Adit benar-benar tidak datang ke rapat bersama hari ini. Saat aku menghubunginya untuk memastikan jadwal di hari Senin, dia bilang kalau nanti mas Fajar dan staf lain yang akan datang ke rumah sakit.
Aku menunggu mereka di depan Front Office supaya bisa langsung mengarahkan mereka ke Ruang Meeting di lantai 5. Tadi mas Fajar mengirimiku pesan kalau mereka sudah sampai.
"Siang, Mas Fajar!" sapaku saat melihat Mas Fajar melewati pintu masuk area lobi utama rumah sakit. Aku mengulurkan tangan kepada mas Fajar.
Mas Fajar pun membalas jabatan tanganku. "Siang, Mbak Vini! Mas Adit sedang ke Malang jadi saya dan Dinda yang mewakilkan," jelasnya.
"Iya, kemarin Mas Adit sempat bilang ke saya." Lalu aku menjulurkan tanganku kepada wanita bernama Dinda itu. "Saya Vini, Mbak Dinda."
"Dinda. Salam kenal!" Wanita itu memandang Mas Fajar dengan pandangan bertanya. Kenapa ya?
"Mbak Vini ini temannya Mas Adit, Din. Tetangga ya, Mbak?!" jelas Mas Fajar pada Dinda.
Aku tersenyum kepada Mas Fajar. "Iya, betul."
Siapa wanita ini? Kenapa dia harus dijelaskan hubunganku dengan Adit. Pacarnya kah?
Menyadari hal itu entah mengapa membuat suasana hatiku jadi tidak enak. Ah, apakah aku sudah jatuh hati kembali pada Adit? Kalau iya, betapa menyedihkannya aku. Harusnya aku pastikan dulu statusnya sebelum jatuh cinta lagi. Kalau begini kan aku harus patah hati lagi untuk yang kedua kalinya.
Aku juga bisa merasa sikap wanita itu yang kurang ramah padaku. Masa iya dia cemburu padaku. Wuih, aku jadi merasa takut. Jangan sampai aku dekat-dekat Adit kalau pacarnya begini.
"Yuk, mari saya antar ke ruang meeting!" Aku pun mengarahkan mereka untuk mengikutiku.
Untungnya aku bisa menahan perasaan tidak enakku dan rapat kami berlangsung lancar dan kami sudah menyepakati acara yang akan berjalan nanti. Pihak Global Goals merasa pengaturan dari kami sudah baik dan sesuai dengan keinginan dari mereka juga.
Nantinya juga akan ada acara untuk anak-anak yang berpatisipasi yang akan diatur oleh pihak Global Goals. Acaranya akan bersamaan dengan penyuluhan untuk para orang tua. Jadi anak-anak dan orang tua akan memiliki acara masing-masing.
**
Hari ini Tika akan dilamar. Semalam aku sempat bertemu dengannya sebentar saat dia baru tiba dari Bandung. Aku bertemu dengannya saat aku baru saja pulang dari minimarket depan. Tika keluar dari mobil Adit bersamaan dengan pemiliknya. Melihat Adit, aku jadi teringat kejadian beberapa hari lalu. Dan itu membuatku tidak nyaman saat bertemu dengannya.
Tika memanggilku dan mengatakan kalau dia sudah memilih suvenir dan model undangan. Nanti sore setelah acara lamaran kami akan membicarakannya lebih lanjut.
Tok, tok, tok.
Aku mengetuk pintu kamar Tika di lantai dua rumah mereka. Tadi Ibunya menyuruhku naik karena Tika masih dirias.
"Cantik banget, ya Allah teman gue!" seruku saat melihat Tika yang sudah selesai dirias. Aku memasuki kamarnya setelah dibukakan pintu oleh salah seorang perias.
Tika memiliki kecantikan khas orang jawa dengan kulit kuning langsat mengenakan kebaya berwarna marun saat ini. Kebayanya sangat cocok dengan warna kulitnya yang berbeda dengan Adit yang memiliki warna kulit kecoklatan. Mereka memang kembar fraternal jadi tidak terlalu mirip. Tapi Tika dan Adit memiliki senyum yang mirip dan sangat manis karena bibir merah alami mereka. Itu daya tarik mereka berdua yang akan membuat orang langsung terpukau dengan senyuman mereka. Sayangnya Adit dulu cukup jarang tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Cinta Bilang, Dong! (Selesai)
Chick-Lit"Vin, Vini!" panggil seorang anak cowok dari kelas sebelah saat kami sedang istirahat. "Apa sih?!" sahutku jengkel. "Adit bilang, dia suka sama lo, Vin!" lanjut anak cowok tersebut sambil tertawa. "Cie.....!" sorak anak-anak lain yang mendengar per...