Happy reading 💕
•
•
•
•
•Seokjin kesal, sungguh. Baru kali ini ia pindah kosan dan menyesali keputusannya untuk pindah ke tempat yang disebut kosan ini.
Bagaimana tidak, tetangga sebelahnya berisik sekali. Sudah mendapat kamar paling ujung, dapat tetangga yang tidak tahu waktu pula.
Bayangkan saja saat sedang terlelap dan meraih mimpi tiba-tiba dibangunkan gara-gara suara desahan sepasang sejoli yang sedang memadu kasih. Benar-benar mengganggu.
Seokjin memang sadar, kosan ini terlampau bebas. Tidak ada peraturan apapun selain harus membayar uang sewa dengan tepat waktu. Dipersilahkan untuk membawa teman, kekasih, selingkuhan, atau apapun itu.
Jika bukan karena harus pindah tempat kerja, Seokjin juga tidak ingin tinggal di tempat ini. Awalnya ia tidak tahu karena setelah pindah ia langsung bekerja shift malam dua minggu berturut-turut, dan ketika mendapatkan shift pagi Seokjin kaget sekali mendengar desahan laknat itu.
Suara perempuan maupun laki-laki yang berbeda setiap malam, belum lagi suara bercintanya kencang sekali. Tidak tahukah tetangganya ada manusia lain yang tinggal di samping kamarnya?
Setelah ada waktu luang, Seokjin memberanikan menegur tetangga tidak tahu malunya itu. Ia harus tidur dengan nyenyak kali ini.
Tok-tok-tok!
Seokjin mengetuk pintu tetangganya sedikit kencang, karena terdengar alunan musik dari dalam. Ketukan pintunya tidak akan kedengaran jika perlahan.
Derap langkah seseorang mulai terdengar, kenop pintu yang berputar juga sebagai tanda ada manusia yang membukakan pintu.
Sesosok manusia yang tingginya tidak berbeda jauh dengan Seokjin muncul, yah cukup tampan untuk seseorang yang menjadi playboy, pikir Seokjin.
"Mm ada perlu apa ya? Gue Jungkook, bukannya ini kali pertama kita ketemu?" tanya orang itu yang ternyata bernama Jungkook.
"Gue Seokjin, dan gue tetangga sebelah kamar lo ya Jungkook. Gue kesini buat protes," ujar Seokjin memperkenalkan diri dengan jutek.
Jungkook sedikit terkejut, ia baru tau jika memiliki tetangga yang sangat menarik seperti ini.
"Protes apa ya Seokjin?"
"Tau gak sih lo sama partner seks lo tuh berisik banget! Tiap malem gue kebangun gara-gara suara desahan laknat kalian itu!" Ujar Seokjin menggebu-gebu.
"Hah?"
"Jangan pura-pura gak ngerti, udah sebulan gue tinggal di sini dan dua minggu ini gue denger desahan terus dari kamar lo! Sewa hotel sana, jangan di kosan mulu!"
Jungkook menyeringai, benar-benar menarik rupanya. Ia mendekati Seokjin dengan melipat tangannya di dada, tampak semakin menyebalkan di mata Seokjin.
"Kenapa baru protes? Lo menikmati desahan gue ya?" goda Jungkook. Pupil mata Seokjin melebar, apa katanya? Sepertinya Jungkook sudah sinting.
"Heh gila ya! Mana ada kayak gitu?" protes Seokjin.
"Katanya udah tinggal di sini sejak sebulan lalu tapi kenapa baru protes sekarang? Bukannya itu berarti lo menikmati desahan gue kan?"
Benar-benar gila rupanya.
Seokjin menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan. Ia tidak boleh lebih emosi dari ini meskipun tetangganya ini sudah tidak waras.
"Tidur.Gue.Terganggu.Bukan.Menikmati.Ya.Sialan!" ujar Seokjin dengan penuh penekanan di setiap kata nya.
"Oh iya, gue baru dua minggu tidur malem dan denger desahan laknat lo itu, karena sebelumnya selalu shift malem. Dan setiap libur kerja, lo malah ilang sampe akhirnya gue undur terus protesnya," tambah Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seokjin's Heaven 🔞
FanficKim Seokjin Bottom! All member Top! Ga suka boleh skip😉 Start : Mei 2020 End : - Update suka-suka 👀