Apa sih keuntungan punya sahabat dari bayi? Pertanyaan itu sering sekali terdengar ditelinga Seokjin, orang-orang yang baru mengenalnya pasti menanyakan hal yang sama. Apa untungnya punya sahabat yang sejak kecil bersama?
Seokjin akan kesulitan jika harus menjabarkan semua kebaikan Jungkook padanya sejak kecil dulu. Jeon Jungkook adalah tetangganya sejak ia lahir, usia ia dan Seokjin pun hanya terpaut 3 bulan menjadikan mereka akrab.
Seokjin juga menemani pertumbuhan Jungkook yang tadinya menggemaskan hingga memiliki hot body seperti saat ini.
Jika dipikir-pikir, sekarang usia Seokjin dan Jungkook sudah 25 tahun, selama itu pula lamanya persahabatan mereka. Seokjin mengingat-ingat apakah ia dan Jungkook pernah berselisih? Sepertinya pernah, hanya saja tidak pernah lama. Jungkook selalu datang dan meminta maaf setelahnya, tidak peduli ia sendiri atau Seokjin yang bersalah.
Seokjin tersenyum kecil mengingatnya, sekarang Jungkooknya sudah dewasa. Mungkin sebentar lagi ia akan menerima kabar jika Jungkook akan segera menikah. Namun, kenapa ya rasanya sedikit tidak nyaman?
Seokjin menggelengkan kepalanya berusaha tidak memikirkan hal itu, ia sudah berjanji akan datang ke apartemen Jungkook selesai bekerja. Berniat akan menginap juga mumpung besok weekend.
Jungkook sudah tidak tinggal bersama orangtuanya karena ingin belajar mandiri, katanya. Namun selama 2 tahun Jungkook tinggal di apartemen, Jungkook selalu meminta Seokjin agar datang untuk menginap. Dan ya, Seokjin selalu menurutinya.
Sesampainya Seokjin di apartemen, ia melihat Jungkook yang sedang mempersiapkan sebuah cairan aneh. Seokjin semakin dekat Jungkook yang ternyata sedang meracik pewarna rambut.
“Ngapain sih serius amat?” tanya Seokjin usil.
Jungkook menatap Seokjin dengan cengiran khasnya, Seokjinnya sudah datang.
“Lagi ngide banget nih pengen warnain rambut wkwk, cocok ga ya kira-kira kalo warna biru?” tanya Jungkook.
“Cocok kok cocok, mau dibantuin ga?” tawar Seokjin.
“Ya kan nyuruh kesini emang mau minta tolong bantuin haha,” ujar Jungkook.
Seokjin menyimpan tas dan jasnya yang sebelumnya ia kenakan, lalu melipat kemejanya hingga siku. Jungkook yang melihatnya merasakan pipinya memerah, kenapa Seokjin terlihat tampan sekali hari ini?
Jungkook mengalihkan pandangannya dan kembali berfokus pada pewarna rambutnya, ia tidak boleh berlama-lama menatap Seokjin.
Seokjin duduk di kursi yang ada di belakang Jungkook, ia meminta pewarna rambut dan segala peralatannya yang telah disediakan.
“Nyender aja kenapa sih?” tanya Seokjin karena Jungkook seperti menjaga jarak padanya.
“Engga apa-apa wkwk, iya deh iyaaa ini geser,” ucap Jungkook.
Seokjin dengan telaten menyisir rambut Jungkook dan membubuhkan pewarna rambutnya, Jungkook memejamkan matanya merasakan sentuhan tangan Seokjin di rambutnya.
Tangan Seokjin begitu lembut dan halus, jujur saja ini terasa nyaman sekali. Seokjin membubuhkan pewarna rambut yang terang dulu, sejujurnya ia tidak mengerti dan hanya mengikuti instruksi dari Jungkook saja.
“Ini didiemin dulu kan ya? Hey jangan tidur haha,” ujar Seokjin saat selesai membleaching rambut Jungkook.
Jungkook terkekeh mendengarnya, saking lembutnya sentuhan tangan Seokjin membuatnya hampir tertidur. Definisi nyaman menurut Jungkook itu adalah Seokjin, namun ia tidak bisa mengatakannya pada Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seokjin's Heaven 🔞
FanfictionKim Seokjin Bottom! All member Top! Ga suka boleh skip😉 Start : Mei 2020 End : - Update suka-suka 👀