Part 19

7.5K 514 2
                                    

Happy reading!

Vote jangan lupa!

***

Sebagai tanda syukur atas kesembuhan Nazma, sekaligus membicarakan perihal rencana pernikahannya bersama Nizam, keluarga Nazma menggelar acara syukuran kecil di rumah mereka.

Tidak banyak yang diundang, hanya ada beberapa tetangga, keluarga dan keluarga Nizam tentunya.

Dengan posisi duduk melingkar di karpet yang digelar di ruang tamu, sudah terdapat berbagai macam makanan di tengah mereka sebagai hidangan.

Nizam duduk di tengah antara Nazma dan Azam. Dengan memberi sedikit jarak pada calon istrinya, mereka mengobrol kecil, sambil mendengar obrolan para tetua.

"Jadi, yang mau nikah Nizam atau Azam dulu?" goda Darmono pada calon menantunya.

Nizam terkekeh pelan. "Nizam terserah Abi aja, Yah."

"Ya ampun, Zam. Pasrah banget kayaknya. Memang mau dilangkahin adiknya, gitu?" Indri ikut terkekeh heran akan jawaban calon menantunya.

Nizam tersenyum, melirik Nazma yang hanya diam. "Kalau Nazma siap, besok juga bisa ijab kabulnya."

Nazma yang sedari tadi hanya diam, memukul Nizam dengan bantal pelan. "Awsh, sakit dek." Ringis Nizam.

Semua orang tertawa dengan tingkah mereka berdua. "Nizam dulu aja ya, dek. Syifa juga kan belum memberi jawaban." Tutur Abdullah.

"Azam mah kapan aja, bi. Besok juga bisa asalkan ada calonnya mah," canda Azam.

"Menikah itu bukan perihal cepat-cepatan. Menikah itu perihal, dimana seseorang telah siap menjalankan sebuah tanggung jawab dalam berumah tangga, dan mental yang sudah siap dengan ujian dalam sebuah pernikahan" jelas Abdullah.

"Setuju," sontak Nazma berteriak dengan penjelasan Abdullah. Semua orang pun menatap Nazma dan tertawa melihat tingkahnya.

Indri terkekeh melihat putrinya itu. "Sepertinya Nazma sudah siap, zam." Goda Indri pada anaknya.

Nazma yang mendapat sasaran dari bundanya itu, menatap Indri kesal. "Bukan anaknya yang ngebet nikah. Tapi bundanya yang sepertinya ingin nikah lagi tu, yah." Goda Nazma balik seraya menatap ayahnya.

Sedangkan Darmono yang mendapat sasaran anaknya, hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Dibolehin nih?" Tanya Indri seraya tersenyum jahil pada anaknya itu.

"Ya jangan atuh, bunda mah ih." Sungut Nazma.

Semua orang tertawa melihat aksi ibu dan anak itu.

"Assalamualaikum," salam ustazd Syam dari arah pintu.

"Waalaikumsalam,"

"Sudah dulu ngobrolnya, ustazd Syam sudah datang." Ucap Darmono, lalu ia mempersilahkan ustazd Syam duduk ditempat yang sudah disiapkan.

Acara syukuran pun dimulai, mulai dari lantunan ayat suci  Al-Qur'an yang dibawakan oleh Nizam. Penyambutan dari orang tua Nazma, hingga do'a yang dibawakan oleh Ustazd Syam.

Semua rangkaian acara pun telah usai, sekarang waktu nya untuk menikmati hidangan yang disajikan oleh keluarga Nazma.

Semua tamu menikmati hidangan yang disajikan dan ngobrol-ngobrol kecil. Namun, ada beberapa tamu yang langsung pulang karna ada urusan.

Gus Kutub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang