#26

3K 349 90
                                    

Ciuman yang lebih nampak seperti sebuah benturan itupun tenggelam pada buih air yang berada di dalam bath tub.

Perlawanan dari Clyde mereda. Lelaki itu nampak tak sadarkan diri selama beberapa detik.

Begitupula Lisa. Ia yang sudah lelah melawan kekuatan Clyde pun meloloskan cengkeramannya dari sang suami.

Untuk selanjutnya, ia hanya harus berpasrah kepada takdir yang terjadi.

Entah Clyde yang terbebas dari sihir dan sadarkan diri, atau hukuman pemenggalan kepalanya nanti.

Siap ataupun tidak, ia akan menghadapi salah satunya.

Ah, yasudahlah. Toh cepat atau lambat akupun akan meninggalkan dunia ini.

Sebuah tarikan meraih lengan kanannya. Namun Lisa terlalu lelah untuk membuka mata.

Apakah para penjaga sudah menerobos pintu Clyde setelah mendengar keributan beberapa saat lalu? Karena saat ini, ia merasa jika tubuhnya tengah diletakkan pada lantai granit sehingga dapat kembali bernafas.

"Lilianne???"

Hmm.. ya. Aku mulai terbiasa dengan nama itu. Aku bahkan mulai menganggap samar nama asliku.

Dengan begitu tiba-tiba, suara yang baru saja memanggilnya tadipun terdengar sangat familiar hingga Lisa memaksakan diri untuk membuka mata.

Clyde -yang nampak pucat bukan main, sedang menatapnya panik.

Selama beberapa detik, Lisa terdiam untuk memproses pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.

"Kau.. mengingatku?" Ucap Lisa perlahan.

"Ya Tuhan, apa yang terjadi dengan mulutmu? Kau berdarah???"

Lisa mengerjap, "Kau mengingatku?!"

"Kau selalu mengatakan hal konyol disaat begini, Lilianne. Lebih baik kau diam saja." Clyde, yang masih tak berbusana itu segera menarik kain untuk menutupi tubuhnya dan membopong Lisa pada detik selanjutnya.

Dalam momen itu, Lisa tak dapat menahan diri untuk memeluk erat sang suami.

Berhasil. Usahanya berhasil.

Entah ini bawaan dirinya yang lebih sensitif karena sedang hamil atau bagaimana, namun Lisa ingin menangis karena suaminya telah kembali dalam pelukannya.

***

Sebuah sentuhan menyisir kulit pipi Lisa dengan begitu lembut. Meski demikian, sentuhan itu telah berhasil membuat Lisa membuka matanya.

Sementara pemandangan pertama yang ditangkap adalah wajah sang suami yang tengah lekat memperhatikan dirinya.

"Kuharap ini bukan sekedar mimpi." Ucap Lisa sembari tersenyum pahit.

Tentu saja celotehnya itu hanya ditanggapi dengan sebuah tawa renyah dari sang lawan bicara yang kini tengah menangkup pipinya, "Apa bibirmu harus digigit lagi agar kau merasakan sakitnya kenyataan?"

"Hmm itu terdengar seperti pelecehan seksual."

Lelaki itu kembali terkekeh, sebuah ciuman pun mendarat lembut pada kening Lisa, "Astoria sudah mengobati lukamu."

"Yah.. bisa kurasakan."

"Dan ia pun menceritakan semuanya kepadaku."

Kilat manik Lisa kembali fokus kepada Clyde. Lelaki itu menatapnya dengan tatapan kesal, "Aku akan menghukum Joanna untuk semua perbuatannya."

Runaway AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang