Bab 26

89 0 0
                                    

Dua bulan kemudian Bella sudah sembuh dari sakit nya dan kini ia kembali beraktivitas lagi seperti kuliah dan juga kerja. Walaupun Bella mengerjakan pekerjaan nya di rumah Arsya sambil merawat Arsya.

Padahal Arsya sudah sering mengatakan pada Bella tidak perlu untuk sambil mengerjakan pekerjaan kantornya di rumah Arsya,tetapi Bella tidak mau mendengar.

Di bulan Oktober ini banyak teror yang menghantui rumah Arsya salah satu nya ada sebuah surat yang mengancamnya dan juga beberapa surat yang mengatakan kalau ia adalah seorang pembunuh.

Arsya lebih memilih diam ia tahu siapa yang teror ia selama dua bulan ini,siapa lagi kalau bukan Daniel sekretaris Bella. Arsya juga tidak menceritakan tentang teror itu Arsya dan keluarga nya memilih untuk merahasiakan hal ini pada keluarga Bella.

Dan sekarang di tangan Arsya ada sebuah surat dari peneror itu yaitu berisi 'PEMBUNUH,KAU TELAH MERUSAK SEMUA NYA,MATI SAJA!!' kira-kira seperti tulisan yang ada di atas kertas itu. Arsya menyobek kertas itu lalu lempar ke tempat sampah.

Sudah beberapa kali ini Arsya selalu di sangka sebagai pembunuh, padahal Erlan murni karena sakit.

Pikiran dan mental Arsya mulai terganggu dengan ada nya teror itu ia selalu merasa bersalah padahal tidak. Dan kondisi kesehatan Arsya saat ini mulai menurun.

****

Sementara di tempat lain Bella baru saja kelar rapat, hari ini sangat melelahkan bagi Bella. Hingga Bella lupa harus pergi ke rumah Arsya,ia pun segera mengambil tas nya dan pergi meninggalkan kantor.

Saat beberapa jam akhirnya Bella sampai di tempat tujuannya ia langsung menuju kamar Arsya ketika tadi ia sudah bertemu dengan mama nya Arsya.

Ketika Bella membuka pintu kamar Arsya Bella dan masuk ke dalam Arsya sedang duduk di kasur sambil bersandaran mata nya menatap tv yang sedang menyala. Bella langsung menghampiri Arsya dan duduk di dekatnya.

Baru kali ini Bella melihat wajah kekasihnya tampak pucat dan Arsya seperti orang tidak bersemangat ketika Bella datang.

"Kamu kenapa?kenapa muka nya pucat gini?ada yang sakit?"tanya bella dengan lembut sambil mengusap kepala Arsya. Mata itu menatap mata Bella dengan senduh. Ingin rasa nya Arsya mengatakan yang sebenarnya pada Bella tapi tidak bisa ia tidak ingin memperpanjang masalah.

"Gapapa,kamu habis dari kantor apa kampus," jawab Arsya mengalihkan pembicaraan.

"Dari kantor," ucap Bella. Arsya tersenyum.

"Oya aku mau kasih tau kamu,aku baru dapat kabar dari mama kalau papa sakit dan sekarang dia di rawat di rumah sakit Dubai,rencananya dua hari lagi aku mau kesana,kamu izinin gak?" Ucap Bella. Arkan dan Sofia memang sedang berada di Dubai saat ini dan Bella mendapatkan kabar bawah papa nya masuk rumah sakit.

"Boleh sayang,kamu gak perlu minta izin sama aku juga gapapa bel," jawab Arsya.

"Ya tapi kan gak enak,takutnya kamu nyariin kaya waktu itu lagi," ucap Bella. Mereka berdua saling tersenyum.

"Semalem aku mimpi Farhan," ucap Arsya.

"Mimpi apa,tumben banget kamu mimpi dia," jawab Bella penasaran.

"Hmm.... mimpinya dia datang,dia bilang kalo sekarang mereka kesepian gak ada aku,sayang maksudnya apa ya bilang begitu," ucap Arsya.

Bella terpaku diam, seolah-olah akan terjadi sesuatu pada Arsya nanti nya dan entah kenapa hati nya saat ini sangat berat meninggalkan Arsya ke Dubai.

"Hmm..kaya nya aku gak jadi deh ke Dubai," ucap Bella sambil mengalihkan pembicaraan.

"Loh kenapa? Papa kamu kan lagi sakit,masa kamu gak mau jenguk dia," jawab Arsya.

****

Hari ini Kevin sedang berjalan menulusuri kota Berlin sambil berjalan tak sengaja ia menabrak seorang pria yang sepertinya sepantaran dengannya.

"Sorry i don't know," ucap Kevin. Pria itu merapihkan bunga yang tak sengaja jatuh tadi begitu juga dengan Kevin yang membantu nya.

Pria dengan rahang tegas,wajah tampan,hidung mancung,mata berwarna hazel,dan alis tebal itu menatap tas punggung Kevin yang ada bendera Indonesia itu.

"Kau dari Indonesia?" Ucap pria asing itu. Setelah selesai membereskan bunga yang dibawa nya. Kevin menatap pria yang tak di kenal nya ini,kenapa dia tau kalau Kevin dari Indonesia.

"Iya,why?" Jawab Kevin agak sedikit kaku. Pria itu tersenyum sambil memberikan tangannya untuk berjabat tangan, Kevin menerima jabatan tangan itu sambil mengingat-ingat tatapan mata yang tajam ini mengingatkan Kevin pada sosok Erlan yang telah tiada.

"Xavier Joseon,kau siapa" ucap pria yang bernama Xavier itu. Kevin melepaskan tangannya ketika mendengar nama belakang Xavier.

"Kevin Stewart," jawab Kevin. Xavier hanya tersenyum mendengar nama belakang Kevin dia tau kini di hadapannya siapa.

"Gue sepupu nya Erlan, Lo Kevin kakak nya Bella kan," ucap Xavier.

"Iya bener, Lo sepupu nya Erlan pantesan mata lu mirip banget kaya Erlan". Jawab Kevin. Xavier hanya tertawa kecil.

"Oya,Lo tinggal disini?" Tanya Xavier.

"Iya gue kuliah disini,hmm...er gue harus pergi dulu duluan ya," ucap Kevin yang pergi. Xavier menatap kepergian Kevin yang sudah menjauh,namun dibalik itu Xavier tersenyum dan di dalam hatinya ia berkata.

"Gue bakalan menjalankan amanah Erlan buat Bella jadi suka sama gue,ya sebenernya gue udah dari dulu suka tapi gak adalah salahnya kan. Lagian Erlan udah mati dan gak akan hidup lagi, jadi jalan gue buat dapetin Bella aman,cuma gue harus nyikirin Arsya dulu. Kalian liat aja Xavier akan lebih kejam dibanding Erlan," ucap Xavier dalam hati. Lalu ia melanjutkan perjalanan lagi.

Bersambung.......

Menurut kalian episode kali ini gimana???

ISABELLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang