Part 12

8.8K 599 8
                                    

Happy reading🤗

Jangan lupa pencet ☆ ya!!

***

Jika kemarin adalah acara wisuda Nizam, kali ini giliran Nazma yang akan melakukannya. Selesai menempuh pendidikan selama tiga tahun lamanya, akhirnya selesai juga perjuangannya di bangku sekolah menengah.

Nazma sudah siap dengan kebaya wisuda berwarna abu-abu dan bawahan batik, serta jilbab senada. Ia akan berangkat bersama kedua orang tuanya.

Semalam Shafa tidak jadi menginap,dikarenakan orang tua nya yang mendadak pulang. Jadi, Nazma berangkat hanya bersama orang tuanya saja.

"Mas Nizam belum kesini?" tanya Nazma saat turun dan mendapati Indri dan Darmono tengah menunggunya.

"Nizam enggak bisa datang, katanya ada urusan," ucap Darmono seraya bangkit diikuti sang istri. "Ya sudah, ayo berangkat!"

Nazma mengikuti langkah kedua orang tuanya dengan lesu, ia pikir Nizam bisa ikut ke acaranya.

"Enggak usah sedih, kan sebentar lagi juga nikah, nanti bisa bareng-bareng setiap hari," ujar Indri seraya mengusap pundak putrinya seraya tersenyum lembut.

Nazma hanya mengukir senyum tipis, kemudian mengikuti kedua orang tuanya untuk masuk ke mobil.

Cukup lama di perjalanan, yang mana Nazma hanya sibuk memperhatikan keluar jendela. Bahkan, saat orang tuanya bertanya sesekali, ia menjawabnya begitu singkat.

Moodnya sudah tidak baik sejak mengetahui Nizam tidak datang di acara wisudanya.

"Sudah sampai, sayang," kata Indri membuat Nazma segera turun dan berjalan mendahului kedua orang tuanya. Lagi pula, tempat duduk siswa dan wali murid dipisah, jadi Nazma memiliki alasan untuk menjauh.

Akhirnya, acara berjalan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh seorang MC.

Mulai dari pembukaan, sambutan, pentas seni, dan puncaknya adalah pengumuman yang menjadi juara umum kelulusan.

Dari peringkat sepuluh sampai di peringkat dua sudah disebutkan, membuat Nazma mendesah kecewa karena namanya tak kunjung disebut. Padahal, ia sudah berusaha sebaik mungkin untuk bisa mendapatkan peringkat paralel sepuluh besar. Jika sudah seperti ini, ia hanya mampu pasrah.

"Baik. Saatnya kita panggil untuk kelulusan terbaik tahun ini. Peraih peringkat satu paralel jatuh kepada ananda ...."

Nazma meremas kedua tangannya, kepalanya tertunduk dalam dengan bibir berkomat-kamit, berharap akan ada keajaiban untuknya.

"Nazma Cahya Almasjidi. Kepada ananda Nazma dan orang tua dipersilahkan naik ke atas panggung."

Nazma terdiam sejenak, ia terkejut serta bersyukur menjadi peringkat pararel pertama.

Ia pun berdiri, melihat kearah tempat duduk wali murid. Namun, ia tak melihat kedua orang tua nya. Lalu, ia pun menelfon Indriana.

"Assalamualaikum, bunda. Bunda dimana?" Tanyanya panik.

"..."

"Gapapa bunda, aku tutup. Assalamualaikum," ucapnya sedih dikarenakan kedua orang tuanya yang mendadak ada urusan.

Ia pun melangkah menuju panggung dengan wajah yang dipaksakan terseyum. Namun, ia merasa ada yang mengekornya dari belakang.

Gus Kutub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang