Hybrid Jin!
Happy reading.Sore hari yang tampaknya akan hujan, Jimin segera berlari menuju apartemennya setelah joging yang ia lakukan sebelumnya. Suara mengeong perlahan membuat fokusnya teralihkan, ternyata seekor kucing berbulu putih bersih berada di dalam sebuah kardus.
Jimin tidak tega meninggalkannya sendirian, apalagi rintik hujan mulai turun satu persatu. Jimin membawanya pulang beserta dusnya. Jimin juga mampir dulu ke minimarket yang ada untuk membeli makanan kucing, sepertinya akan Jimin pelihara saja.
Setelah sampai rumah Jimin meninggalkan kucing tersebut untuk mandi terlebih dulu, badannya terkena air hujan sebelumnya. “Tunggu di sini sebentar ya, jangan nakal,” ucap Jimin sembari mengelus kepala kucing tersebut.
Jimin bergegas mandi dan menyelesaikannya secepat mungkin, ia tidak ingin kucing yang ia bawa mengacaukan rumahnya. Tapi Jimin terkejut karena kucingnya benar-benar diam di tempat, bahkan tidak keluar dari kardusnya. Sepertinya memang kucing rumahan, karena dia mengerti ucapan Jimin.
Jimin melihat kalung yang tersemat di leher kucing tersebut, “Jinnie” gumam Jimin. Kucingnya mengeong perlahan menyentuh tangan Jimin.
“Lucunya Jinnie, laper ya? Mau makan?” dan jawaban yang Jimin dapatkan adalah kucing tersebut mengeong antusias.
Jimin segera menyediakan makanan dan susu untuk kucing itu, yang tentunya langsung dilahap dengan cepat. Jelas sekali kucingnya kelaparan, Jimin jadi gemas sendiri melihatnya.
Jimin memperhatikan Jinnie dengan seksama, bulunya putih bersih, tidak ada debu ataupun bekas air hujan. Sepertinya Jinnie dibuang dan tidak lama Jimin temukan.
Jinnie juga bukan jenis kucing kampung, sepertinya jenis kucing anggora karena bulunya yang mengembang. Matanya juga cantik berwarna biru terang, Jinnie tidak terlihat seperti kucing yang akan dibuang pemiliknya.
Jimin terus memandangi Jinnie dengan seksama, apakah seseorang akan mencarinya? Jimin khawatir sang pemilik akan mencari Jinnie yang Jimin bawa pulang.
Selesai makan Jinnie naik ke pangkuan Jimin yang sedang sibuk mengerjakan tugasnya, akhir-akhir ini para dosen senang sekali memberikan banyak tugas.
Jinnie berusaha menarik perhatian Jimin, yaitu dengan mengusalkan kepalanya pada dada dan perut Jimin. Jinnie juga mengeong terus menerus, sepertinya sedang gelisah.
Jimin mengabaikan tugas-tugasnya dan segera membawa Jinnie ke kasur, Jimin ingin bermain-main saja dengan kucing putih ini. Jimin sedikit keheranan karena Jinnie terus-menerus mengusalkan kepalanya dan pantatnya pada Jimin, apakah Jinnie sedang birahi?
Jimin hanya mengelus kepala Jinnie lembut, memeluknya sedikit erat dan masuk ke alam mimpi.
***
Entah berapa lama Jimin tertidur, jika melihat sekeliling sepertinya ini masih tengah malam. Jimin merasakan perutnya berat, seperti tertindih sesuatu. Jimin berusaha mengumpulkan kesadarannya, apakah ia ketindihan?
Dan alangkah terkejutnya Jimin melihat perutnya ditindih seseorang yang tanpa mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya, Jimin segera berdiri dan membuat orang itu ikut terbangun.
“Siapa kamu?!” Jimin bertanya sambil menunjuk pada orang asing tersebut.
“Meong?”
Jimin merasakan jantungnya turun ke perut mendengar jawaban dari manusia asing tersebut, apakah betulan manusia? Tanya Jimin dalam hati.
Sosok asing tersebut mendekati Jimin yang berdiri mematung di ujung kasur, Jimin tidak bisa bergerak seperti terhipnotis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seokjin's Heaven 🔞
FanfictionKim Seokjin Bottom! All member Top! Ga suka boleh skip😉 Start : Mei 2020 End : - Update suka-suka 👀