Malang, Jatim
Rumah mewah berlantai 1 type 150 tampak megah dengan sisa lahan cukup luas. Terlihat dari atas tebing dekat jalan beraspal yang makin menanjak. Pintu teras samping rumah terbuka lebar, hingga sinar matahari pagi menerobos masuk. Keyna bersandar kosen pintu terlihat mengakhiri pembicaraan lewat ponselnya. Berdiri menatap sisa lahan yang difungsikan sebagai kebun.
"Mas, istirahatlah sebentar! Ada sesuatu yang ingin kubicarakan!"
Suaminya seakan tak menghiraukan, sibuk dengan tanaman bonsai dan bunga kesayangannya.
"Mas...!" panggilnya sekali lagi merengek manja dengan menjatuhkan pantat ke sofa kayu jati mewah.
"Apa sih, Ma...?" Arya yang membelakangi istrinya membalikkan badan menghampiri. Meletakkan tang potong di atas meja, duduk di samping istrinya.
Rumah menghadap Selatan terasa hangat dalam obrolan di teras samping. Sinar matahari pagi mulai menyaput hawa dingin dataran tinggi sekitar rumah.
"Baru saja intelijen menginformasikan untuk Tim NOS DNA segera merapat hari ini jam 9 tepat di LIKNUS. Karena tadi malam kedatangan bangkai manusia berekor bertubuh tinggi besar. Kulitnya tebal hijau keabuan menyerupai reptil sedang dalam penjagaan ketat."
"Yang tersiar berita tadi malam?"
"Iya! Informasi intelijen ada hubungannya dengan kelompok geng double U di Jakarta. Karena tato di dahi manusia setengah reptil tersebut indikasinya sama dengan tato dari geng double U. Tadi malam markasnya digrebek sampai terjadi baku tembak. Tak sampai subuh sudah menyerahkan diri. Intelijen tidak menemukan adanya sebuah laboratorium di markas tersebut. Diduga kelompok ini telah berhasil menciptakan monster baru dalam eksperimennya. Yaitu menciptakan perpaduan antara manusia dengan reptil." Dihinggapi rasa takut dan khawatir.
"Menarik sekali, nih?" Bukannya takut, justru ingin tahu lebih lanjut.
"Rahasia Negara lo, Mas!" Keyna mengingatkan.
"Tahu lah, Ma!"
Sebuah klu yang memantik ingatannya akan janji Keyna yang belum sempat cerita sampai sekarang.
"Aku jadi teringat mengenai NOS DNA, Ma! Katanya janji mau menjelaskan?"
"Ooo..., iya!" Diam sejenak menerawang jauh.
"Semenjak kejadian itu, gelombang protes masyarakat dan para pemuka agama akan kekhawatiran rahasia kebesaran Ilahi dimanipulasi oleh umat manusia. Saat itu juga pemerintah melarang penggunaan teknologi tersebut. Tapi bagi para ilmuwan adalah kemunduran suatu peradaban." Menghela napas panjang, seakan tak ingin membicarakan NOS DNA lagi.
"NOS DNA adalah teknologi yang bisa membantu membuka rahasia residual energi manusia. Yaitu dengan menstimulasi kelenjar pineal agar apa yang ditangkap di layar mata ketiga bisa diproyeksikan ke teknologi pendukung ditampilkan ke layar monitor. Seperti yang pernah kita pasangkan pada Birawa, pasien kita yang mengalami insiden sampai terkena persistent vegetative." Menatap suaminya.
"Ya. Aku ingat," jawab Arya. Jemari tangan meraba kol buntet milik Birawa yang lupa dikembalikan sudah tersemat di emban cincin emasnya.
"Ajaibnya butuh waktu 6 tahun dirinya sembuh dari persistent vegetative. Kasihan."
"Penasaran, nih? Apa perlu kita tengok ke sana? Kemungkinan dia sudah menemukan jalan pulang."
"Entahlah Mas...."
Terdengar dering ponsel, Keyna langsung menyambar. Sejenak membaca pesan WA. Perlahan menatap suaminya dan berkata,
"Mulai hari ini rumah kita dalam lindungan dan pengawasan TNI. Terkait penggrebekan tadi malam. Intelijen mengendus ada aksi balas dendam. Dikhawatirkan para ilmuwan LIKNUS menjadi sasaran tembak mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nusantara bangkitlah
Science FictionPrototype temuan LIKNUS terinspirasi dari 2 pemikiran. Yaitu DNA dan Tower Wardenclyffe Tesla. Tercipta manusia super di bawah naungan Dephan. Berkat ilmu warisan leluhur, Birawa (18 th) resign dari Museum Trowulan mengembara mendaki gunung Arjuno...