#4

3K 479 53
                                    

Lisa meringkuk di balik selimut tebalnya.

Jika mungkin, ia pasti sudah menggerogoti habis kuku jarinya yang sedari tadi ia gigiti.

Jantungnya berdebar hebat. Bahkan keringat dingin masih menghias pori-porinya saat ini.

"Nona, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah anda habis bertemu hantu hingga sembunyi begini??" Emma terdengar khawatir karena melihat sang empunya tak kunjung menampakkan diri.

Tentu saja yang diajak bicara tak menggubris ocehan Emma karena sedang sibuk dengan berbagai skenario dan ketakutannya sendiri.

"Ngomong-ngomong, apa nona tahu jika kakak nona Roseanne sangat tampan?"

Kali ini ocehan Emma berhasil menarik perhatian Lisa. Wanita yang tadinya sedang meringkuk itu segera menyibak selimutnya dan menatap sang maid dengan nanar.

"Bagaimana ini, Emma." Lisa merengek seakan sedang meminta pertolongan.

"Ada apa, nona?"

"Bagaimana ini. Aku lupa jika Clyde adalah kakak Roseanne, dan aku baru saja bertemu dengannya."

"Benarkah?? Lantas apakah kalian saling bicara?? Nona, Pangeran Clyde sangat tampan! Aku yakin kalian akan terlihat serasi saat bersama!" Binar mata Emma berkilat semangat. Tangannya pun sudah menggenggam tangan Lisa saat ini.

"Eh jangan bicara sembarangan, ya! Tidak akan pernah ada cerita antara aku dan lelaki itu! Tidak ada!!" Pekik Lisa sembari merinding ngeri.

Tentu saja Lisa protes. Terakhir kali ia membaca cerita antara Lilianne dan Clyde adalah ketika lelaki itu memenggal kepalanya.

Siapa yang mengharapkan cerita seperti itu, hah?!

Lisa menggeleng ngeri dan menepuk pundaknya seakan ada kesialan yang menempel disana.

Dan pada detik selanjutnya, wanita itu telah menjatuhkan tubuhnya kembali pada ranjang yang empuk, "Aku benar-benar lupa jika mereka bersaudara."

Karena dalam novel yang kubaca, kisah Roseanne tak pernah dijabarkan. Penampilan wanita itupun hanya pada awal cerita sebagai pemersatu para tokoh yang ada disana. Setelah ia mempermalukan Lily, para tokoh utama pun datang untuk menolong Lilianne. Dan pada chapter selanjutnya, tak ada lagi kisah Roseanne yang tertuang dikarenakan kepergiannya. Dan kepergiannya pun terjadi karena ia sudah dipermalukan oleh kakaknya sendiri yang lebih memilih untuk menolong Lilianne.

"Jadi rumor itu benar." Kata Emma berlagak misterius.

Lisa menatap wanita itu penuh selidik, "Rumor apa?"

"Rumor jika kondisi kesehatan Raja Cambridge sedang tidak baik-baik saja hingga putranya yang senang mengembara itu harus kembali ke kerajaannya."

"Oh..."

"Kudengar hubungan antara Pangeran Clyde dan Putri Roseanne juga tidak terlalu baik meskipun mereka saudara kandung."

"Ya jelas lah, wanita menyebalkan begitu sudah pasti membuat muak orang banyak." Kata Lisa yang terkekeh pelan sampai tawanya terhenti ketika Emma menatapnya penuh sanksi, "Kau pasti ingin bilang hal yang sama kepadaku, bukan?" Desisnya kepada Emma.

"Hehehe. Tidak, Nona. Saya tidak berani."

"Pandanganmu jelas-jelas berkata demikian." Lisa melempari Emma dengan bantal yang ada di pelukannya hingga membuat maidnya tertawa puas.

Namun jika Emma bisa jujur, Lilianne yang sekarang justru sangat menyenangkan. Jika Putri Lilianne tidak jatuh dari kuda hingga hilang separuh ingatannya, dapat dipastikan ia takkan mampu tertawa bebas disekitar wanita itu seperti saat ini.

Runaway AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang