Part 06

10K 696 4
                                    

Happy reading!!

☆☆☆

Nizam baru saja mendapatkan kabar duka dari salah satu keluarga anak santrinya, Ilham. Anak santri yang baru dijemput beberapa hari lalu karena Ibunya sakit, sekarang sudah harus kehilangan Ibu untuk selama-lamanya.

Nizam selaku pengurus pondok, diminta untuk mewakili yang lain taziah ke rumah duka sendirian, karena ustadz dan ustadzah lain sedang mengawasi ujian di pondok pesantren.

Nizam memarkirkan mobilnya di salah satu pekarangan rumah warga yang terdekat dengan rumah duka, karena di sana juga sudah lumayan banyak mobil-mobil lain berjajar.

"Aw!" pekik seseorang saat Nizam membuka pintu mobilnya dengan tatapan mengarah ke kursi samping kemudi untuk mengambil ponsel.

Nizam sontak menoleh dan mendapati seorang gadis tengah mengusap lengannya yang terkena pintu mobilnya.

"Maaf," katanya seraya keluar.

Gadis yang semula menunduk mengusap lengan, kini mendongak membuat tatapan mereka bertemu.

Nazma mendengus kesal melihat sosok jangkung di hadapannya. "Bapak lagi, Bapak lagi! Bapak itu doyan banget nabrak orang, ya?"

"Hust, Nazma. Enggak boleh teriak-teriak di depan orang, terlebih sedang dalam suasana duka," tegur Indri, ibu Nazma yang baru keluar dari dalam rumah dengan wajah sembab.

Nazma mengerucutkan bibirnya, lalu berjalan mendahului mereka untuk pergi ke rumah Ilham. Tadi ia pulang untuk membersihkan diri dan bersiap ke pemakaman.

"Maafkan anak saya ya, Nak." Indri tersenyum tak enak hati pada pemuda di hadapannya.

Nizam ikut tersenyum dan mengangguk pelan. "Saya yang salah karena sudah membuat dia terkena pintu mobil. Saya minta maaf," balas Nizam dengan sopan seraya menangkupkan tangannya di depan dada.

Indri mengangguk dan menepuk pelan lengan Nizam. "Mari."

Nizam pun mengangguk dan pergi ke rumah duka.

Pemakaman ibunda Ilham pun sedang berlangsung, Nizam menghampiri Ilham yang menatap nanar jenazah sang ibunda tercinta.

Kemudian ia memberikan sedikit pengertian kepada Ilham agar mengikhlaskan kepergian ibundanya. Ilham pun memeluk Nizam erat,menumpahkan segala kesedihan dipelukanya. Nizam tidak keberatan dengan perilaku Ilham, ia pun  membalas pelukanya tulus.

Nazma yang tak sengaja melihat mereka berpelukan pun menitihkan air matanya kembali. Ia kagum dengan sosok Nizam yang penyayang, tapi disisi lain ia tidak menyukai sifat nya yang dingin.

Tatapan mereka bertemu,namun Nazma segera membuang pandangan nya ke arah lain.

Pemakaman ibunda Ilham pun telah usai, semua orang pun sudah meninggalkan tempat pemakaman dan kembali ke rumah masing-masing.

Nizam yang masih dipemakaman pun melangkah menuju parkiran, saat berada diparkiran ia melihat Nazma yang sedang mencari seseorang.

Nizam pun menghampirinya. " cari siapa?"

Nazma diam tak bergeming melihat Nizam yang berada didepanya, namun ia pun menetralkan pikiranya.
"Eum bundaku," katanya.

"Disini sudah sepi, sepertinya bunda kamu tadi bareng sama Ilham," ujar Nizam.

Gus Kutub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang