Kematian Elraf menjadi misteri oleh semua orang, tapi bukan jadi rahasia jika kematian tersebut di ketahui oleh dua geng yang berkuasa, bukan, hanya pemimpin dari kedua geng motor tersebut yang mengetahui nya.
kembalinya Alin ke Indonesia, membuat k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JANGAN LUPA VOTE KOMEN BEB
🖤🤍🖤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Astagfirullah Alin! udah siang ini masih gamau bangun?!" teriak Keiyana.
"Alin!!"
"jangan teriak-teriak kenapa sih," sahut Aland.
"udah tua juga masih teriak-teriak,"
Alin yang tadinya masih memejamkan mata kini bangun dengan rambut yang acak-acakkan. matanya melirik jam yang berada diatas meja dan membelalak kaget.
Omo! Dia telat!
10 menit kemudian Alin sudah menuruni tangga dengan sepatu yang berada di leher, tas yang berada di pundah kanannya, rambut dicepol dan baju yang dikeluarkan.
"bagus baru bangun!"
"terus apalagi itu, mau sekolah atau mau ngamen?" omel Keiyana pada putrinya.
Alin meringis, lalu ia melirik Aland yang terkikik senang.
"sudah lah, Alin ayo berangkat, kamu gak mau telat dihari pertama kan?"
Alin mengangguk senang, "sorry mommy, Alin berangkat dulu, papay mwah." ujarnya dan memberi kecupan jauh untuk Keiyana.
"dari dulu sama aja bikin darting," gumam Keiyana lalu berjalan menuju dapur.
***
Lily memasuki sekolahnya dengan mata yang berbinar senang, beberapa murid masih berlalu lalang di koridor. Ini pemandangan baru bagi Lily, dan Lily merasa akan sangat betah disekolah ini.
"Kamu suka sekolahnya baby?" Tanya Yazdan pada adiknya.
"Suka!" Pekiknya senang.
Lily masih diam di tempat sambil memandang gedung yang berada tepat dihadapan nya, tak banyak murid yang memperhatikan dirinya apalagi ditambah adanya keempat lekaki tampan disisi Lily.
Dengan Daddy Alexandrio yang berada di samping kanan Lily, Yazdan di samping kiri, Abian yang di samping Yanzdan dan Aaraf yang berada di samping Daddy-nya. Mereka berempat rela meluangkan waktu untuk princess mereka, untuk mengantarkan Lily pertama kali masuk sekolah.
