Nafas hangat Clyde seakan menyapu permukaan wajah Lisa.
Pun wanita itu sudah kehabisan ruang untuk melarikan diri saat tubuhnya menabrak dinding di belakangnya.
"Menjauh dariku, Pangeran Clyde." Katanya sembari menahan dada lelaki yang semakin mendekat ke arahnya.
Sebuah senyum simpul terlihat di wajah yang biasanya tidak ramah itu, "Padahal kau yang sengaja datang untuk menemuiku, kan?"
"Tidak. Aku datang untuk bernegosia–"
Manik Lisa mendelik hebat saat bibir lelaki itu menyapu bibirnya dengan kasar.
Cukup kasar hingga Lisa tak diberikan waktu untuk berpikir jernih di sana.
Terutama ketika Clyde sudah membawanya menuju ranjang dan mengunci Lisa di bawah tubuhnya.
Wanita itu menolak sekuat tenaga dan berusaha meloloskan diri. Namun apa daya, kekuatan lelaki di hadapannya itu bukanlah tandingannya.
"ARGH!" Pekik pangeran Clyde saat Lisa menggigit bibirnya hingga mengeluarkan darah segar.
Wanita yang terlihat murka itupun segera meludah kesembarang tempat saat merasakan darah milik lelaki yang sudah menatapnya dengan pandangan menyeramkan, "Berani sekali kau menyentuhku." Desis Lisa.
"Kau–" Pangeran Clyde tak menyelesaikan kalimatnya. Lelaki itu hanya membersihkan darah yang keluar dari bibirnya sembari terkekeh sinis.
Mendapati lawannya terlihat lengah, Lisa pun segera memanfaatkan situasi itu untuk mendorong tubuh Clyde yang menindihnya.
Pun ia memberanikan diri untuk mengambil vas bunga yang berada di atas nakas dan memukulkannya pada kepala lelaki itu.
PRANGGG.
Vas bunga berukuran sedang itu pun pecah saat mendarat di atas kepala lelaki itu. Membuat pangeran Clyde terkejut, begitu pula dengan sang tersangka.
Lisa mengerjap di tempat dengan nafas yang naik turun saat tersadar dengan apa yang baru saja ia lakukan.
Lelaki itu terlihat tak bergeming setelah menerima serangan mendadak dari Lisa pada tempurungnya. Saat ia menoleh ke arah wanita itu, yang merinding ketakutan justru adalah Lisa.
Apalagi saat ia melihat darah segar mengalir dari atas kepala pangeran Clyde dan menetes disana.
Bagian yang paling menyeramkan, adalah bagaimana lelaki itu tersenyum ke arahnya.
"Berani sekali kau, Putri Lilianne." Katanya sembari menyapu tetesan darah yang mengalir melewati matanya.
Lisa segera melempar sisa pecahan vas bunga yang masih berada di tangannya, "I– itu adalah harga yang harus kau bayar karena sudah berani menciumku dengan paksa." Katanya.
Lelaki itu kembali berdiri dan mendekati Lisa. Kali ini tatapannya terlihat berkilat dan lebih menyeramkan.
"P-padahal aku datang dengan damai. Tapi kau yang membuatnya runyam."
"Membuat runyam? Aku?"
Lisa mengangguk dengan mantap sembari terus mengambil langkah mundur.
"Yang membuat semuanya runyam adalah dirimu. Aku menawarkan jalan mudah dengan pernikahan tapi kau lebih memilih untuk perang melawanku. Dan saat aku menciummu, kau malah melukaiku. Apa kau yakin jika aku yang membuat runyam disini, Lilianne?"
Lisa kembali menggeleng. Ekspresinya memancarkan ketidaksetujuan pada kalimat Clyde disana.
Lelaki itu kembali memojokkan Lisa yang sudah menabrak dinding, "Nampaknya aku sudah terlalu baik hingga membuatmu berbuat seenaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway Antagonist
FantasíaBukankah hidup itu berat? Berbagai permasalahan silih berganti datang menghampirimu secara bersamaan. Dan disaat kau memutuskan untuk mengakhiri hidup menyedihkanmu itu, kau justru terbangun pada sebuah cerita fiksi yang pernah kau baca sebelumnya...