ARNWOLF 24

813 47 1
                                    

jangan lupa vote dan komen!!!

spoiler selalu di update di Instagram
@storyis_tata
atau bisa juga di Instagram para roleplayer
@altrzka_
@lily.knsya
@aliin.arisya
@knzo.mllr

atau bisa juga di tiktok
@storyis_tata

happy reading bestii

***

Razka tersenyum tipis, Ia sudah mendapatkan restu dan Alex jadi bukankah sekarang Lily telah menjadi miliknya?

mengingat betapa menggemaskannya wajah Lily ketika tidur membuat Razka membayangkan bagaimana nanti ketika Ia bangun wajah itulah yang Ia lihat untuk pertama kali.

"ada apa ini? kenapa putraku senyum senyum sendiri?" tanya seseorang, ikut duduk di sofa single sambil menggulung lengan kemejanya.

raut wajah Razka berubah menjadi datar, Ia menatap Daddynya malas.

"papa gak perlu tau,"

Iqbal, lebih tepatnya Iqbal Ferdi Sebastian, duda beranak satu itu masih terlihat tampan. lebih meluangkan waktunya ke pekerjaan, yah itung itung mempersiapkan masa depan yang cerah untuk putra satu-satunya, kenangan terakhir dengan sang istri.

semenjak sang istri meninggal, Iqbal memutuskan untuk tetap menduda, Ia bilang jika cintanya itu hanya untuk sang istri, Ia takut jika sang istri akan marah jika ia memiliki wanita lain disini. lagipula tidak ada yang menarik baginya selain almarhumah istri tercinta.

kadang Razka berfikir, mengapa kebanyakan orang bilang jika Papanya adalah orang yang berwibawa, berbanding terbalik dengan tingkahnya yang menyebalkan jika di depan Razka, seperti saat ini contohnya. pria itu tengah menatapnya jahil.

"kamu sudah mendapatkan gadis itu?" tanyanya.

Razka mengangguk singkat.

"harusnya kamu gak perlu susah susah mengikuti tes dari keluarga Alex, papa bisa membantumu dengan mudah."

Razka menggelengkan kepalanya, "gak perlu, aku bisa menanganinya,"

"dengan kamu yang babak belur seperti waktu itu?" tanya Iqbal sedikit tidak terima melihat anaknya yang babak belur karena tes konyol dari keluarga Alex.

Razka menghela nafas pelan, "gadisku berlian di kelurga itu, tentu saja aku harus bisa melindunginya,"

mana mungkin Razka menerima bantuan dari Papapnya, memang Ia laki-laki apaan yang mengandalkan orang lain demi emiliki seseorang, itu namanya tidak gentle.

Iqbal terkekeh pelan, "kau mirip seperti papa dulu," ucapnya sambil menerawang ke masa lalu.

"sudahlah, papa ke atas dulu, jangan lupa traktir teman-teman mu karena keberhasilan mu," ucapnya dan berlalu cepat menuju kamarnya.

enak sekali bukan kalo punya temen kayak Razka, traktiran terus di depan mata.

sebenarnya, Razka tau perasaan Papanya yang kesepian karena kehilangan sang Mama. Razka terkadang juga merasakan hal itu, dan terasa begitu berat baginya, apalagi sang papa yang sudah bertahun tahun menjalin kisah dengan Mamanya.

Razka mengambil handphone nya, mengetik sesuatu disana.

Razka mengambil handphone nya, mengetik sesuatu disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARNWOLF (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang