Lisa terbangun dari tidur nyenyaknya yang tak bermimpi.
Dengan nyawa yang belum terkumpul sempurna, wanita itupun segera duduk di sudut ranjang dan menatap dinding kayu di hadapannya.
Sembari menggaruk puncak kepalanya, Lisa berjalan menuju ruangan di sebelahnya yang merupakan dapur terbuka.
Gadis bersurai cokelat itupun mengambil segelas air dan segera meneguknya tanpa ampun.
Terhitung hampir dua pekan Lisa telah melarikan diri dan mendapatkan ketenangan dalam hidupnya.
Dengan kantung-kantung emas yang ia bawa bersamanya, Lisa bisa menyewa sebuah rumah nyaman berukuran kecil yang berada di perbatasan wilayah Gale dan Hastings.
Tak ada mimpi buruk. Tak ada peraturan yang harus di patuhinya. Tak ada rasa was-was saat memakan makanannya. Tak ada pelajaran seputar kerajaan yang harus ia kuasai. Tak ada Clyde, Iris, dan tokoh lain yang mengelilinginya saat ini.
Rencana Lisa adalah, ia akan menetap di tempat ini selama beberapa waktu dan berpindah ketempat lain kemudian.
Ia tak boleh menetap hanya di satu tempat jika tak ingin ditemukan.
Hari-harinya terasa tenang saat ini.
Meski tak dapat dipungkiri jika Lisa sempat memikirkan apa yang terjadi pada kerajaan Gale ketika dirinya tak ada. Apa yang terjadi dengan orang-orang yang ditinggalkannya? Apa yang terjadi dengan Emma dan Cecil? Yah, pertanyaan-pertanyaan itu kerap kali melintasi pikiran Lisa setidaknya sehari sekali.
Namun kembali dengan segala pertimbangan yang ia miliki, jika ingin hidup tenang, maka ia tak harus kembali.
Apalagi ketika dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia harus menjadi penerus tahta dikemudian hari.
Sungguh tanggung jawab yang besar untuk seorang pengecut sepertinya.
Padahal perihal berubahnya alur dalam cerita yang ia jalani dan segala yang berhubungan dengan para tokoh utama saja membuatnya bergidik ngeri.
Jadi cukup bagi Lisa dalam memutuskan untuk melarikan diri.
Toh kehidupan barunya sangat terjamin saat ini.
Ia hidup di lingkungan aman nan asri. Emas yang disimpannya cukup untuk menghidupi Lisa selama beberapa tahun ke depan. Masyarakat di sekelilingnya pun bukanlah tetangga yang menyebalkan. Dan Lisa bisa mulai memikirkan usaha apa yang akan dibangunnya agar tak kebingungan jika kehabisan emas suatu hari yang jauh nanti.
Lisa berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan dirinya dengan secepat kilat. Ia begitu tak sabar untuk berkunjung ke toko bakery yang disukainya beberapa hari ini.
Toko bakery itu berada di wilayah Hastings yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Dengan menyajikan pretzel serta pie terbaik, hal itu cukup membuat Lisa menjadi pelanggan tetap yang berkunjung setiap hari untuk mendapatkan sarapannya.
Setelah memakai gaun, Lisa pun melesat pergi dengan beberapa koin perak di sakunya.
Matahari mengeluarkan sinar hangatnya. Sekitar pukul tujuh pagi kurang sedikit, suasana di sekitar tempat tinggalnya terlihat begitu nyaman.
Para tetangga yang sedang melakukan aktivitas di depan kediaman mereka pun menyapa Lisa dengan hangat saat melihat gadis cantik itu lewat.
"Selamat pagi nona, Daphne." Kata seseorang wanita paruh baya yang sedang menyirami bunga di pekarangannya.
Benar, Lisa memakai nama samaran saat memperkenalkan dirinya kepada para tetangga yang datang menyapa. Ia mengaku sebagai seorang yatim piatu yang kehilangan orang tuanya sehingga melakukan perjalanan dari satu wilayah ke wilayah lain karena sudah tak memiliki kerabat. Dan nama yang digunakannya adalah nama dari karakter drama yang sangat disukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway Antagonist
FantasyBukankah hidup itu berat? Berbagai permasalahan silih berganti datang menghampirimu secara bersamaan. Dan disaat kau memutuskan untuk mengakhiri hidup menyedihkanmu itu, kau justru terbangun pada sebuah cerita fiksi yang pernah kau baca sebelumnya...