ARNWOLF 39

716 43 1
                                    

gan lupa vote dan komen!!!

spoiler selalu di update di Instagram
@storyis_tata
atau bisa juga di Instagram para roleplayer
@altrzka_
@lily.knsya
@aliin.arisya
@knzo.mllr

atau bisa juga di tiktok
@storyis_tata

VOTE KOMENNN😠

menuju ending

***

flashback

brak

Kenzo dan Razka secara serempak menoleh, mereka melihat Azizel yang berada di tengah pintu dengan nafas yang tidak teratur.

"kenapa?"

"yo- Yosep sadar!"

Kenzo dan Razka langsung berdiri, mereka berdua berlalu begitu saja meninggalkan Aziel yang masih mengatur nafas di pintu ruangan khusus tersebut.

tak membutuhkan waktu lama, karena langkah Kenzo dan Razka yang sama-sama Lebar, kini mereka berdua sudah berada di ruangan rawat intensif Yosep.

mereka berdua menatap Yosep yang tengah menatap mereka berdua juga dengan pandangan lemah.

alat bantu pernafasan menempel di kepala Yosep, baju yang setengah terbuka karena adanya perban di bagian dada kiri Yosep dan tak lupa selang infus yang terpasang di lengan kiri cowok itu.

mereka berdua mendekat, terlebih lagi Razka, Ia menatap bersalah pada Yosep.

"bu-bukan salah lo Raz," lirih yosep.

sudah jelas ia melihat raut bersalah Razka yang tidak mengetahui apapun tentangnya. itu bukan salah teman-temannya, ini salah Yosep sendiri yang memang tidak mau membebani teman-temannya.

"sorry, gue gagal jadi ketua." ujar Razka, menatap dengan penuh penyesalan pada anggotanya.

Yosep menggeleng samar, "l-lo bukan ga-gal, lo ke- ketua terbaik yang gu-e kenal."

Ia menatap teman-temannya yang berkumpul menjadi satu di ruangan rawatnya. Yosep tersenyum tipis, harapannya menyatukan Arnius dan Wolf berhasil walaupun bukan karena dirinya, tapi Ia senang melihat mereka bersama seperti ini.

"gue bahagi-a ke-nal sama kal-kalian," ucap Yosep terbata bata, dada kirinya terasa sangat sesak serta jantungnya seperti berdenyut sakit ketika Ia menarik nafas.

Ia beralih menatap Omar yang berdiri di sebelah kanannya, bahkan mata cowok itu sudah memerah, "thanks mar, u-udah mau nerima gu-e num-pang di rumah l-lo, bahkan anggap gu-gue sebagai sau-dara lo,"

"lo emang saudara gue Sep, gue gak keberatan walaupun lo tinggal bareng selamanya sama gue."

"ngeliat kal-ian disini semua, gu-e seneng akhirnya Arni-us sama wolf bi-bisa nyatu,"

Omar meneteskan air matanya, Ia masih ingat bagaimana rencana awal Yosep membuat geng mereka bersatu.

"gu-e harap kalian ba-kal kayak gini terus selamanya,"

Yosep terdiam sebentar, Ia kembali menatap teman-temannya, "Arnius sama Wolf, bu-kankah lebih baik ji-jika jadi Arnwolf?"

Yosep menaraik nafas berat tak lupa diiringi ringisan sakit, rasanya Ia ingin berhenti bernafas karena setiap Ia menarik nafas jantungnya terasa seperti di tusuk oleh jarum. sangat menyakitkan.

ARNWOLF (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang