Lisa menghapus sisa air mata yang tertinggal pada pipi pucatnya.
Langit kelabu yang memuntahkan hujan deras pun seakan turut sedih atas apa saja yang sudah di laluinya hari ini.
Sudah dicaci maki habis-habisan oleh atasannya karena tidak mencapai target bulanan, dipermalukan oleh rekannya sendiri di depan orang banyak perihal status 'perawan tua tidak laku'nya pada gathering kantor, dan sekarang, heels paling mahal yang ia miliki pun mengkhianatinya dengan rusak dibagian belakang.
"Hari yang sempurna." Lisa tertawa saat menatap alas kakinya timpang sebelah.
Ia menghela nafas sembari duduk pada sudut kursi panjang penantian bus yang tak kunjung datang.
Sebelumnya, saat berlari menuju halte, heelsnya tak sengaja masuk ke dalam celah grill selokan hingga ia terjatuh dan alas kakinya pun patah sebelah.
Niat menghindari hujan agar dirinya tak seberapa basah, karena peristiwa itu tentu saja semuanya berantakan.
Tampilannya sudah kuyu seperti habis diludahi langit.
Tubuhnya gemetar karena cuaca musim yang tak bersahabat.
Matanya menatap bus yang datang dari kejauhan, hatinya pun sedikit terhibur melihat pemandangan itu.
Alas kakinya dilepas dan dipeluknya erat-erat. Bagaimanapun, heels itu adalah barang termahal yang ia miliki. Lisa akan memperbaikinya dan tetap memakainya dengan bangga di kemudian hari.
Baru saja ia masuk ke dalam bus dan duduk pada sudut belakang, ponselnya meneriakkan ringtone yang belakangan ini membuatnya gerah.
"Halo?"
"Nak..."
"Iya bu, kenapa?"
Ibunya tak menjawab di seberang sana, ia hanya menangis seperti menahan sesuatu.
"Kenapa bu??" Tentu saja Lisa mulai panik mendengar tangisan sang ibu.
"Ayahmu.... ditipu lagi."
Alis Lisa mulai bertaut.
"Barusan ada orang-orang menakutkan berbaju hitam datang kemari. Mereka bilang ayahmu punya hutang ₩20juta karena menjadi penjamin hutang dari Pak Lee."
Dada Lisa mulai berdebar tak karuan. Tubuhnya yang tadi gemetar mendadak hilang dan memanas.
"Mereka bilang sudah jatuh tempo sejak bulan lalu. Tapi karena kita tak punya uang, mereka menyita mobil kita."
Tangan Lisa mengepal. Matanya mulai berkaca-kaca lagi, "Tapi mobil kita kan mobil butut, Bu? Dan...mobil itu digunakan untuk usahaku dan Haru menjual ttokpokki saat weekend. Kenapa diberikan?"
"Mau bagaimana lagi nak, mereka mengancam akan membunuh ayahmu jika tak membawa pulang apapun."
Lisa menutup mulutnya. Ia tak menyangka kejadian seperti ini akan dialami keluarganya.
"...yasudah jika itu dapat menyelesaikan masalah."
Ibunya kembali menangis di ujung telepon.
"Kenapa lagi bu??"
"Mereka bilang kita harus mendapatkan uang dalam sebulan sebelum mereka kembali.
"Jadi itu tidak cukup???"
"Bunga dan denda jatuh temponya masih kurang ₩10juta."
Astaga.
"...Tenang Bu, kita pasti bisa menyelesaikannya." Kata Lisa yang mencoba menenangkan sang ibu. Padahal dalam hati tentu saja ia kebingungan setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway Antagonist
FantasyBukankah hidup itu berat? Berbagai permasalahan silih berganti datang menghampirimu secara bersamaan. Dan disaat kau memutuskan untuk mengakhiri hidup menyedihkanmu itu, kau justru terbangun pada sebuah cerita fiksi yang pernah kau baca sebelumnya...