Part 33

7.5K 505 6
                                    

Happy reading!!

Tandai typo!!

***

"Mas Nizam!"

Nizam menoleh dan tersenyum. Ia merentangkan tangan, meminta Nazma untuk mendekat dan memeluknya.

"Kamu enggak apa-apa, sayang?" Nizam mencium pelipis Nazma berulang kali, menyalurkan kekhawatirannya.

Nazma tersenyum, melepas pelukan mereka dan mengangguk.

"Alhamdulillah, Mas takut, Dek," desah Nizam lega, meski ia masih khawatir saat menyadari jika tangan istrinya terpasang infus yang botolnya dipegangi oleh Bundanya.

"Tadi cuma sempat pingsan aja, Zam," kata Indri ikut tersenyum menatap interaksi keduanya.

"Selamat," ucap Nazma tiba-tiba, membuat Nizam mengernyit heran.

Bagaimana tidak heran, di saat dia sakit, istrinya itu justru mengucapkan selamat.

"Kok selamat? Bibirmu typo, Dek?"

Semua sontak tertawa mendengar ucapan ngawur dari Nizam.

Nazma juga ikut tertawa pelan, sebelum meraih tangan Nizam untuk menempel di perutnya.

"Sebentar lagi jadi Ayah."

Nizam mengerjapkan matanya berulang kali. "Ma-maksudnya? Kamu ...."

Nazma hanya mengangguk, membuat Nizam tersenyum haru, bahkan matanya sampai berkaca-kaca.

"Ya Allah, Dek. Akh--aw!"

"Ish, Mas. Sudah tiduran aja, enggak usah banyak gerak," tegur Nazma saat Nizam kesakitan karena berusaha bangkit dari rebahannya.

"Mau peluk, Dek ...," rengek Nizam memelas.

"Malu," cicitnya pelan.

Semua orang tertawa melihat tingkah keduanya. "Ya udah, kita makan dulu, yuk. Pada laparkan?" Ucap Indri yang sangat tau dengan perilaku keduanya.

Semua mengangguk dan segera keluar dari kamar inap Nizam. Ya, setelah dioperasi Nizam langsung dipindahkan kekamar inap karna ruangan operasi akan digunakan.

"Duduk, sini," titah Nizam pada Nazma, Nazma mengangguk dan bangkit dari kursi rodanya dan memegang botol infusanya.

Setelah Nazma duduk dibrangkar Nizam, ia langsung mencium wajah Nazma dan perutnya.

Lalu ia memeluk Nazma erat. "Kangen," rengeknya dibalas kekehan oleh Nazma.

"Sama," Nazma menyenderkan kepalanya dibahu Nizam yang tengah memeluknya dari samping.

Nizam mengelus perut Nazma lembut. "Baik-baik didalam perut, umah, sayang." Lalu Nizam mencium kening Nazma lama, menyalurkan kerinduanya.

Walaupun terpisah sebentar rasanya benar-benar rindu dengan orang yang kita sayangi. Ygy?😂

"Mas udah makan?"

Nizam menggeleng, lalu Nazma mengambil nampan yang berisi makanan.

"Makan dulu, Mas."

"Suapin ya," rengeknya seperti anak kecil.

Mau tidak mau, Nazma segera meraih sepiring makanan di atas meja dan mulai menyuapi Nizam. Karena jika tidak, Nazma tahu laki-laki itu akan terus merengek.

Gus Kutub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang