Aku memutuskan segera memberitahu Adit setelah berhasil mendapat jadwal temu dengan para vendor. Hari ini setelah pulang kerja aku langsung mengirimkannya pesan. Meskipun masih merasa tidak nyaman dengannya tapi aku harus sadar diri kalau tidak bisa-bisa akan merugikan Tika.
Me
Aku sudah menghubungi vendornya.
Vendor kopi, teh sabtu jam 11.
Vendor reed diffuser, minggu jam 10.
Percetakan sabtu-minggu bisa.
Tidak sampai lima menit setelah pesanku terkirim, aku malah mendapati panggilan masuk dari Adit.
"Halo," aku mengangkat panggilannya.
"Assalamu'alaikum, Vin. Ganggu gak?"
"Wa'alaikum salam. Enggak kok aku sudah di rumah." Masih dalam mode datarku.
"Vin, hari Sabtu bisa digeser gak ya jadwal ketemu vendornya. Aku baru inget kalau ada undangan nikah dari teman kantor." Dia tetap menanggapiku dengan baik. Tidak ada tanda-tanda akan mengikuti caraku berbicara.
"Jadi jam berapa? Mereka tutup jam lima. Tapi apa gak repot kalau kamu bolak-balik dari kondangan terus ke rumah lagi? Aku aja deh yang ke sana sama Vidi," tawarku.
"Sama aku aja. Tempat vendornya gak jauh kok dari gedung penikahannya. Nanti kita bisa berangkat bareng terus langsung ke sana."
"Gimana?"
Jujur, aku bingung dengan maksudnya. Masa dia mau menyuruh aku menunggu di mobil sepanjang dia kondangan. Dia pasti bawa pasangannya kan ke kondangan.
"Kamu ikut aku kondangan, ya?"
"Hah?!" Aku makin bingung.
"Ikut ya, Vin!" dia memohon. "Nanti tolong mundurkan jadwal ketemu vendornya jadi jam satu saja. Kita kondangan jam sebelas, setengah satu kita jalan ke tempat vendornya."
"Kamu memangnya gak bawa pasangan kamu ke kondangan?" tanyaku ragu-ragu. Takut juga sebenarnya. Takut mendapatkan fakta kalau dia memang sudah memiliki pasangan. Akan aneh kalau Adit bawa aku dan pacarnya kondangan sama-sama.
"Ya kamu pasangannya."
"Hah?!"
"Iya, kamu yang temani aku, ya! Biar sekalian juga ke tempat vendornya. Gak bolak-balik jemput kamu."
Duh, biyung! Aku bingung!
"Vin?!" Adit memanggilku karena aku terdiam. "Gimana?"
"Ini kita berdua aja, Dit?"
"Ya berdua. Masa mau ajak Vidi juga?"
"Eh?!" Kok jadi aneh gini, sih?! "Aku coba hubungi vendornya lagi dulu. Bisa gak kita geser waktunya. Nanti aku kabari lagi."
"Oke. Makasih ya, Vin!"
**
Sekarang aku sedang ada di dalam mobil Adit menuju ke gedung pernikahan temannya. Aku akhirnya mengiyakan tawarannya untuk ikut kondangan setelah menghubungi vendor dan mereka setuju untuk menggeser janji temu dengan kami. Entahlah aku ini naif atau munafik. Nyatanya aku senang bisa pergi dengannya.
Adit di sebelahku memakai baju batik tangan panjang berwarna coklat tua bercorak bunga, celana bahan hitam dan sepatu pantofel hitam. Kalau waktu kami remaja Adit selalu memotong rambutnya cepak dan setiap memanjang rambutnya akan berdiri mencuat ke atas. Tapi sekarang rambutnya dipotong dengan gaya Oxford cut. Rambut di bagian atas kepala dia styling dengan gel rambut sehingga rapi.
![](https://img.wattpad.com/cover/276853685-288-k754982.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Cinta Bilang, Dong! (Selesai)
ChickLit"Vin, Vini!" panggil seorang anak cowok dari kelas sebelah saat kami sedang istirahat. "Apa sih?!" sahutku jengkel. "Adit bilang, dia suka sama lo, Vin!" lanjut anak cowok tersebut sambil tertawa. "Cie.....!" sorak anak-anak lain yang mendengar per...