(23) - Wahana Wisata Kejayaan Kerajaan Majapahit

12 1 0
                                    

Sepanjang jalan pintu masuk kota mojokerto terpasang spaduk besar memanjang bertuliskan, "Telah dibuka Wahana Wisata Kejayaan Kerajaan Majapahit. Dimeriahkan pertunjukan musik grup band Damainya Negeriku. Nikmati wisata sebagai wahana pembelajaran akan kebesaran Kejayaan Majapahit!" Bergambar pintu gerbang sebuah duplikat candi Wringin Lawang yang megah dan besar. Dengan latar belakang bendera Merah Putih dan tampak matahari pagi bersinar tepat di antara pintu gerbang.

Semakin mendekati tempat wisata, terlihat bangunan besar menyerupai candi Wringin Lawang menjadi pintu gerbang menyambut kedatangan pengunjung. Bentang gapura sisi kiri dan kanan 17 m dengan tinggi gapura 45 m. Dan lebar gerbang masuk 8 m terapit 2 gapura. Tampak megah. Banyak antrian sepeda motor, mobil dan bus masuk ke area parkir yang sudah ditentukan tertata rapi. Gapura sisi kiri terdapat 4 loket pembelian karcis masuk. Juga gapura sisi kanan terdapat 4 loket pembelian karcis masuk. Pengunjung antri mengular panjang di tiap loket. Tertib antri masuk gerbang gapura disambut barikade 8 lorong pagar besi yang hanya bisa dilewati satu per satu pengunjung pada tiap lorongnya. Menyerahkan karcis masuk mendapat cinderamata udeng khas majapahit bagi pria dan bros relief candi bajang ratu bagi wanita. Pengunjung makin banyak dimeriahkan grup band Damainya Negeriku. Terlihat Birawa didampingi 4 pegawai sarpras berbicara di bawah kanopi laderon di depan pintu masuk kantor Pelayanan Sarana dan Prasarana Wahana Wisata Kejayaan Kerajaan Majapahit.

"Satu per satu keseluruhan candi-candi tiruan sudah kita cek, oke. Saya ucapkan terima kasih atas kerjasamanya. Besok kita cek sekali lagi. Berkenaan banyaknya pengunjung dalam pertunjukan hari ini. Untuk lebih menyingkat waktu, pengecekan kita bagi menjadi 4 titik tugas. Bapak Budi bertugas di bagian Utara. Sebelah Selatan Bapak Puguh. Sebelah Barat Bapak Salamun dan sebelah Timur Bapak Condro. Hasil temuan mengenai kerusakan candi tiruan dan kerusakan sarana penunjang lainnya tolong di foto dan di catat untuk kita jadikan bahan pembicaraan di kantor. Cukup sekian dahulu yang kita kerjakan, selamat berakhir pekan!" Semua saling jabat tangan membubarkan diri berbaur dengan para pengunjung. Pemandangan tampak semarak dengan adanya penjor terpasang di sepanjang jalan. Terlihat mulai dari depan kantor Pelayanan Sarana dan Prasarana sampai ke panggung hiburan yang dimeriahkan oleh group band Damainya Negeriku.

"Test... test...! Apa kabar semua...? Sudah bangkitkah semangatmu...? Meski Negeri kita dilanda kekacauan karena lunturnya Kebhinekaan. Tapi dengan lagu yang kita nyanyikan dapat menyatukan Kebhinekaan itu. Setuju!" teriak vokalis band Damainya Negeriku di atas panggung seakan menghipnotis penggemarnya.

"Setuju...!" jawab pengunjung riuh rendah sampai tumpah ruah di depan panggung.

"Kurang keras...! Setuju!!"

"Setuju ...!!"

"Saya ulangi...! Setuju!!!"

"Setuju ...!!!"

"Terima kasih. Siapa yang mau lagunya lebih menghentak dan menggetarkan? Laksana ribuan pasukan Majapahit menghentakkan kaki berirama, bersatu menaklukkan musuh-musuhnya. Oke...! Kita nyanyikan bersama, ya! Sambil nyanyi ikuti irama, kita hentakkan kaki ke tanah! Kobarkan semangat! Kita nyanyikan Majapahit Bangkitlah. Bisa...!" teriaknya sekali lagi.

"Bisa ...!"

"Sekali lagi...! Bisa!!"

"Bisa...!!" teriak pengunjung makin keras.

"Bagus. Mari sama-sama kita nyanyikan."

Petikan gitar akustik berirama lambat mulai terdengar. Sesekali di iringi dentuman drum menghentak.

"Kita bernyanyi sambil hentakkan kaki bersama-sama setelah aba-aba hitungan ke tiga. Satu... dua... tiga... mulai!"

Di jiwamu tersimpan sebuah legenda

Menggetarkan seluruh dunia

Lahir kerajaan pemersatu bangsa

Majapahit lah namanya

Kau sangat kaya sejarah budaya

Janganlah lupa sejarah bangsa

Kejayaanmu kelak akan dibangkitkan

Generasi anak cucu bangsa

Reff.

Merah putih berkibar

Kemegahan panji Majapahit

Arungi samudera

Patih Gajah Mada

Amukti Palapa

Satu Nusantara

Majapahit bangkitlah .................... 2X

Majapahit bangkit bangkitlah bangkitlah

Nusantara jaya ............................ 3X

Bhineka Tunggal Ika 

"Mari, sama-sama...! ♫ Nusantara Jaya... Nusantara Jaya... Nusantara Jaya... Bhineka Tunggal Ika ♫."

"Lebih keras lagi!" ajaknya sekali lagi sambil tangan kanan memegang mic dijulurkan ke depan.

"♫ Nusantara Jaya... Nusantara Jaya... Nusantara Jaya... Bhineka Tunggal Ika. Nusantara Jaya... Nusantara Jaya... Nusantara Jaya... Bhineka Tunggal Ika. Majapahit bangkitlah... Majapahit bangkitlah... Majapahit bangkit bangkitlah bangkitlah.... ♫"

Di sisi lain tampak sepi. Suami istri beserta kedua anaknya memanfaatkan lengangnya jalan, duduk di kursi taman di bawah rindangnya pohon beringin. Memandang indahnya candi tikus tiruan mirip aslinya.

"Mas, makan dahulu, ya? Jangan sampai kena maag!"

Meletakkan tas di tempat duduk panjang terbuat dari plesteran semen. Mengambil bekal nasi bungkus di dalam tas yang dibawanya dari rumah.

Kedua anak dibiarkan bermain ceria, tetap dalam pengawasan.

"Luna! Fana! Ayo makan!'' panggil Mamanya.

Tingkahnya lucu menggemaskan, berlari menghampiri mamanya.

"Ma, Fana haus. Fana minum susu dahulu," ucapnya. Menoleh ke adiknya yang menyusul dari belakang.

Si kecil menabrak tubuh kakaknya dari belakang. Mengambil botol dot susu yang terselip di tas di samping kiri, tak memedulikan kakaknya mengomel karena ulahnya. Terlihat bajunya basah terkena tumpahan susu. Melintas kereta kelinci disediakan gratis keliling sesuai rutenya. Luna dan Fana kegirangan, ingin rasanya naik kereta kelinci.

"Ma..., Mama! Pa..., Papa!" teriak kedua anaknya bersautan. Tangannya hanya bisa menunjuk kereta kelinci makin menjauh, seakan lewat begitu cepat. Keinginan naik kereta kelinci jadi tertunda.

Keceriaan pengunjung terpuaskan tatkala mengular menuju pintu keluar.

***

Nusantara bangkitlahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang