Hari ini Mama memasak ketupat sayur gulai paku (pakis), masakan khas Sumatra Barat. Mama memang setengah Minang. Nenekku asli Bonjol, Sumatra Barat. Dan ini enak banget, favorit kami sekeluarga. Tapi sayangnya Mama tidak sering memasak ini karena sulit mendapatkan sayur paku.
"Kalian nanti berangkat jam berapa?" tanya Mama.
"Jam sebelas, Ma. Nanti jemput Nora dulu di rumahnya," jawab Vidi. Rumah Nora berada di Bogor. Makanya ini yang membuat Vidi mengajakku untuk staycation di hotel. Jauh juga dia kalau mau ngapel, belum kalau Jagorawi macet di akhir pekan.
"Dipegang baik-baik ya kepercayaan Mama dan Papa," pesan Papa.
"Tenang, Pa. Yang jagainnya ada dua." Mendengar ucapan Vidi aku pun langsung menjitak kepalanya. "Nih orang sukanya main kekerasan ya. Lo kalo punya pasangan tipenya pasti 'berdoa dulu sebelum makan' ya?"
"Apaan tuh?!" tanyaku tidak mengerti.
"BDSM." Kali ini aku tidak segan-segan untuk menguyeng-uyeng kepalanya. Yang benar saja ngomongin hal kayak gitu di depan orang tua.
"Tuh lihat, Pa, Ma. Anaknya suka banget kekerasan!" Papa dan Mama hanya geleng-geleng kepala melihatku dan Vidi yang memang dari kecil memang seperti Tom and Jerry, sebagian besar karena keusilan Vidi.
"Kamu tuh dari kecil sampai udah tua begini masih aja hobi godain kakaknya melulu," ucap Mama. "Gak bosen, Vid?"
Vidi tertawa mendengar ucapan Mama. "Lagian Kakak tipe sumbu pendek sih! Baru diusilin dikit langsung meledak. Kan jadi makin seru ngusilinnya." Dia makin tertawa setelah mengucapkan kalimatnya sehingga membuatku memanyunkan bibir tidak terima.
"Mau bawa rice cooker ga?" tanya Mama. Tipe kamar yang orang tua kami miliki berjenis condotel yang dilengkapi ruang makan dan dapur beserta perlengkapannya seperti meja makan, microwave, kulkas 2 pintu dan wastafel, meskipun tidak ada kompor. Sehingga kalau kami menginap, kami suka membawa rice cooker dan makanan dari rumah. Di sekitar hotel memang ada foodcourt apalagi ada taman bermain juga tapi biasanya kami tipe yang kalau staycation lebih suka leyeh-leyeh di kamar, menikmati tempat tidurnya yang fluffy banget itu. Paling kalau sore kami akan berenang di kolam renang hotel.
"Gak usah, Ma. Kan cuma semalam aja. Malam mau ke foodcourt kangen baksonya, pagi kita sarapan di hotel aja," jawabku.
"Oke. Kalau kamu mau bawa bekal Mama siap-siapin sekarang tapi kalau enggak ya sudah."
***
Setelah berkemas akhirnya kami berangkat jam sepuluh lebih cepat dari rencana sebelumnya karena ternyata menurut mbak Google Map jalanan cukup macet. Dan kami baru sampai hotel jam dua siang. Tadi kami juga diminta orang tua Nora untuk makan siang dirumah mereka dulu.
"Duh, pinggang! Pingin rebahan dulu ah!" ucap Vidi langsung menyelonong masuk kamar dengan dua tempat tidur single.
"Baru dua lima udah jompo!" teriakku dari luar. "Nora mau sama kakek-kakek begitu?!" Aku berbisik pada Nora yang berdiri di sebelahku.
"Mesti dipikir ulang memang, Kak." Nora menanggapi candaanku lalu kami tertawa bersama.
Aku dan Nora sedang menata cemilan yang tadi kami beli di minimarket sebelum ke hotel di atas meja dapur dan meja makan. Sedangkan Adit setelah membawa ranselnya masuk ke kamarnya dengan Vidi, kini dia sedang duduk di balkon. Kebetulan kamar kami memiliki view ke arah pegunungan dan juga kolam renang karena tipe condotel two bedroom semuanya terletak di pojok.
Setelah membawa tasku masuk ke dalam kamar, aku menghampiri Adit yang masih duduk di balkon. Cuaca hari ini cerah dan cukup berangin di atas sini.
"Dit, mau minum sesuatu? Mau dibuatkan kopi atau teh?" Ini bukan untuk PDKT sama dia apalagi pingin berlagak seperti istri tapi emang sudah biasa aja di keluargaku suka begini. Tadi Nora pun sudah aku tawari lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Cinta Bilang, Dong! (Selesai)
ChickLit"Vin, Vini!" panggil seorang anak cowok dari kelas sebelah saat kami sedang istirahat. "Apa sih?!" sahutku jengkel. "Adit bilang, dia suka sama lo, Vin!" lanjut anak cowok tersebut sambil tertawa. "Cie.....!" sorak anak-anak lain yang mendengar per...