya.

"Lagi mau main game tadi, lu baru pulang ya dari Cindy?" Tanyanya kembali padaku.

"Iya lagi di jalan." Jawabku.

"Yaudah hati-hati. Bye" Kata Jinan padaku.

"Iya, besok gw jemput, bye" balasku sebelum Jinan mematikan sambungan teleponnya.

_______________________________________

"Gw otw rumah lu" ku kirimkan sebuah pesan pada Jinan.

"Oke, tihati" balas Jinan padaku.

Aku mengambil kunci mobil setelah memastikan pakaianku sudah bagus, aku akan ngedate bersama kekasihku sehingga harus tampil dengan maksimal. Aku membawa baju ganti apabila ada masalah di jalan nantinya, untuk berjaga jaga. Aku memasuki mobil dan menyalakan mesin, beberapa saat kemudian menjalankannya menuju rumah Jinan. Perjalanan ke rumah Jinan ku lalui dengan lancar. Jalanan kota Jakarta hari ini sangat mendukungku untuk hari ini.

"Sayang jangan lupa ya jam 9" aku membaca sebuah chat dari cindy.

"Iya sayang, aku otw jemput Jinan sebentar lagi" balasku padanya.

Tak lama setelah itu, Mobilku berhenti di depan sebuah rumah yg cukup besar dan asri. Aku mengetuk pintu rumahnya dan di sambut oleh seorang asisten rumah tangga. Ia telah mengenalku dan mempersilahkanku masuk, aku memasuki rumah itu dan langsung naik lantai atas. Kamar Jinan berada di lantai 2, hanya ada kamarnya dan kamar mandi di lantai 2 rumahnya. Rumah Jinan selalu sepi karena kedua orang tuanya yg bekerja, ibunya seorang wanita karir yg bekerja sampai malam dan hanya pulang untuk tidur, sedangkan ayahnya adalah kepala cabang sebuah perusahaan besar di luar kota. Jinan adalah anak semata wayang sehingga dirumah ini hanya ada dia seorang setiap harinya.

"Depan kamar." Aku mengirimkan sebuah chat padanya.

"Masuk" balasnya padaku.

Aku dan Jinan adalah teman sejak SMA, bermula dari kerja kelompok suatu mata pelajaran. Jinan yg dibully di sekolah tidak mendapatkan kelompok sama sekali. Aku tak tega melihatnya dan memutuskan untuk membuat kelompok 2 orang bersama Jinan. Ia mengajakku mengerjakan tugas di rumahnya yg tak jauh dari SMA kami. Dari situlah persahabatan kami tercipta. Aku menjadi sering kerumah Jinan setelah waktu itu, sampai akhirnya rumah Jinan sering jadi tempat singgahku ketika masa sekolah dulu.

One Shoot Collection.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang