#3

3.4K 526 70
                                    

Lisa melangkahkan kaki jenjangnya menuju ballroom megah yang di dominasi oleh warna ungu dan pink pastel.

Matanya menelusuri seisi ruangan yang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Mereka semua terlihat bak seorang puteri dan pangeran rupawan yang berasal dari negeri dongeng.

Bahkan cara mereka tertawa dan bersosialisi seperti aliansi para bangsawan berpendidikan tinggi.

Lisa mendapati Emma sudah mengambil langkah mundur karena turut terkejut dan tak percaya diri dengan pemandangan yang tersaji.

Kalau saja Emma tahu, jika Lisa pun turut terkejut dengan apa yang ada dihadapan mereka berdua. Ia bahkan belum pernah datang ke pesta lain selain gathering kantor ataupun pesta pernikahan kerabatnya.

Dan Lisa tak pernah berpikir jika pesta pertama yang dihadirinya adalah pesta para bangsawan dari cerita fiksi yang pernah ia baca. Terlebih lagi, ia hadir dengan sosok lain yang sudah menjadi dirinya entah bagaimana.

"Jangan takut, Emma. Kau bersamaku." Kata Lisa sembari menggenggam tangan sang maid yang terlihat panik disana.

Karena aku juga takut jika sendirian. Dan lagi, aku membutuhkan bantuanmu dalam mengenal tokoh lain disini.

Keduanya berjalan dengan anggun sembari mengabaikan kontak mata dengan tamu lain.

Lisa dengan pesona dan rambut panjang cokelatnya yang digulung indah kebelakang itu sudah mampu mencuri perhatian separuh tamu yang hadir di sana.

"Nona. Kau jadi perhatian. Aku akan sangat senang jika ada yang mengajak anda berdansa malam ini."

"Hah?? Kenapa belum apa-apa aku sudah menjadi pusat perhatian? Tidak Emma! Hal itu melawan hukum yang kubuat untuk diriku sendiri!"

"Apa yang anda katakan? Tentu saja anda akan menjadi pusat perhatian karena anda sangat cantik dan mempesona. Itulah hal yang membuat Putri Roseanne membenci anda, bukan?"

Lisa segera menutupi wajah dengan kipas yang ada di tangannya, berharap paras milik Lilianne tak menarik perhatian lebih dari ini.

"Jadi Roseanne membenciku karena takut kalah saing?"

"Tentu saja. Ia sangat membenci anda karena Tuan Edward begitu menyukai anda."

"Hah? Siapa Edward? Maksudmu Edward Cullen si vampir penuh foundation itu?" Kata Lisa yang tak bisa mengingat karakter yang disebutkan namanya oleh Emma.

"Edward Cullen siapa? Apa yang nona katakan? Saya sedang membicarakan Edward Gillmore, The Duke of Hasting."

"Emma bisakah kau berhenti bicara? Aku tak ingat siapa yang kau bicarakan dan aku tak bisa memahami kalimatmu saat ini. Jadi-"

DUG

Lisa mengaduh kesakitan saat keningnya membentur deretan kancing pakaian dari seseorang yang menghadang jalannya.

"Aw." Baru saja ingin meluapkan protes, tiba-tiba Lisa mengingat motto hidupnya saat ini; Hindari konflik.

Masih dengan kepala menunduk dan kipas yang menutupi wajah, Lisa kembali menarik Emma untuk menghindari sosok yang sepertinya adalah seorang lelaki dan berjalan melewatinya.

"Yang benar saja, Putri Lily? Kau bahkan tak meminta maaf karena sudah menabrakku?"

Hah? Apa dia memanggilku? Apa dia mengenalku? Ah masa bodoh! Yang penting hindari konflik. Hindari konflik.

Lisa pun menyempatkan dirinya untuk berbalik dan sedikit membungkuk ala bangsawan layaknya adegan yang pernah ia lihat di televisi, "Maafkan aku, Tuan.".

Runaway AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang