Hari ini pertama kalinya Yuju kuliah dengan versi baru dari dirinya sendiri—rambut pendek sebahu and more positive vibes. Pokoknya mulai detik ini Yuju pengen jadi orang yang selalu happy dan optimis, dia nggak mau terus-terusan terpuruk.
Apa yang terjadi di hidupnya kemarin-kemarin, biar semuanya berlalu. Yuju bakal memulai hidupnya yang baru dan ngejalanin hari-harinya dengan bahagia.
Sebelum berangkat kuliah, Yuju ngeluangin waktu buat touch-up senatural mungkin. Setelah yakin penampilannya udah rapi, Yuju turun ke bawah buat pamitan sama Bunda.
Bukan Bunda yang Yuju liat di dapur, tapi Jeka yang lagi makan sereal favorit Yuju dengan santainya. Cowok itu gak nyadar kalo sekarang Yuju lagi natap dia dengan tatapan membunuhnya.
"WOY BANGSAT SEREAL GUE ITUUUUU!" Teriak Yuju histeris.
Jeka tersentak pas denger teriakan Yuju, tapi untungnya dia nggak keselek. Cowok itu noleh terus nyengir lebar ke Yuju.
"Pagi toa, tumben cakep bener." Sapa Jeka, tanpa ngegubris masalah sereal Yuju yang dia makan tanpa izin.
"Bisa-bisanya lo masuk ke rumah gue terus makan sereal favorit gue tanpa izin," Yuju narik Jeka terus dia dorong. "Pergi lo!"
"Dih orang Bunda yang ngizinin, heboh lu." Cibir Jeka.
"TAPI GUE GAK NGIZININ YA ANJING, PERGI LO DARI RUMAH GUE!"
"Serius nih lo nyuruh gue pergi? Berarti lo ke kampus sendiri ya nyet."
"Bomat, gue bisa bareng Ayah. Udah sana lo pergi buruaaan," Yuju ngedorong badan Jeka, tapi cowok itu tetep stay di tempatnya berdiri.
"Aduuuh ada apasih ini pagi-pagi udah ribut aja?" Tanya Bunda yang baru muncul dari arah ruang keluarga.
Yuju nunjuk Jeka, "Ini nih Bun si Jeka, main nyelonong masuk terus makan sereal aku tanpa izin, udah kek maling aja."
"Tadi Bunda yang izinin. Lagian serealnya masih ada, kamu bisa bikin lagi. Jangan pelit gitu."
"Kan, apa kata gue, Bunda udah ngizinin wleee," cibir Jeka. "Emang pelit banget Yuju tuh Bun, Jeka sampe diusir juga tadi." Adunya ke Bunda.
Jeka tuh deket banget sama keluarganya Yuju terutama Bunda, saking deketnya dia manggil Bunda dengan sebutan 'Bunda' alih-alih 'Tante'. Dia juga kadang suka manja ke Bunda dan ngaduin Yuju kalo cewek itu macem-macem, udah berasa Bundanya sendiri.
Bunda juga nganggep Jeka sebagai anaknya, cowok itu dibebasin keluar-masuk rumah Yuju buat makan ataupun nginep. Bahkan Bunda sering beliin hadiah buat Jeka sampe Yuju berasa jadi anak tiri.
"Ck diem lo bangsat, gausah aduan. Sana pergi, gue muak ngeliat muka lo!" Usir Yuju untuk yang kesekian kalinya.
"Yuju mulutnya ya, gaboleh ngomong kasar kaya gitu. Jeka kesini mau ngejemput kamu berangkat kuliah bareng lho, masa di usir? Nanti kamu berangkatnya sama siapa coba? Mau jalan kaki?" Omel Bunda.
"Sama Ayah dong, yakali aku jalan kaki."
"Ayah udah berangkat dari subuh, ada dinas keluar kota. Jadi kamu berangkat sama Jeka, kecuali kalo mau jalan kaki."
"Denger tuh, yakin masih mau ngusir gue?" Kata Jeka dengan muka tengilnya, bikin Yuju tambah kesel.
"Hhh yaudah-yaudah, Yuju pergi sama Jeka. Pamit Bun," Yuju salim ke Bunda, abis itu Jeka juga ngikut salim.
"Langsung pergi nih? Nggak sarapan dulu?"
"Gausah, entar aku makan di kampus." Jawab Yuju. "Ayo buruan sat," ajaknya ke Jeka sambil narik tas cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet & Sour✔
Fanfiction▪︎Asam-Manisnya hubungan persahabatan ala geng sembilan tujuh▪︎ Disclaimer : • Cerita sepenuhnya fiksi dari pikiran penulis, kesamaan dalam kehidupan nyata hanya kebetulan semata. • Idol Kpop hanya sebagai visualisasi pemeran di buku ini, tidak ada...