#16

2K 398 27
                                    

Lisa terkesiap dengan debaran jantung yang tak karuan.

Air matanya masih mengalir deras saat ini.

Perasaan sedih dan rindu akan keluarganya kala itu telah berganti dengan kalut saat melihat ukiran kuno pada langit-langit di atasnya.

"NONA SUDAH SADAR!! PANGGIL DOKTER!!" Teriakan seseorang yang terdengar familier membuat air matanya terhenti seketika.

Serius?

Apakah ia kembali pada cerita di dalam novel?

Sial. Kukira aku akan pergi ke surga.

Saat ingin bangkit untuk duduk dari tidurnya, Lisa merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya, "Arkh!" Pekik Lisa saat menatap perban yang melilit tubuh telanjangnya.

Telanjang?

Ya, telanjang. Karena saat ini tubuhnya hanya berbalutkan perban putih seakan dirinya adalah seorang mumi.

"NONA!!!" Pekik Emma dengan tangisnya yang sudah membanjiri wajah.

Di belakang Emma, terlihat Cecil dan beberapa dokter kerajaan yang berbondong-bondong menghampirinya. Mengitarinya yang sedang terduduk di ranjang seakan dirinya adalah hidangan utama di atas meja.

"Nonaa!! Saya pikir saya takkan melihat anda lagi." Emma terduduk lemas di samping Lisa. Menggenggam erat tangan sang empu dan berulang kali menciumi punggung tangan Lisa disana.

"Emma... apa kita... kalah?" Lisa menoleh ke arah sang maid ketika mengingat peristiwa penting itu.

Mimik wajah Emma seakan menjawab pertanyaan Lisa. Bahkan Cecil membelai lembut pundak Lisa seakan ia ingin menguatkannya.

Lisa menggeleng tak percaya. Apa ia sudah membuat kekacauan di sini dan meninggalkannya begitu saja?

"B-berapa pasukan yang... gugur?" Jantungnya mulai berdebar beriringan dengan rasa sakit pada perutnya.

Emma menggeleng kuat, "Nona, nona harus pulih terlebih dahulu!"

"Kubilang, berapa banyak pasukan kita yang gugur, Emma?"

Sempat terjadi keheningan beberapa saat, namun pada akhirnya Cecil pun membuka mulutnya, "Tidak ada nona. Semua baik-baik saja."

Alis Lisa bertaut. Tentu saja hal tersebut terdengar tak masuk akal jika melihat luka pada tubuhnya.

"Mereka semua hanya luka-luka. Tak ada yang gugur."

"..."

"Perangnya dihentikan saat anda terjatuh dan tak sadarkan diri."

Perasaan Lisa semakim campur aduk, kalimat Cecil terdengar seperti bahasa alien yang sangat sulit untuk Lisa pahami, "Siapa yang menghentikan?"

"Orang yang juga menusuk anda hingga tak sadarkan diri."

Kening Lisa berkedut. Entah mengapa ia merasa bisa menebak siapa orang itu.

"Tentu saja pangeran Clyde." Timpal Emma.

Dapat terlihat jelas jika Lisa mendengus sebal. Kenapa lelaki itu tak sekalian membunuhnya saja jika sudah melukainya sedemikian rupa?!

Kenapa setengah-setengah begini hingga ia harus kembali dan menghadapi kekalahan?!

"Jadi, kerajaan ini sudah jatuh ke tangan lelaki sialan itu?"

Kalimat Lisa membuat semua orang yang ada disana memekik hebat. Bahkan Emma sudah menutup mulut sang empu meski ia berakhir memohon maaf atas ketidaklancangan itu kemudian.

"Nona. Saya mohon lebih berhati-hati dengan kalimat anda."

"Kenapa? Karna ia sudah menguasai kerajaan ini?! Lihat saja aku akan merebut kemba-"

Runaway AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang