Arsya sudah mengetahui kabar bahwa saat ini Bella di rawat di rumah sakit karena paru-paru nya, hal ini membuat Arsya tak enak hati dengan kekasihnya itu. Pasti Bella bisa seperti ini karena selalu merawat diri nya mulai dari tiap pulang sekolah dan kerja Bella selalu sempatkan waktu nya untuk datang ke rumah dan sampai Bella sendiri lupa dengan kata istirahat di dalam hidupnya.
Besok pagi ia akan pergi kesana menjenguk Bella karena ia ingin melihat Bella dan meminta maaf kepada nya.
Lina datang menghampiri putra nya itu yang sedang menatap ke arah kolam renang, Lina duduk di kursi yang tersedia disana.
"Arsya mama tau apa yang kamu pikirkan," ucap Lina.
"Bella sakit gara-gara Arsya ma, Arsya terlalu ngerepotin dia," jawab Arsya.
"Sayang,jangan bicara seperti itu ya mungkin Bella memang kurang menjaga kesehatan nya jangan menyalahkan diri sendiri," ucap Lina dengan lembut.
"Mama besok mau kan temenin aku?" Tanya Arsya.
"Iya besok mama temenin sama bang Angga juga kak Anita gak bisa ikut soalnya mau temenin Syifa ke sekolah," jawab Lina. Arsya hanya tersenyum.
"Yaudah kalo gitu mama mau masak dulu untuk makan siang kamu mau disini atau mau ke dalam," tambah Lina.
"Aku mau masih disini," jawab Arsya. Lina mengangguk dan pergi dari hadapan putra nya.
Arsya menatap kepergian mama nya ia pun membuang nafasnya sambil menatap langit yang hari ini sedikit cerah. Tiba-tiba ponselnya berdering ada nomor yang tidak ia kenali segera ia pun mengangkat nya.
"Hallo,maaf ini siapa,"
".........."
"Oh Daniel anda sekretaris Bella kan,saya kira siapa, ada apa ya,"
"...."
"Maksud nya apa?kenapa kamu salahkan saya,"
"......."
"Jangan bercanda kamu,"
"....." Arsya membulatkan matanya langsung ia menutup panggilan telepon tersebut tubuhnya pun bergetar mendengar apa yang dikatakan oleh Daniel barusan. Dan tiba-tiba langit menjadi mendung seperti ingin turun hujan, Arsya berteriak memangil pembantu nya dan segera sang pembantu itu datang dan membantu Arsya masuk ke dalam rumah.
***
Di rumah sakit kini Arkan dan Sofia sedang menemani Bella di rumah sakit ada kabar duka yang baru saja Arkan dapatkan dari Regan bahwa Erlan telah meninggal. Hal ini membuat Bella sedih air mata nya sejak tadi terus keluar ia sangat menyesal karena waktu itu sebelum ia sakit pernah memarahi Erlan bahkan membentak Erlan dengan sangat kencang bukan hanya itu, Bella juga sangat menyesal atas sikapnya kepada Erlan dan kini ia menanggung semua nya. Pasti disana Renata dan Regan sangat berduka atas meninggalnya putra satu-satunya mereka.
"Bella sudah nak,ini bukan salah kamu juga,"ucap Sofia menenangkan putrinya itu.
"Sebentar lagi opa bakalan salahin aku ma, karena aku gak pernah perhatian sama Erlan," jawab Bella dengan terisak.
"Bella kamu tidak boleh berbicara seperti itu nak mungkin ini memang sudah takdir Erlan," ucap Sofia. Bella membuang nafasnya pikiran nya saat ini sedang kacau Arkan dan Sofia saling bertatapan mereka bingung harus bagaimana lagi.
***
Keesokan hari nya Arsya datang ke rumah sakit bersama mama nya dan juga Angga untuk menjenguk Bella. Saat sampai di depan pintu kamar inap Bella Lina membuka pintu tersebut dan ...."Hey, akhirnya kalian datang juga mari silahkan masuk," ucap Sofia ketika menyambut kedatangan Arsya dan keluarga nya. Lina masuk dan di ikuti oleh Angga yang sambil mendorong kursi roda Arsya.
Arsya melihat kondisi Bella ya walaupun Bella agak sedikit kurus tapi ia masih mengeluarkan senyumnya yang pasti yang di rasakan nya sangat sakit.
"Bella bagaimana kondisi kamu nak?,"tanya Lina sambil mengusap kepala Bella dengan lembut.
"Udah jauh lebih baik Tante,makasih udah mau datang," jawab Bella sambil tersenyum lalu mata nya menatap Arsya yang masih terdiam sambil menundukkan kepalanya pasti sekarang Arsya sedang berpikir aneh. Sofia memberi kode pada Lina untuk membiarkan Arsya dan bella berdua.
"Arsya mama sama Tante Sofia keluar dulu ya,seperti nya kalian perlu waktu berdua," ucap Lina di angguki oleh Arsya. Sofia,Lina,dan juga Angga keluar dari kamar inap.
Arsya yang tadi menundukkan kepalanya lalu ia mengangkat kepalanya menatap Bella yang juga menatapnya.
"Bella,maaf buat semua nya," ucap Arsya. Bella membuang nafasnya lalu ia bangun dari tempat tidurnya mendorong kursi roda Arsya ke arah sofa dan Bella duduk di sofa.
"Udah gapapa,gak perlu disalahkan juga paling bentar lagi juga aku sembuh," jawab bella sambil menggenggam tangan Arsya.
"T-ttapi kamu sakit gara-gara aku, seharusnya kamu gak perlu kaya gini ngerawat aku masih ada keluarga aku Bella,dan seharusnya kamu fokus kuliah dan kerja," ucap Arsya.
"Arsya,udah ya jangan dibahas lagi aku gapapa i'am fine," jawab Bella sambil tersenyum.
"Aku semakin bersalah sama kamu Bella, pertama aku udah ngerusak perjodohan kamu sama Erlan,kedua aku udah buat kamu sakit dan dirawat dirumah sakit,terus ketiga aku yang bikin Erlan meninggal," ucap Arsya. Bella mengerutkan keningnya dengan kata terakhir yang Arsya katakan.
"Siapa yang bilang kamu penyebab Erlan meninggal Arsya?" Tanya Bella dengan nada bicara yang tidak seperti biasanya.
"Daniel sekretaris kamu," jawab Arsya dengan pelan namun masih terdengar oleh Bella.
Bella akan menghubungi Daniel setelah ini dan akan berbicara dengan sekretaris nya itu,kenapa dia menuduh Arsya yang telah menyebabkan Erlan meninggal.
****
Di negara lain, Kevin baru saja memasukan botol bekas minuman ke tempat sampah ada seseorang yang memanggil nama nya membuat Kevin menoleh kebelakang, ternyata seorang laki-laki sepantaran dengannya.
"Kevin," ucap laki-laki itu. Membuat Kevin menoleh ternyata adalah Vano sepupunya. Kevin tinggal di Jerman tidak sendiri ia bersama sepupu nya yang juga sepupuan dengan Bella yaitu Vano.
"Gimana keadaan Bella sekarang udah sembuh belum?" Tanya Vano. Mereka berbicara sambil jalan.
"Belum,tapi tadi kata papa dua hari lagi dia udah boleh pulang dari rumah sakit,kenapa?" Jawab Kevin. Vano membenarkan topinya.
"Gapapa,cuma khawatir aja" ucap Vano diangguki oleh Kevin.
"Vin,menurut Lo hubungan Bella dan Arsya bakalan di restui gak ya sama opa? keliatannya semenjak Erlan meninggal opa kaya tambah benci banget sama Arsya ya walaupun mereka belum pernah ketemu," ucap Vano.
"Gue gak tau, Van Lo mau tau sesuatu?" Jawab Kevin mereka yang tadinya sedang berjalan tiba-tiba berhenti. Vano menatap Kevin.
"Apa," jawab Vano.
"Kita ngobrol di apartemen jangan disini," ucap Kevin berjalan menuju parkiran diikuti oleh Vano dibelakangnya.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
ISABELLA (END)
General FictionIsabella Stewart seorang gadis yang cantik dan juga ramah yang memiliki segalanya yang ia punya yaitu, kekayaan yang tak ada habisnya dan juga kekasihnya orang yang selalu ada di sampingnya. Isabella orang-orang biasa memanggilnya Bella berasal dar...