Hari ini Tim Baksos berkumpul untuk membicarakan rencana kegiatan kami. Bertempat di ruangan meeting lantai 5, semua panitia diminta berkumpul setelah makan siang.
Aku, dokter Farah, Putri, Metha, dan Ari adalah orang-orang yang sudah lebih dulu datang dan berkumpul. Kami bergosip bersama mengenai hal-hal yang sedang happening di rumah sakit. Salah satunya cerita yang baru saja dini hari tadi terjadi, cerita yang cukup membuat bulu kuduk kami meremang. Sebenarnya kami membicarakannya bukan serta merta karena cerita seramnya tapi karena ini berkaitan dengan komplain dari pasien.
"Itu komplain tadi subuh beneran, Mbak, Mas?" tanya Putri pada squad Marketing.
Jadi ceritanya ada pasien salah satu kamar kelas 1 mengajukan komplain karena dini hari tadi dia melihat penampakan wanita yang berjalan menembus tembok. Kebetulan pasien tersebut hanya sendirian di kamarnya dan tidak ditemani juga oleh penunggu.
"Tadi kata Mbak Sarah sih gitu, Put. Pasiennya sampai maksa minta pulpak," jelasku. Pulpak itu singkatan dari pulang paksa, ketika pasien yang belum sembuh dan belum diizinkan pulang oleh dokter meminta untuk pulang atau rawat sendiri atas permintaan sendiri.
"Di area sekitar kamar itu entah kenapa ya ada saja ceritanya dari jaman masih dibangun dulu. Tapi baru kali ini kan ada komplain dari pasien?" ujar Putri.
"Bisa aja ada yang pernah lihat juga tapi gak mengajukan komplain," sahut Ari. "Untung pasien bisa ditenangkan dan diberi penjelasan. Meskipun akhirnya kita harus ngasih extra compliment dengan memindahkan ke VIP. Syukurnya VIP juga lagi gak full."
"Oh, iya, Ri lo kan pernah ya di rawat di area itu. Lo pernah ketemu gak sama si 'Mbak'nya?" tanya Metha. Ari memang pernah dirawat tahun lalu ketika dia DBD di area perawatan yang dimaksud.
"Alhamdulillah enggak sih, ya!"
"Si 'Mbak'nya mungkin males juga lihat tampang lo, Ri!" ucap dokter Farah sadis.
"Bisa jadi, dok!" Kami pun tertawa akibat ucapan dokter Farah.
"Eh tapi yang terkenal kan bukan si 'Mbak' area Kelas 1 itu aja. Lebih nyeremin yang di OK/VK sih katanya. Yang disitu lebih nakal sih ganggunya meskipun karyawan aja yang diganggu." Sekarang Metha yang ikut menambahkan cerita.
OK itu sebutan untuk Kamar Operasi, sedangkan VK adalah Kamar Bersalin.
Cerita horor di rumah sakit memang seringkali menarik untuk dibicarakan. Bahkan di rumah sakit-rumah sakit besar sering didapati cerita yang menjadi semacam legenda. Anggap saja itu pemanis kegiatan yang terjadi di rumah sakit. Tapi siapa sangka kan kalau itu bisa menjadi komplain pasien.
Kami menghentikan pembicaraan ketika melihat anggota panitia lain mulai memasuki ruang meeting. Terlihat dokter Adam dan dokter Vania memasuki ruangan. Aku pun memanggil dokter Vania untuk duduk berdekatan karena kami sama-sama yang menjadi seksi acara. "Dok Nia, sini. Kita duduk sebelahan biar enak."
Dokter yang selalu berambut pendek itu pun menoleh ke arahku dan tersenyum. Dia pun berjalan ke arahku. "Pasti lagi pada ngomongin komplain tadi pagi, ya?" tebak dokter Vania setelah duduk di kursi sebelahku.
Kami tertawa mendengar ucapan dokter Vania. "Hahaha, iya, dok!"
"Hari gini syaiton nirrojim masih pingin eksis ya ternyata!" Rambut pendek dokter Vania membuat dia terlihat boyish ditunjang dengan sikapnya yang cenderung macho untuk seorang wanita meskipun dia selalu mengenakan seragam rumah sakit yang merupakan celana panjang bahan dan blus yang dilapisi oleh blazer.
"Mungkin dia gak mau kalah sama selebgram, dok!" Kami pun tertawa lagi sampai akhirnya dokter Sissy dan dokter Lila masuk ke dalam ruangan. Mereka berdua masuk bersamaan lalu mengucapkan salam dan menyapa kepada orang-orang yang sudah berkumpul.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Cinta Bilang, Dong! (Selesai)
ChickLit"Vin, Vini!" panggil seorang anak cowok dari kelas sebelah saat kami sedang istirahat. "Apa sih?!" sahutku jengkel. "Adit bilang, dia suka sama lo, Vin!" lanjut anak cowok tersebut sambil tertawa. "Cie.....!" sorak anak-anak lain yang mendengar per...