Pandangan Emma dan Astoria membuat Lisa risih. Terutama sang maid yang berulang kali menampilkan wajah genit malu-malunya sejak membantu Lisa membersihkan diri.
"Emma kau ingin kupukul?" Ucapnya dengan tatapan kesal.
Tentu saja Emma hanya terkekeh melihat sikap sang empu. Ia pun menggeleng sembari meminta maaf beberapa kali, "Nona Astoria, nampaknya kerajaan Gale akan dihiasi tangisan bayi setelah ini."
Wajah Lisa berubah warna. Merah padam seperti sebuah paprika, "Emma! Kau!!"
Apa boleh buat. Emma sangat senang mendapati peningkatan hubungan dari Raja dan Ratu Gale. Terutama untuk Lisa, nampaknya sang tuan telah berhasil meluluhkan hati wanita yang pada awalnya selalu ingin menghabisi nyawanya sendiri saat berdekatan dengan lelaki itu.
"Saya kebingungan menutupi bekas kemerahan di sekujur tubuh nona Lilianne. Lihatlah, nona bahkan harus memakai gaun berkerah di cuaca seterik ini." Emma cekikikan sembari memukul-mukul lengan Astoria. Namun karena sang lawan bicara hanya terdiam bak patung arca, Emma pun segera membungkam mulutnya.
"Emma!!"
"Saya turut senang dengan progress yang anda lakukan, nona. Saya berharap untuk mendengar kabar baik segera." Senyum Astoria terulas disana. Wanita paruh baya dengan pembawaan tenang itupun semakin membuat wajah Lisa merona.
"A-apakah aku bisa langsung hamil hanya dengan melakukannya sekali??" Bersama wajah semerah tomat rebus, Lisa memberanikan diri untuk bertanya kepada Astoria yang terlihat ahli dalam urusan seperti ini. Namun siapa sangka, pertanyaan Lisa membuat Emma semakin terpingkal hingga ia harus memegang perutnya.
"Emma!! Keluar kau!!!" Dengan kesal dan rasa malu, Lisa pun menyeret sang maid yang masih terkekeh serta memandangnya jahil. Lisa mengeluarkan Emma dari kamarnya agar ia bisa berbincang lebih tenang dengan Astoria.
"Apakah bisa?" Ucap Lisa lagi setelah berhasil mengusir Emma. Bagaimanapun juga, ia amatir dalam hal seperti itu. Karena dengan dirinya di masa lalu, Lisa sama sekali tak memiliki pengalaman dalam berkencan meski usianya sudah menyentuh kepala tiga.
Jujur saja, tubuhnya terasa sakit dan hancur saat terbangun pagi ini. Meski semalam bisa dibilang -yah, ia menikmati apa yang tengah terjadi antara dirinya dan Clyde. Hanya saja, efek pasca hal itu, sedikit membuatnya jera.
Dan lagi, bekas kemerahan yang ditinggalkan Clyde pada tubuhnya, membuat Lisa seakan mendapat sanksi sosial saat Emma atau siapapun melihatnya! Rasanya, ia lebih memilih bekas pukulan pedang Joanna ketimbang bekas ciuman yang diberikan Clyde, karena hal itu sangat membuatnya malu!
"Hmm... saya belum bisa memastikannya. Jika anda baru melakukannya semalam, saya tak bisa melihat apakah sudah ada kehidupan disana. Namun untuk berjaga-jaga, bukankah melakukannya lebih dari sekali juga tidak apa?" Astoria tersenyum di akhir kalimatnya, membuat kepala Lisa seakan mendidih saking malunya. Kenapa ia harus berkonsultasi masalah seperti ini dengan orang lain, coba?!
Seharian ini, Lisa enggan keluar kamar. Syukurnya lagi, Joanna baru saja pergi bersama bala pasukannya -meninggalkan Gale untuk menjaga perbatasan yang disinyalir kedatangan pasukan sekutu yang ingin membuat onar. Jadilah Lisa tak perlu berdalih dalam membuat alasan tak ikut serta dalam latihan hari ini.
Lagipula, jika Joanna sampai tahu bahwa Lisa telah melepaskan segelnya kepada Clyde, bukankah hal itu semakin membahayakan jiwanya?
Namun ia pun sadar, cepat atau lambat Joanna akan tahu perihal ini. Apalagi jika berita kehamilannya nanti telah tersebar di seantero negeri.
Lisa tak tahu -tak bisa membayangkan. Hal seperti apa yang akan dilakukan Joanna padanya karena wanita itu gagal merebut tubuh Lilianne dalam waktu dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway Antagonist
FantasyBukankah hidup itu berat? Berbagai permasalahan silih berganti datang menghampirimu secara bersamaan. Dan disaat kau memutuskan untuk mengakhiri hidup menyedihkanmu itu, kau justru terbangun pada sebuah cerita fiksi yang pernah kau baca sebelumnya...