Bab 5

174 6 3
                                    

Arsya bingung dengan tatapan Farhan yang menurutnya aneh,begitu juga dengan yang lainnya.

"Lo harus kuat tanpa kita sya," ucap Farhan.

"Maksud Lo gue harus kuat apa?ngehadapin soal Erlan?" Jawab Arsya. Farhan mengangguk.

"Seminggu yang lalu gue mimpi aneh tapi bisa dibilang buruk soal kita berempat," ucap Farhan sambil lepaskan tangan nya dari bahu Arsya lalu menatap sahabatnya satu persatu.

"Sama gue juga bahkan kepikiran sampai sekarang," sahut Aksel.

"Emang Lo berdua mimpi apa sih bisa sama pada mimpi buruk,kok gue enggak," tambah Dito.

"Yaudah jangan dipikirin itu cuma mimpi buruk semoga aja gak terjadi," ucap Arsya.

"Kalo seandainya terjadi gimana sya," jawab Farhan.

"Sudah takdir," jawab Arsya.

"Udah-udah ini udah malem mending kita pulang besok pada sekolah," ucap Aksel. Mereka pun akhirnya pamit pulang karena sudah malam.

Arsya menghantarkan mereka sampai teras rumah Aksel pulang dengan Dito menggunakan mobil Dito dan sudah duluan pergi sedangkan Farhan tengah menyalakan mesin motornya.

"Arsya," panggil Farhan saat sedang ingin memakai helm.

"Kenapa," jawab Arsya.

"Jangan terlalu dipikirin soal tadi,tapi satu hal yang perlu Lo inget apapun pilihan Bella nanti nya Lo harus ikhlas tapi gue yakin Bella bakal pilih Lo dibanding Erlan, satu lagi gue dan yang lain selalu ada disisi Lo disaat Lo nanti kesepian masih ada kita gue bakal jemput Lo suatu saat nanti," ucap Farhan lalu pamit dan melajukan motornya meninggalkan rumah Arsya. Arsya terdiam mendengar ucapan Farhan barusan.

Sementara di sebuah balkon Bella tengah duduk di sofa kecil sambil menatap langit malam yang indah berserta bintang di atas sana, tiba-tiba ponsel yang ada di genggaman tangan nya berdering. Bella melihat layar itu terlihat nama Erlan, dengan cepat Bella pun mengangkat nya.

"Ada apa?" Suara Bella sedikit lemas karena ia sambil membuang nafasnya.

"Tahun baru nanti kamu mau ke Moskow?aku kangen banget,"

"Gak bisa lan, nanti aku ada acara di Bandung," jawab Bella.

"Sama orang Jerman itu?"

"Enggak,aku berdua sama Kevin papa minta aku datang kesana cuma buat perwakilan gantiin papa ketemu sama kliennya disana," jawab Bella.

"Ohh kirain,ehiya kamu suka hadiah dari aku,"

"Suka, hoodie nya bagus,"

"Sayang,aku kasih kamu diary aku, karena kamu kepengen menjadi seorang penulis jadi kamu bisa nulis cerita tentang aku,semua tentang aku udah aku tulis di diary itu tinggal kamu bikin biar jadi tulisan yang menarik dan bisa jadi novel nanti nya,"

"Akan aku buat,tapi agak lama buat selesai semua nya lan,"

"yes,I know and I'm waiting if you've written everything, oh yeah one more thing if something is missing you can tell me," ucap Erlan.

"Oke, ada lagi?aku mau istirahat disini udah malam," jawab Bella.

"Gak ada,yaudah kalo gitu aku tutup bye,"

Bella menutup panggilan telepon tersebut dan masuk ke dalam kamar menutup pintu balkon lalu tidur di kasurnya menutup tubuh nya menggunakan selimut.

Di pagi hari nya Bella sudah siap dengan seragamnya tak lupa ia membawa tas nya lalu turun ke bawah untuk sarapan disana sudah ada mama papa nya dan juga Kevin yang sedang sarapan. Bella duduk di samping Kevin dan mengambil lauk nasi goreng ke piringnya.

"Kemarin kata bibi ada paket buat Bella dari siapa bel?" Tanya Arkan disela makannya.

"Dari Erlan," jawab Bella sambil melahap nasi gorengnya.

"Dia kasih kamu apa emangnya?" Kini giliran Sofia yang bertanya.

"Hoodie sama buku diary nya,kata nya suruh di jadi tulisan kaya novel gitu," jawab Bella. Arkan dan Sofia hanya tersenyum dan mengangguk saja.

"Oya papa mau kasih tau kamu waktu kamu ke Paris sama Arsya sebenarnya tempramental nya Erlan kumat dia suka menyiksa dirinya ketika dapat kabar kalo kamu liburan ke Paris sama Arsya," ucap Arkan. Bella menghentikan makan nya lalu menatap papa nya dengan heran.

"Erlan tau aku kesana dari mana pa?" Bukan nya menjawab justru Bella malah balik bertanya.

"Dari Daniel sekretaris kamu di Dubai," jawab Arkan. Bella mempunyai sebuah perusahaan besar di Dubai dan perusahaan itu memang sudah jatuh ke tangan Bella jadi Bella yang saat ini megang kekuasaan atas perusaan itu, sedangkan Kevin ia hanya megang kantor cabang yang ada di Jerman.

Bella mengusap wajahnya kasar ia lupa memberi tau sekretaris nya itu kalau jangan sampai Erlan tau kalau ia waktu itu liburan ke Paris.

"Tapi kata mama nya tidak apa keadaannya sudah jauh lebih baik," sahut Sofia.

Bella bernafas lega mendengarnya.

"Yaudah kalo gitu Bella berangkat dulu," pamit Bella sambil mencium tangan kedua orang tuanya. Sekarang hanya tersisa Kevin ia masih menikmati sarapannya.

"Vin kok kamu belum berangkat?" Tanya Arkan.

"Nanti kamu telat loh Vin," sambung Sofia. Kevin pun menyelesaikan sarapannya dan tak lupa pamit.

Bella telah sampai di sekolahnya berjalan menuju koridor kelas, namun saat ingin sampai di dekat kelasnya seseorang memanggilnya.

"Bella," teriak seseorang cowok dengan berpakaian rapih sambil membawa tas, berlari kecil menghampiri nya. Bella menoleh ke sumber suara ternyata yang memanggilnya adalah Jordan si ketua OSIS yang sebentar lagi akan pensiun.

"Ada apa?" Jawab Bella. Jordan mengeluarkan sebuah amplop map coklat pada Bella dari tasnya lalu memberikan kepadanya.

"Itu surat lamaran kerja gue, gue boleh kan kerja di kantor perusahaan Lo," ucap Jordan. Ya Bella kini tengah membuka lowongan pekerjaan pada semua murid sekolahnya khususnya kelas 12 dan Jordan langsung mendaftarkan diri nya.

Jordan adalah orang dari keluarga yang sederhana dan sebagai anak tunggal ia harus bekerja.

"Oke,nanti gue liat dulu dan kalo udah gue bakal hubungin Lo,tapi keluarga Lo yakin, dengan syarat Lo harus menetap di Jerman?" Jawab Bella. Jordan tersenyum.

"Gue yakin,dimana pun Lo tempati gue entah itu di tempat Lo apa di teman Kevin gue siap,asalkan keluarga gue gak kelaparan," kata Jordan yakin.

"Oke,nanti gue diskusi dulu sama papa, makasih ya," jawab Bella. Bella pun langsung masuk ke kelasnya begitu juga dengan Jordan yang pergi kembali ke kelasnya ia berharap Jordan dapat di terima bekerja di perusahaan milik keluarga Stewart.

Sebuah perusahaan terbesar di dunia siapa yang tidak ingin bekerja disana dan di kesempatan kali ini Jordan akan terus berusaha untuk bergabung di perusahaan itu.








Vote.....

ISABELLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang