Part 01

18.9K 961 17
                                    


FOLLOW SEBELUM MEMBACA!

Crita ini hasil kolaborasi aku dan Melasepti__ Melasepti__
Melasepti__

Happy Reading!

Tandai typo!

☆☆☆

Nazma Cahya Almasjidi, gadis dengan seragam khas anak SMK Negeri 10 Yogyakarta, bergerak mengayuh sepedanya dengan penuh semangat untuk menuju ke sekolah.

Jarak antara rumah dan sekolahnya cukup jauh, butuh waktu sekitar 15 menit untuk ia sampai di gedung tempat menimba ilmu itu.

Sembari bersenandung salawat dengan pelan, gadis itu terus menggerakkan kakinya sekuat tenaga.

Sepeda sederhana yang dibelikan oleh kedua orang tuanya, sebagai hadiah atas keberhasilan Nazma menjadi juara dalam olimpiade yang sempat ia ikuti dua tahun silam.

Di tengah fokusnya Nazma mengontel sepeda, ia terkejut saat sebuah mobil menabraknya dari belakang dan membuatnya jatuh terjerembab bersama sepedanya.

"Awss, sakit," ringis Nazma seraya memegangi lutut dan sikunya.

Jalanan yang sepi, membuat Nazma tak kunjung mendapat pertolongan. Gadis itu menoleh saat salah satu pintu mobil yang menabraknya tadi terbuka.

Tampak sosok pemuda tampan dengan almamater khas mahasiswa sebuah Universitas ternama. Dari penampilannya, Nazma mengambil kesimpulan jika laki-laki itu berasal dari keluarga berada.

Nazma diam menunduk dan terus meringis, saat nyeri di siku dan lututnya semakin terasa.

Tak lama, sepasang kaki bersepatu, berdiri di hadapannya. Lalu, sepasang tangan mengambil sepedanya dan membuatnya kembali berdiri dengan standar.

"Maaf," ucap orang itu dengan suara beratnya.

Nazma hanya mengangguk pelan, berharap cowok itu akan membantunya berdiri. Bukan karena ia murahan, namun kakinya benar-benar terasa sakit.

Tetapi, harapan tinggal harapan, bukan membantunya berdiri, cowok itu justru berlalu masuk ke mobil dan pergi meninggalkannya begitu saja.

Nazma sempat dibuat melongo, namun setelahnya ia hanya mampu menghela nafas pasrah dan bangkit berdiri dengan sedikit kesulitan.

"Bukannya bantuin," batin nazma.

Nazma melanjutkan perjalanan, menuntun sepedanya menuju ke sekolah dengan kaki yang dipaksakan berjalan.

Jam menunjukan pukul 6.45, itu berarti 15 menit lagi bel berbunyi, sedangkan Nazma masih jauh dari sekolah. Ia pun mempercepat langkah kakinya agar tidak terlambat dan mendapatkan hukuman.

Namun naas keadaan tidak berpihak kepada Nazma, gerbang sekolah sudah ditutup rapat oleh penjaga sekolah saat ia sampai di depan gedung bertingkat itu.

"Ya ampun bagaimana ini, kalau balik lagi pasti aku ditanyain sama Bunda," gerutu Nazma.

Akhirnya, dengan keberanianya Nazma menghampiri satpam yang menjaga gerbang sekolah.

"Pak!" teriak nazma kepada satpam yang tengah berada di pos.

Satpam tersebut menghampiri Nazma. "Wah, si eneng kenapa bisa telat, Neng?" ucap satpam tersebut kepada Nazma, yang kebetulan satpam tersebut sudah mengenal Nazma.

Gus Kutub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang