ARNWOLF 14

914 52 0
                                    

"turunin gue Kenzo!" ucap Alin lelah, mengapa tidak ada yang menolong dirinya sih?

Mari getok kepala Alin, sepertinya cewek tersebut lupa akan posisi apa yang ditempati oleh Kenzo, bagaimana mungkin murid murid berani dengan kenzo yang posisinya sebagai ketua geng wolf?

Alin bersedekap dada setelah dirinya sudah di turunkan dan duduk di meja laboratorium yang sudah kosong, cewek itu menolehkan wajah enggan menatap Kenzo yang melihat dirinya intens.

"minggir, gue mau ke kantin!" ucap Alin hendak menyingkirkan tubuh Kenzo yang ada di hadapannya.

"minggir Kenzo!"

"gak,"

Alin mendongak, memberanikan menatap mata Kenzo, mata tajam bak serigala yang hendak menerkam mangsanya.

"apa apaan sih lo?"

"kenapa?"

Berdecak sebal, Alin malah mendengar pertanyaan balik dari mulut Kenzo, menyebalkan kan?

"pikir sendiri!"

Dapat Alin dengar, Kenzo menghela nafas pelan, cowok itu mulai mendekatkan wajahnya kearah Alin.

Cup

Kecupan singkat di sudut bibir Alin terasa nyata, jantung Alin mulai berdegup kencang, mengapa hatinya lemah sekali sih? Ayodong lanjutin ngambeknya, masak cuma di cium mleyot.

"jangan marah-marah,"

Menggulum bibirnya kedalam, menahan senyum yang akan keluar, itulah yang dilakukan Alin. Ah hatinya tidak baik-baik saja.

"Elraf, dia sahabat gue, tapi udah meninggal waktu gue masih smp,"

"udah ngga penasaran lagi kan, cantik?"

Oke cukup! Alin tersenyum lalu mengangguk kecil.

Walaupun bagi Alin sebenernya jawaban Kenzo kurang memuaskan, tapi tidak apa-apa, ia akan mencari tahu sendiri nanti, yang terpenting adalah Kenzo sudah memberi tahunya siapa Elraf.

"mau ke kantin?"

Alin mengangguk, "ayo," ujarnya pelan membuat Kenzo terkekeh keil lalu menggandeng tangan Alin dan keluar dari laboratorium tersebut.

***

"Dad!"

Alex melirik singkat kearah putra pertamanya, Abian.

Kemarin kemarin putra pertamanya itu ada perjalanan bisnis ke negeri seberang, dan pulang pulang Ia langsung pergi ke ruang kerja pribadi Alex untuk menanyai perihal tentang Adik kesayannya yang hampir saja diculik.

"saingan bisnis Daddy lagi?"

Alex mengangguk mengiyakan, tidak ada gunanay juga jika menutupi hal itu dari Abian, Abian memiliki banyak mata-mata yang akan memberi cowok informasi apapun.

Abian berdecak, kenapa bisa Daddynya sesantai ini tentang berlian keluarga mereka?

"dia diselamatkan oleh Razka," ucap Alex pada akhirnya.

Abian terdiam, mengingat remaja lelaki bernama Razka yang beberapa hari lalu berduel dengan Aaraf.

"apa dia benar-benar?"

"mungkin, Daddy juga tidak bisa memastikan."

"dia akan kembali datang keisni kan?"

Alex kembali mengangguk, "keyakinan di pemuda itu sangat besar Abian, walaupun Daddy sendiri belum bisa merelakan Lily pada siapapun."

"ah iya, taruh beberapa bawahanmu di sekolah Lily dan meyamar sebagai murid disana untuk mengawasi putriku." Putus Alex, Ia tahu jika putranya mempunyai beberapa bawahan yang masih muda dengan skill tarung yang hebat untuk menjaga putrinya saat di sekolah.

ARNWOLF (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang