Birawa menyelinap dibalik tembok papan nama tertulis timbul Wahana Wisata Kejayaan Kerajaan Majapahit setinggi 4 m, memanjang sedikit lengkung. Jauh dari kerumunan orang yang fokus melihat pawai. Terlindung tembok di belakang. Tampak indah dibuat seperti taman terbuka. Tepat di samping kanan depan gerbang gapura Wringin Lawang berjarak 30 m. Dengan ilmu teleportasinya dalam sekejap sudah berdiri di sela-sela patung simbol arus perjuangan di sisi kiri depan Museum Nasional Indonesia Jakarta. Siang terasa panas. Melangkah makin menjauhi patung arus perjuangan yang sepi tak ada seorang pun disekitar sampai keluar Museum. Berjalan di jalur pedestrian jalan Medan Merdeka Barat ramai kendaraan melintas. Menuju pintu gerbang Departemen Pertahanan sudah di depan mata. Masuk pintu gerbang sudah dihadang petugas jaga.
"Selamat siang, Pak?" sapa Birawa masih mengenakan baju batik merah bata.
"Ada keperluan apa?" tanya petugas berseragam PHD TNI menatap curiga.
"Memenuhi panggilan Dewan Nusantara Pusat, diminta datang menghadap." Menyerahkan lembar lempengan emas berlogo KeNus.
Ketiga orang berpakaian loreng TNI memeriksa dan mengintrograsi cukup lama. Memastikan reaksi tamu terhadap pancaran gelombang ultrasonik yang tembakkan di tempat tersembunyi dan yang ada dibalik seragamnya tidak menunjukkan terpapar parasit berlendir. Sebagai benteng pertahanan jangan sampai ada penyusup masuk ke dalam. Ditemani 1 orang berseragam PHD TNI dan 3 orang berseragam loreng mengawal dari belakang siap dengan senapan berjalan menuju gedung utama. Melewati lorong bawah tanah berliku mulai mendekati pintu masuk gedung Dewan Nusantara Pusat. Pintu tampak tebal, besar dan kokoh. Terdapat simbol DNA berpilin di dalam sebuah kaca anti peluru membentuk segitiga sama kaki berdiameter 50 cm. Petugas berseragam PHD TNI berusaha membuka sistem keamanan pintu. Kaca segitiga sama kaki perlahan menyala makin terang dan DNA berpilin bergerak kerlap-kerlip warna-warni mengelilingi segitiga. Pintu perlahan terbuka dengan pencahayaan lorong kurang begitu terang. Ketiga anggota berseragam loreng TNI tidak ikut masuk, berjaga di depan pintu. Semakin masuk ke dalam disambut 6 Wakil Ketua Dewan Nusantara Pusat menghadang.
"Selamat bergabung, saudara Birawa," ucap Wakil Ketua Dewan Nusantara Pusat mewakili Pulau Bali dan Nusa Tenggara sambil jabat tangan. Diikuti Wakil Ketua Dewan Nusantara Pusat lainnya.
Mengajak keliling mengenal lebih dekat kesibukan di belakang layar di dalam gedung Dewan Nusantara Pusat. Sejauh mata memandang takjub melihat langit-langit kubah tampak megah dan teknologi canggih didalamnya. Salah seorang Wakil Ketua Dewan Nusantara Pusat mewakili Sumatra dengan telunjuknya berkata,
"Helm di etalase kaca anti peluru itu masih berupa prototype. Rencana ke depan mengganti generasi terdahulu."
Birawa mencoba mendekat tersirat rasa kagum.
"Tahun depan kami akan menguji coba prototype tersebut," ucapnya sekali lagi. Mengikuti langkah Birawa yang mulai menjauh.
Tak hentinya masing-masing Wakil Ketua Dewan Nusantara Pusat memandu memberi informasi berdasarkan keilmuwannya.
Sekali lagi Birawa mengedarkan pandangan melihat puluhan smart monitor menampilkan situasi suatu tempat. Bentuk bangunan terkesan unik dan kecanggihan teknologi belum pernah dilihatnya. Saat tengadah, mata ketiganya melihat ada ruangan khusus di balik tembok pilar besar yang ada di atas. Tampak gelap, melihat 6 orang berdiri terkurung dalam pipa kaca-pipa kaca yang tegak melingkar. Melihat keenam sumsum tulang belakang mereka perlahan mulai memancarkan aura putih kebiruan dan aura nyala api nila di kelenjar pinealnya.
"Ada apa dengan ruangan di atas sana?" tanya Birawa mengarahkan telunjuknya.
Tampak jelas baginya aktifitas dibalik tembok pilar sebuah ruangan gelap. Hanya lantai menyala terang keemasan, tersusun dari kaca tebal heksagonal. Sesekali menggerakkan kepala mengedarkan pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nusantara bangkitlah
Ficção CientíficaPrototype temuan LIKNUS terinspirasi dari 2 pemikiran. Yaitu DNA dan Tower Wardenclyffe Tesla. Tercipta manusia super di bawah naungan Dephan. Berkat ilmu warisan leluhur, Birawa (18 th) resign dari Museum Trowulan mengembara mendaki gunung Arjuno...