(58) - Gempa

6 1 0
                                    

Tampak 3 pengendara motor ducati keluar dari pintu gerbang Mako Marinir Kwitang, Jakarta melaju ke arah Tugu Tani. Berusaha mengurai kemacetan menuju perempatan Sarinah Thamrin. Terlihat dari kostum, helm dan motornya serba loreng. Hanya 1 ducati terlihat berboncengan. Kilau bros keemasan berbentuk oval berlambang burung garuda mengayomi kepulauan Nusantara dengan kepak sayapnya, tampak tersemat pada kostum di dada sebelah kiri mereka.

Jauh di sebelah Barat perempatan Sarinah Thamrin, tepatnya di jalan K.H. Wahid Hasyim terjadi kemacetan. Salah satu ruas jalan mengarah ke Timur ramai lancar. Terlihat 3 mobil patroli Polisi berhenti di tengah lajur jalan di depan pintu masuk dan keluar penginapan. Terlibat ketegangan tembak menembak keenam aparat Kepolisian dengan 2 orang bandar narkoba yang berusaha kabur dengan mobil sedan putihnya tak terhindarkan. Damar sang Kavaleri KeNus di bawah naungan Mako Marinir Kwitang hanya mengawasi di persembunyian. Ketegangan memuncak, muncul 4 orang keluar dari pintu penginapan. Sambil mengendap dengan brutal menembakkan senjata laras panjangnya menuju mobil sedan putih yang siap membawanya kabur. Keenam Polisi mati di tempat di balik mobil patrolinya terkena rentetan tembakan.

Damar menekan bros yang tersemat di kemeja batik di dada sebelah kiri menatap geram. Melihat mobil sedan putih yang menjadi target Polisi kabur ke arah Timur dengan memotong marka jalan makin menjauh. Perlahan kemeja batik dan celana hitam yang terbuat dari material graphene berubah menjadi kostum loreng hingga membalut tubuhnya dengan ketat. Menjadi perhatian banyak orang. Salah seorang di antaranya bergumam,

"Penyamaran yang sempurna." Tersenyum merekah geleng kepala. Melihat tubuh tinggi besar dan kekar terbalut kostum loreng material graphene dengan ketat.

Damar yang dahulu bekerja sebagai kuli bangunan di Museum Bali dan terakhir bekerja menjadi kuli panggul di perhutani KPH Cepu, kini menjadi anggota Kavaleri KeNus. Menggugah jiwa patriotiknya mengejar.

"Sepertinya pemerintah masih terus berupaya memberi perlindungan dan keamanan bagi warga negara nya yang saat ini tingkat kejahatan merajalela," celetuk orang dibalik kaca depan gedung perkantoran. Menatap teman-teman sekantornya yang mengetahui orang tersebut berlari mengejar, hilang dibalik tembok gedung.

Mobil penjahat bandar narkoba makin jauh dari kejaran. Terlihat berhenti di perempatan lampu merah Sarinah Thamrin. Tiba-tiba gempa bermagnitudo 7.1 mengguncangkan Jakarta. Damar tetap mengejar walau guncang gempa belum berhenti. Menghindari rintangan papan reklame jatuh ke tengah jalan beraspal. Kaca-kaca gedung pecah jatuh berserakan. Dan tiba-tiba jalan beraspal yang dilalui retak memanjang makin melebar menimbulkan kemacetan. Dirinya melompat dan terus melompat melewati halang rintang motor dan mobil yang berhenti terjebak macet. Terlihat kepanikan orang-orang berusaha menjauhi gedung. 3 menit berlalu gempa pun reda. Lampu lalulintas di perempatan Sarinah Thamrin menyala hijau. Mobil target bergerak perlahan mengikuti mobil di depannya. Ketika juluran tanan kanan Damar hendak menyentuh mobil target, dikejutkan mendengar klakson bus sayup-sayup terus menerus tiada henti dari arah Utara. Terpaksa tangannya membatalkan meraih mobil, berhenti mengejar. Mengedarkan pandangan ke arah jalan Medan Merdeka Barat kendaraan ramai lancar. Tapi tatapan fokus tertuju pada bus transjakarta melaju kencang tak terkendali menuju perempatan lampu merah Sarinah Thamrin. Bunyi klakson dan jerit tangis penumpang makin terdengar jelas. Memancing perhatian pengguna jalan melihat bus melaju kencang.

Rambu lampu lalulintas perempatan Sarinah Thamrin arah Bundaran HI berganti merah. Satu per satu kendaraan berhenti tak melewati batas lampu lalulintas dan zebra cross. Seorang nenek (65th) mengenakan pakaian warna pastel mocca tampak serasi dengan sepatu olahraga warna putihnya. Kalem melangkah dengan dibantu seorang pemuda menyeberang yang peduli padanya. Melewati beberapa pengendara sepeda motor dan mobil yang berhenti di samping kanannya. Tinggal hitungan detik bahaya menanti.

Damar bergerak melompat untuk kedua kalinya hingga menjejakkan kaki di seberang jalan kembar Muhammad Husni Thamrin siap menghadang. Ketika lompatan pertama di udara, sempat melihat mobil sedan putih bandar narkoba belok kanan ke jalan Muhammad Husni Thamrin. Menembakkan pistol di udara beberapa kali berusaha mengurai kendaraan didepannya. Menimbulkan kepanikan dan teriak histeris pengguna jalan.

Bus transjakarta melaju kencang semakin mendekat dan,

"Bruuakkk!" Keras menghantam kedua tangan Damar hingga terdorong ke belakang.

Menimbulkan bunyi mendecit pada roda ban bus transjakarta. Terangkum dalam jerit penumpang dan kepanikan pengendara yang berhenti di lampu merah hingga semburat menyelamatkan diri meninggalkan kendaraannya. Tidak demikian dengan mobil panter warna biru tua. Terlihat kaca pintu mobil samping kemudi turun perlahan saat tuas diputar. Melongok Kakek (70th) dengan rambut beruban dikuncir belakang. Tampak enerjik tak berkedip menatap sang nenek menyeberang menatap dirinya dengan genit membuatnya melongo.

Cantiknya," celetuknya. Dengan gaya koboi, jemari tangan kiri melinting kumis putih, dibalas kerling binal sang nenek.

Tiba-tiba dikagetkan bunyi mendecit dari belakang terdengar makin jelas. Mata terbelalak tatkala melihat dari spion, sebuah bus transjakarta mendekat mulai bergeser posisinya perlahan. Berhenti melintang di tengah jalan tepat di belakang mobilnya. Napasnya memburu melihat sosok pemuda tinggi besar dan kekar menahan bus miring hampir roboh. Nenek dengan tenang berjalan menatap bus miring tak sampai terguling. Tapi pemuda di sampingnya berdiri terpaku hingga terkencing-kencing dengan jari tangan kanan gemetar masih menjepit puntung rokok. Nenek pun berhenti melangkah dan berkata,

"Kebiasaan tidak sehat akan memperpendek umur mu anak muda!"

Perlahan memiringkan kepala memperhatikan sekali lagi dengan cermat anak muda di sampingnya. Melihat celana jeans kedodoran yang menjadi tren anak muda sekarang terlihat basah. Dengan centil menaikkan kedua alis mengumbar senyum. Hanya dibalas senyum kecut dan langsung membuang puntung rokok. Damar diam menatap dari jauh. Kakek sekali lagi mencoba melihat dari spionnya yang kotor. Samar terlihat relief senjata candrasa di dada pria tersebut. Damar mengalihkan pandangan menatap KeNus hitam berdiri di atas atap halte M.H. Thamrin bus transjakarta saling pandang. Penasaran memperhatikan gerakan kedua tangan KeNus hitam yang terlihat jelas relief T di dada.

"Sedang apa dia! Pertunjukan sulap kah? Tapi mengapa menatapku dengan tatapan sinis?" gumamnya bermonolog.

"Ooo..., rupanya kau memiliki kekuatan Telekinesis," gumamnya sekali lagi.

Melihat mobil terangkat tinggi melayang, lalu jatuh tepat mengenai atap mobil sedan putih hingga terbalik. Seakan senyap, tak ada lagi bunyi tembakkan pistol di udara dan teriakan pengguna jalan. Pecahan dinding kaca halte M.H. Thamrin bus transjakarta terlihat berserakan akibat gempa, tak jauh dari mobil yang terbalik.

"Itu ganjaran yang pantas bagi mereka," celetuk Damar bicara sendiri.

Puas memberi acungan jempol. Mengetahui mobil sedan putih yang ditumpangi bandar narkoba tertimpa mobil dari atas mati seketika.

***

Nusantara bangkitlahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang