Part 30

7.2K 449 4
                                    

Happy reading!😍

***

Saat ini, Nazma sedang menunggu suaminya keluar dari kamar. Selesai memasak, ia duduk di meja makan untuk  melakukan sarapan pagi bersama.

Pikiran Nazma melayang pada kejadian tempo hari, dimana kata-kata yang keluar dari mulut Hana selalu menari-nari di kepalanya.

Nazma menghela nafas, entah apa yang harus ia lakukan. Ia tidak mungkin melepaskan Nizam hanya untuk wanita semacam Hana. Nazma pikir, wanita itu hanya terobsesi pada suaminya.

Di tengah lamunan itu, ponsel Nazma berdering, muncul notifikasi pesan dari sebuah nomor yang tidak dikenal. Nazma bergegas membukanya, dan sedetik kemudian tubuhnya kembali menegang.

+62 ×××
TINGGALKAN NIZAM, ATAU KELUARGAMU DALAM BAHAYA

Nazma menelan ludah, kepalanya menggeleng, pandangannya kosong menatap layar ponsel itu.

"Hari ini masak apa, sayang?"

Mendengar suara Nizam yang mendekat, Nazma segera mengusap matanya yang basah, kemudian buru-buru menutup ponselnya.

Ia menoleh, lalu tersenyum dan mengambilkan makanan untuk suaminya.

"Mas mau makan pakai apa? Capcai, tumis kangkung, ayam kecap, ikan asin."

Bukan menjawab, Nizam justru menatap Nazma dalam. Ia menyadari suara Nazma yang tak biasa, dan raut wajahnya yang seperti murung penuh tekanan.

"Sayang."

"Hm?" Nazma masih berusaha mempertahankan senyumnya, meski kini Nizam menatapnya penuh intimidasi.

"Kalau ada masalah itu cerita, Dek. Ada Mas, jangan pendam semuanya sendiri. Mas bertanggung jawab atas kamu." Raut wajah Nizam berubah khawatir, ia mengusap lembut kepala istrinya.

Sudah sejak acara pernikahan Azam kala itu, Nazma selalu seperti ini. Lebih banyak diam murung, seringkali melamun, entah karena apa, ia belum tahu akar masalahnya.

Mungkin, setelah ini ia akan menemui Hana untuk bertanya perihal apa yang mereka bicarakan kala itu. Ia tidak ingin, masalah ini mendekam terlalu lama dalam rumah tangga mereka. Ia tidak ingin, Nazma terbebani dengan masalah yang sama sekali tidak ia ketahui ini.

"Ngga ada, Mas," katanya dengan menunjukan senyum yang dipaksakan.

Ia langsung mengambil lauk pauk untuk Nizam, tak lupa menyiapkan minumnya juga.

Nizam makan dengan perasaan yang tak tenang, ia selalu menatap wajah istrinya yang menurutnya aneh sejak kemarin.

Tak butuh waktu lama untuk Nizam menghabiskan sarapan paginya, ia langsung berpamitan pada Nazma yang tengah membersihkan piring kotor.

"Sayang, Mas pamit ya," ucap Nizam dibalas anggukan oleh Nazma. Tak lupa Nizam mencium kening Nazma dan langsung pergi meninggalkan pekarangan rumah.

Nazma melihat nanar mobil yang dikendarai Nizam, matanya sudah tak bisa menahan air mata yang sudah ditampung.

Huek huek huek

Nazma bergegas masuk kamar mandi. Perutnya tiba-tiba merasa mual dan kepalanya pusing. Ia rasa, ia masuk angin dan banyaknya pikiran.

Gus Kutub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang