Spesial Anniversary (KOOKJIN)

3.5K 104 4
                                    

Seokjin memperhatikan Jungkook yang hari ini sibuk mengekorinya kemana pun ia melangkah. Tubuhnya yang besar itu nampak sangat kontras dengan matanya yang menatap Seokjin penuh antusias.

“Ada apa, Kook? Seharian ini cuma ngikut ke mana-mana tapi gak ngomong apa-apa,” tanya Seokjin yang kini sedang beristirahat di ranjangnya.

Jungkook juga mengikuti Seokjin masuk ke kamar, tentu saja.

“Kamu gak ingat ini hari apa?” tanya Jungkook balik.

Seokjin menaruh jari telunjuk dan jempolnya pada dagu, gestur berpikir. Ia menerka-nerka hari ini ada acara apa.

“Hari sabtu, ‘kan? Hari ini juga libur latihan juga,” jawab Seokjin.

Jungkook jadi gemas. Bukan itu maksudnya.

“Coba ingat-ingat lagi, sekarang hari apa?” tanya Jungkook lagi.

Seokjin segera mengecek ponselnya, pukul 7 malam, dengan tanggal 4 Juni 2022, dan hari Sabtu. Apa yang salah? Pikir Seokjin.

“Bener kok, hari Sabtu di kalender juga. Emang ada apa sih? Mau malam mingguan?” Seokjin jadi bingung.

Bibir Jungkook mengerucut, tega-teganya Seokjin melupakan hari penting mereka.

Jungkook duduk tepat di pangkuan Seokjin untuk protes. “Coba liat aku, Sayang. Apa masih gak ingat?” tanya Jungkook sekali lagi.

Seokjin berpikir dengan keras, kepalanya terasa pening mengingat apa yang terjadi pada hari ini. Apakah aku memiliki janji untuk bermain dengan Jungkook? Seokjin menggelengkan kepalanya, seingatnya tidak ada janji apapun untuk hari ini.

Jungkook mengelus pipi Seokjin dengan lembut, percuma memberikan kode pada Seokjin, ia tidak akan peka.

“Ini hari anniversary pertemuan kita 11 tahun yang lalu, sudah ingat?”

Jungkook dapat melihat dengan jelas bagaimana pupil mata Seokjin membesar, ia benar-benar lupa sepertinya.

“Maafkan aku, Sayang. Aku benar-benar lupa,” ucap Seokjin.
Jungkook merengut karena Seokjin benar-benar lupa, hanya saja memang kekasihnya itu tampak kelelahan hari ini.

“Aku maafin, tapi cium,” ujar Jungkook.

Seokjin tersenyum gemas. Ia memagut bibir Jungkook dengan lembut. Jungkook menghisap bibir bawah Seokjin dengan perlahan, sangat empuk dan manis, cocok untuk bibirnya yang tipis.

Hisapan bibir berubah menjadi lumatan lembut hingga lidah yang berusaha saling membelit satu sama lain. Seokjin meraih tengkuk Jungkook dan menekannya agar ciuman keduanya tidak terlepas.

Seokjin dan Jungkook memiringkan kepalanya dan mencari posisi ternyaman, nafas yang semakin memburu membuat keduanya mabuk kepayang. Bukan yang pertama kali, namun debarannya selalu menyenangkan seperti baru pertama kali.

Ciuman yang kian memanas itu terlepas ketika keduanya kehabisan nafas, bahkan Jungkook bisa melihat dengan jelas merahnya wajah, leher, hingga telinga Seokjin.

Benang saliva mengalir pada dagu Seokjin membuatnya terlihat berkali-kali lipat lebih cantik, menurut Jungkook.

Seokjin meraih wajah Jungkook, menyentuh tiap incinya. Keningnya yang halus, alis yang tegas, mata yang besar seperti rusa, hidungnya yang mancung, pipinya yang kini tampak tirus, jawline yang sempurna, tidak lupa bibirnya yang basah setelah berciuman membuatnya sangat tampan di mata Seokjin.

“Sewaktu pertama kali kita ketemu, yang aku lihat hanya anak kecil dengan mata yang besar dan tampak menggemaskan seperti bayi,” Seokjin terkekeh setelah mengatakannya.

Jungkook cemberut, malu karena Seokjin menilainya seperti itu.

“Ternyata sekarang setelah bertambah lebih besar, kamu masih seperti bayi. Bayi Kim Seokjin,” tambahnya.

Jungkook turun dari pangkuan Seokjin dan duduk di antara paha Seokjin. Lalu melebarkan paha itu.

Seringainya tampak menyebalkan namun tidak bisa dipungkiri jika Jungkook terlihat seksi.

“Aku bukan lagi seorang bayi, karena sekarang, aku sudah bisa membuat bayi. Tertarik mencobanya?” Jungkook mengatakannya dengan percaya diri.

Sebelum Seokjin sempat menjawab, Jungkook meletakkan sebelah kakinya pada bahu, dan memberikan kecupan pada tumit hingga paha Seokjin yang tidak tertutup celana. Kebiasaan Seokjin saat ini, tidak mengenakan celana panjang jika berada di kamarnya.

“Aku selalu tergoda oleh betis dan paha yang seksi ini, rasanya terlalu indah untuk aku abaikan begitu saja. Kekasihku cantik, selalu cantik.” Puji Jungkook.

Seokjin tertawa gemas, “Tiba-tiba saja?” tanyanya.

Jungkook menundukkan kepalanya untuk mengecup sekilas bibir Seokjin, “Bukan tiba-tiba, karena faktanya, kekasihku ini selalu cantik.”

Seokjin jadi malu. Jungkook selalu punya cara untuk membuatnya merasa dicintai.

“Apa hadiah anniversary untukku, Gguk-ah?” tanya Seokjin penuh godaan.

“Apa yang kamu inginkan, Sayang? Sebuah unit apartemen baru? Mobil? Jam tangan? Apapun untukmu, Darling, akan aku belikan,” tanya Jungkook.

Seokjin membalikkan posisi mereka, hingga Jungkook tidur telentang dengan pasrah dan Seokjin berada di atasnya. “Tawaran yang menggiurkan, Babe. Aku juga akan memberikan hadiah untukmu,”

Jungkook melipat kedua tangan ke belakang kepalanya. Menunggu apa yang akan dilakukan oleh kekasihnya itu.

Seokjin meliukkan tubuhnya di atas tubuh Jungkook, memberikan gesekan pada pusat tubuh Jungkook. Menimbulkan gelenyar nikmat pada keduanya. Seokjin juga mulai melepaskan pakaiannya satu persatu secara perlahan dengan tatapan mata yang menggoda.

Seokjinnya nakal, hingga Jungkook tidak menginginkan orang lain melihat keadaan kekasihnya yang seperti ini. Seokjin membuka seluruh pakaiannya hingga yang tersisa hanyalah celana dalam yang sudah terlihat basah oleh cairan precum.

“Apa lagi yang akan kamu lakukan, Sayang? Menelanjangiku?”

“Tentu saja, Gguk-ah. Kamu hanya perlu menikmatinya saja. Karena hadiah yang aku berikan padamu adalah tubuhku,” ujar Seokjin.

Jungkook tersenyum puas. Seokjin mulai membantunya melepaskan pakaian satu persatu. Tidak lupa dengan sentuhan sensual pada seluruh tubuh Jungkook yang tidak tertutup apapun.

Seokjin menundukkan kepalanya untuk memainkan puting Jungkook yang tampak mencuat. Jungkook mendesah nikmat merasakan sensasi geli yang Seokjin berikan padanya. Karena tidak hanya menjilat pelan, Seokjin juga menghisap dan menggigit kecil puting Jungkook.

Seokjin semakin bersemangat memainkan lidahnya pada dada Jungkook, seperti kelihatannya, dada Jungkook yang terbentuk dari hasil workout nya terasa kencang. Seokjin menurunkan tangannya untuk melepaskan kaitan celana yang Jungkook kenakan, lalu meremas penisnya yang masih terbungkus celana dalam.

Jungkook semakin merasa mabuk kepayang karena Seokjin menurunkan jilatannya menuju perut eight pack miliknya hingga berakhir pada penisnya. Jungkook merasa hampir gila karena Seokjin malah menggodanya dengan hanya mengendus-endus penisnya dibalik celananya tanpa menyentuhnya dengan tangan.

Seokjin merasa puas melihat Jungkook yang terangsang karena ulahnya, penis Jungkook yang besar terlihat berkedut-kedut ingin segera dipuaskan. Seokjin jadi ikut tidak sabar, ia membuang celana yang masih tersisa pada Jungkook dalam sekali tarikan.

Setetes cairan bening keluar dari penis Jungkook yang menegang menandakan jika ia benar-benar terangsang. Seokjin ikut membuka celana dalamnya hingga keduanya kini sama-sama telanjang bulat.
Kulit seputih susu itu kini berubah lebih menjadi berwarna kemerahan, Jungkook merasakan dadanya berdebar kencang, selalu seperti itu. Sama seperti pertama kali mereka melakukannya.

Seokjin memasukkan penis Jungkook pada mulutnya tanpa berkata apapun, hanya sebuah desahan antusias yang keluar dari bibir seksinya itu. Seokjin mengawalinya dengan menjilat lubang kencing Jungkook, lalu memainkan lidahnya untuk menjilati kepala penis Jungkook, hingga memasukkan penis itu untuk dikulum.

Semuanya dilakukan secara perlahan untuk membuat Jungkook lebih tidak sabar. Mulut Seokjin tidak cukup untuk menampung seluruh penis Jungkook, ia menggunakan tangannya untuk mengocok dan meremas batang hingga pangkal penis Jungkook.

Seokjin mulai mempercepat hisapannya karena ia akan merasakan pegal jika terlalu lama. Ukuran penis Jungkook selalu menjadi favoritnya, panjang dan besar. Mirip seperti yang biasa ia lihat dalam film porno.

Jungkook mendesah dengan kencang, bibir Seokjin yang gemuk itu selain empuk untuk diajak berciuman, juga sangat nikmat saat memberikan blow job pada penisnya.

Seokjin menghentikan sejenak hisapan pada penis Jungkook. Memutar tubuhnya untuk berubah posisi menjadi 69, ia juga menginginkan sentuhan dari Jungkook. Yang tentunya disambut dengan senang oleh Jungkook.

Seokjin kembali memasukkan penis Jungkook pada mulutnya saat Jungkook mulai meraih pantat dan mengecupi pahanya. Jungkook selalu memberikan banyak tanda cinta pada paha, tempat favoritnya.

Seokjin ikut mendesah tertahan merasakan nikmat saat Jungkook menjilati analnya. Jungkook memainkan lidahnya pada skrotum dan berpindah pada anal miliknya.

Setelah dirasa mulai basah, Jungkook memasukkan dua buah jarinya secara bersamaan, membuat Seokjin tersedak penis Jungkook karena terkejut.

UHUK-UHUK!

“Pelan-pelan, Sayang. Aku nggak ke mana-mana kok,” goda Jungkook. Ia tau dengan jelas jika Seokjin tersedak karena ulahnya. Seokjin menggerutu yang tentunya tidak terdengar karena terhalang penis Jungkook dalam mulutnya.

Jungkook menggerakkan jarinya seperti menggunting di dalam anal Seokjin, berusaha melebarkannya sebelum digantikan penisnya. Membuat Seokjin mendesah dan menghentikan kegiatannya menghisap penis Jungkook.

“Ayang, masukin sekarang, ya?” pinta Seokjin. Entah mengapa ia merasakan libidonya meningkat dengan pesat.

Jungkook mengambil alih kendali, ia membalik posisi Seokjin dan mengukungnya. Membuat Seokjin terlentang pasrah di bawahnya.

“Sabar, Darl. Bukankah aku harus menikmati dulu hadiahnya?” Jungkook mengabaikan rengekan Seokjin dan kembali mengeksplorasi setiap jengkal tubuh Seokjin. Memberikan banyak tanda kepemilikan dan sentuhan yang memabukkan.

Seokjin bergelinjang nikmat saat Jungkook menghisap penisnya ditambah dengan jarinya yang kembali keluar-masuk pada anal Seokjin.

“A-ahh enakkk-hh terusss ahh-“ desah Seokjin.

Nafasnya yang memburu dan terasa berat, juga kepalanya pening karena sentuhan pada titik sensitifnya membuat Seokjin terus mendesah dengan kencang.

“Jangan berhenti-aah iya nghh di situ enakk, Gguk-ah,”

“Please faster-hhh daddy-hhh,”

“Lagi ahhnn- lagiii!”

Jungkook merasakan penis Seokjin mulai berkedut-kedut dengan segera mempercepat hisapannya dan membiarkan Seokjin mengeluarkan spermanya pada mulut Jungkook.

Seokjin melengkungkan tubuhnya saat gelombang orgasme menghampirinya. Pahanya bergetar hebat dan ia mengeluarkan sperma yang sangat banyak pada mulut Jungkook.

Tidak memberikan lebih banyak waktu pada Seokjin, Jungkook membalik posisi tubuh Seokjin untuk menungging dan bertumpu pada kedua sikunya. Jungkook mengeluarkan sperma pada mulutnya untuk dimuntahkan pada anal Seokjin, sebagai pengganti pelumas.

Seokjin berjengit kaget saat Jungkook langsung memasukkan penisnya tanpa aba-aba terlebih dulu. Jungkook mendorong penisnya hingga terbenam seutuhnya di dalam anal Seokjin.

“Anghh pelan-pelan, Gguk-ah,”

Jungkook memang langsung menghentakkan pinggulnya dengan cepat, karena berada di dalam anal Seokjin membuat penisnya seperti diremas-remas dengan kuat. Ia tidak akan sanggup jika mendiamkan penisnya lebih lama.

“Sayang, a-ahh enakkk-hh tapi pelan-pelan dulu uuhhh,”

“Lubangmu selalu menjepitku dengan erat, Darling, ahh- ini terlalu nikmat,” Jungkook ikut mendesah.

AC yang menyala seakan tidak berfungsi, keduanya merasa panas hingga berkeringat pada seluruh tubuh. Jungkook menggerakkan pinggulnya dengan brutal, bongkahan pantat besar milik Seokjin membuatnya sungguh bersemangat.

“Aahh! Iya, di situ enakk! Terusss ngghh daddy-hhh,”

GOTCHA!

Jungkook menemukan sweet spot milik Seokjin dan menumbuknya berulang kali. Dan benar saja desahan Seokjin semakin kencang dan memintanya untuk tidak berhenti.

Saat pelepasannya hampir sampai, Jungkook memperlambat gerakan pinggulnya dan membuat Seokjin protes.

“Ayang kok berhenti?! Mau lagi ayo!”

Jungkook membalik tubuh Seokjin agar telentang di bawahnya dan kembali memasukkan penisnya dengan gaya misionaris. Jungkook selalu suka memandang wajah Seokjin yang sedang di puncak kenikmatan, sungguh ekspresi yang jujur.

Desahan yang terdengar dari mulut Seokjin hanyalah; Daddy faster please, deeper, dan teriakan menyebut namanya.

Jungkook merasakan gelombang orgasmenya mendekat, ia menundukkan wajahnya untuk memagut bibir Seokjin dan memperdalam tusukan pada anal Seokjin.

Seokjin mendesah nikmat dan kembali meraih orgasmenya disusul oleh Jungkook yang mengeluarkan spermanya di dalam Seokjin. Keduanya berpelukan erat dengan tubuh yang basah oleh keringat.

“Makasih banyak ya, Sayang,” ucap Jungkook.

Seokjin mengangguk sambil terus berusaha bernapas dengan perlahan, bercinta membuat ia kesulitan bernapas dengan baik. Jungkook merapikan poni Seokjin yang basah karena keringat dan hampir menghalangi pandangan Seokjin.

Jungkook mendesah pelan saat ia menarik penisnya yang mulai mengecil di dalam anal Seokjin. Entah ukuran miliknya yang kebesaran atau memang lubang Seokjin yang sempit, ia masih merasa penisnya diremas dengan lembut padahal ukurannya sudah menyurut.

Jungkook lalu berbaring di samping Seokjin.

“Aku haus,” ujar Seokjin.

Jungkook mengangguk dan bangkit untuk mengambil air minum untuknya dan Seokjin. Tidak perlu keluar kamar karena Seokjin selalu menyediakan air minum di kamarnya.

“Duduk dulu sini,” Jungkook menginstruksikan agar Seokjin duduk dulu untuk minum, agar ia tidak tersedak tentunya.

Seokjin menghabiskan dua gelas air karena terlampau haus, tenggorokannya terasa kering setelah banyak mendesah dan berteriak.

“Ayang, mau lagi,” pinta Seokjin.

Jungkook terkejut tentu saja. Biasanya mereka akan beristirahat lebih lama sebelum memulai sesi bercinta yang kedua.

“Nggak capek, hm?” tanya Jungkook.

“Capek sih, tapi enak. Aku mau lagi, kali ini aku di atas ya,” jawab Seokjin.

Jungkook mengangguk saja dan menunggu apa yang akan dilakukan Seokjin selanjutnya. Penisnya masih belum ereksi, jadi Seokjin memutuskan untuk menduduki penis Jungkook.

Jungkook mendesah nikmat saat Seokjin menggesekkan belahan pantatnya tepat pada penis miliknya. Membuat dirinya kembali terangsang secara perlahan.

“Tumben banget ya kamu minta lanjut secepat ini, hm, ada masalah?” tanya Jungkook.

“Nggak ada, aku cuma kecanduan penis kamu,” jawab Seokjin enteng.

“Pacarku nakal ya,”

“Iya, jadi aku harus dihukum,”

Jungkook mendesis pelan, Seokjin memang memiliki sisi yang seksi seperti ini.

“Seokjinnie mau dihukum?”

“Mau! Seokjinnie harus dihukum, Daddy.”

“Hukuman apa ya yang cocok buat bayi Daddy yang nakal ini?”

“Make me scream until the morning, Daddy. Aku juga mau diikat,”

“Hm, bukan ide yang buruk. Sudah siap?”

“Aku siap, Daddy!”


“Then, don't ask me to stop, darling.”



“I’m ready~ anghhh~”










The end. 🖤

Seokjin's Heaven 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang