Part 11

9.7K 603 3
                                    

Happy reading!

Tandai typo!

Yuk Ramaikan vote dan komen!😀

☆☆☆

Jika biasanya Nazma bangun saat waktu subuh, kali ini ia bangun saat matahari sudah bersinar. Karena ia sedang berhalangan, sehingga ia tidak perlu takut tertinggal waktu subuh.

Masih dengan wajah khas bangun tidur, ia mengenakan jilbab instan untuk turun ke lantai bawah.

"Baru bangun, tuan putri?" tanya seseorang dari arah sofa ruang tengah, membuat Nazma sontak menoleh dan melebarkan matanya.

"Mas Nizam?!" pekik Nazma sambil menutup wajahnya, membuat Nizam terkekeh.

"Kenapa? Kok ditutup gitu?" tanya Nizam tanpa mengalihkan pandangan dari gadisnya.

"Malu," cicit Nazma seraya melanjutkan langkahnya ke dapur, masih menutup wajahnya dengan jemari yang direnggangkan di bagian mata.

Nizam yang melihat tingkah Nazma hanya bisa mengelengkan kepala.

Nazma melihat bunda nya yang berada didapur. Ia pun menghampirinya.

"Bun, ko bunda ga bilang kalau ada Mas Nizam?" Tanyanya dengan mengerucutkan bibirnya.

Indri menanggapinya dengan kekehan. "Suruh siapa bangun siang, udah tau ada janji," ucapnya sedikit meledek.

Nazma mendengus kesal. "Udah lama atau barusan bun?" Tanyanya.

"Barusan, Uminya juga ikut cuman tadi izin ke toilet sebentar," Nazma hanya menganggukan kepalanya.

"Iya, Nak." Ucap seseorang yang baru saja keluar dari toilet, siapa lagi kalau bukan Umi Siti.

"Umii,"

Nazma menghampirinya dan menyalami punggung tangan Calon ibu mertuanya itu.

"Sudah, sana siap-siap. Udah ditungguin juga,," titah Indriana, Nazma pun mengangguk patuh kemudian meninggalkan dapur.

Ia pun menuju kamarnya dengan mengindip-indip agar Nizam tidak melihatnya.

Melihat Nizam yang tengah memainkan ponsel, ia pun berlari kecil menuju kamarnya.

"Huuuh, Untung saja dia tadi ngga ngeliat," gumanya.

Ia pun segera menuju kamar mandi dan siap-siap.

☆☆☆

Disisi lain,Nizam yang tengah memainkan ponsel, merasa ada yang berlari kecil. Ia pun menoleh ke belakang, ia mendapati Nazma yang tengah berlari menuju kamarnya.

Nizam pun terkekeh seraya menggelengkan kepala melihat tingkah lucu Nazma.

"Ada -ada saja,"

Dari arah dapur terlihat Indri dan Uminya tengah berjalan menuju ruang tengah, dengan Indri yang membawa nampan berisi minum dan camilan kecil.

"Silahkan, diminum dan dimakan seraya menunggu Nazma," ucap Indri kepada Nizam dan Uminya.

"Maaf jadi harus nunggu Nazma dulu," lanjutnya tak enak hati kepada Nizam dan Uminya.

"Tidak apa-apa,bun," ucap Siti, Indri pun menanggapinya dengan tersenyum.

Siti dan Indri sepakat, panggilan satu sama lain tidak dengan jeung, melainkan dengan panggilan seperti anak-anaknya.

Gus Kutub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang