Part 10

11.3K 655 1
                                    

Happy reading!!

Tandai typo!

☆☆☆

Hari ini adalah hari dimana Nizam akan melaksanakan wisuda kuliah S1 yang telah ia jalani sejak empat tahun ke belakang.

Ia sudah siap menggunakan batik coklat lengan panjang, dipadu dengan celana bahan hitam dan sepatu pantofel hitam. Ia akan menggunakan toganya saat sampai di kampusnya nanti.

"Kamu mau jemput Nazma dulu, Bang?"

Nizam menoleh ke arah Siti. "Iya, Umi. Ini Abang mau berangkat," katanya sambil menyalami tangan sang Ibu.

"Ya sudah, ajak adikmu juga. Enggak baik kalau belum sah sudah berduaan."

"Yok, Bang! Kita OTW," ajak Azam yang baru keluar kamar sudah siap dengan pakaiannya juga, kaos berlapis hem kotak-kotak yang tidak dikancing, dipadu dengan celana jeans coklat.

Mereka, pun pamit dengan Umi-Abinya, dan nanti mereka akan bertemu di kampus.

"Cie ... batiknya kembaran," goda Azam saat mereka sampai di pekarangan rumah Nazma, dan melihat gadis itu sudah siap menggunakan dress batik yang senada dengan atasan Nizam.

Pipi Nizam tampak bersemu, namun Azam tak menyadarinya, karena terlalu fokus menatap Nazma yang kini berjalan ke arah mobil mereka.

Nizam keluar dari dalam mobil, untuk membukakan pintu gadis itu. "Di belakang enggak apa-apa, kan?"

Nazma hanya mengangguk dan tersenyum malu, ia sempat terpesona melihat ketampanan Nizam yang berkali-kali lipat lebih terpancar dengan menggunakan kemeja batik itu.

"Kamu cantik," puji Nizam saat Nazma sudah duduk di kursinya, dan pria itu segera menutup pintu.

Mereka pun melanjutkan perjalanan nya menuju kampus Nizam.

"Kaki kamu udah enakan?" Tanya Nizam pada Nazma.

"Alhamdulillah udah,mas," Nizam pun mengangguk, lalu ia kembali fokus menyetir.

"Kak! Kenapa kakak mau si sama bang Nizam? Bang Nizam kan kaya kutub" Ucap Azam terkekeh.

Nizam yang sedang menyetir pun menoleh ke arah Azam tajam, lalu ia fokus kembali.

Nazma tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Azam. "Eum,,kenapa ya? Kakak juga ga tau zam," ucapnya sambil meledek Nizam, ia tau Nizam melirik nya dari kaca. Nizam yang sedang menyetir hanya memasang muka masam.

"Terpaksa ya kak?" Azam yang mengucapkan itu mendapat pukulan pelan dari Nizam.

"Awsh,,apaan si bang?" Ucapnya seraya tertawa melihat Abangnya itu.

"Sudah..sudah. Kakak mau sama Abang mu, karna ia tampan. Wajah dingin nya itu hilang malam itu." Ucap Nazma terkekeh pelan.

Sedangkan Nizam hanya menggelengkan kepala dengan penuturan Nazma yang memujinya, ia tau bukan itu jawaban dari hatinya, namun karna ada Azam, ia pasti mengatakanya agar adiknya itu puas.

Azam yang mendengar penuturan Nazma pun tertawa terbahak-bahak. "Cieee,,dibilang tamvan sama bidadari,"

"Udah ngeledek nya?" Tanya nya yang hendak turun dari mobil, karna mereka telah sampai dikampus Nizam.

Gus Kutub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang