Getar Cinta

4.5K 388 21
                                    

Pertemuan keluarga besar kali ini, Mustika benar-benar absen. Ia tetap berpihak pada pendiriannya. Ia tidak mau datang. Bahkan ia lebih dulu keluar rumah sebelum Rakha bergegas. Mustika janjian nonton film bersama teman-temannya.

Rakha melewati kamar Mustika yang terbuka pintunya. Ia melirik jendela kamar Mustika yang belum ditutup. Rakha melangkah masuk dan menutup jendela. Ketika ia hendak keluar, ada sesuatu yang memancing penglihatannya. Satu buku diary tergeletak di atas meja.

Rakha mengambilnya. Ia ragu untuk membuka halaman demi halaman. Diary ini haruslah menjadi sesuatu yang rahasia. Namun, apa dia boleh membaca tulisan istrinya sendiri? Rakha cukup penasaran. Ia ingin mengetahui isi diary itu semata agar lebih memahami perasaan Mustika.

Di lembaran-lembaran awal, Rakha banyak melewatkannya, tak ingin membaca lebih detail. Mustika banyak menuliskan tentang momen indahnya bersama Irhaz. Hingga akhirnya ada satu catatan yang menggelitik dan membuatnya ingin membaca berulang.

Dear Diary,
Pernikahan ini benar-benar siksaan untukku.
Aku tidak bahagia.
Aku tidak mencintainya.
Aku membencinya.
Dia perusak impianku.
Dia yang telah memisahkanku dengan cinta pertamaku.
Maafkan aku, jika sampai detik ini aku masih mencintai Irhaz.
Aku tahu, ini tidak boleh. Namun, aku tidak bisa membohongi diri sendiri.
Perasaan ini masih utuh untuknya.
Kami tak lagi berkomunikasi. Aku hapus nomornya, mungkin dia juga menghapus kontakku. Aku pikir, aku akan semakin mudah untuk melupakannya. Namun, aku salah. Aku justru semakin tersiksa dan merindukannya.
Aku rindu kehidupanku yang dulu.
Aku rindu saat masih bersamanya.
Aku seperti terperangkap di jasad yang bernyawa, tapi sejatinya hatiku sudah mati.
Ingin sejenak kuputar waktu.
Jika itu terjadi, aku tak akan pernah menikah dengan Rakha. Aku akan pergi mengejar Irhaz. Aku akan mengejar kebahagiaanku sendiri.
Aku ingin lepas dari pernikahan derita ini. Aku ingin lepas ....

Rakha tergugu. Ia tak tahu harus berbuat apa. Demi Tuhan, ia tak ingin berpisah dari Mustika. Dalam kamus hidupnya, tak akan ada perceraian. Namun, ia tak bisa terus-terusan hidup seperti ini. Ia juga tak bisa menahan Mustika lebih lama jika wanita itu sangat tertekan. Ia tak mau menyiksa Mustika dengan status pernikahan mereka. Di sisi lain, Rakha tak ingin mengecewakan dua keluarga. Pernikahan mereka baru seumur jagung.

Rakha melangkah lunglai. Ketika ia tiba di dapur, ia amati meja makan yang sering kali kosong. Tak ada menu makan siang atau makan malam yang tersaji. Jika ia tidak memasak sendiri, di meja itu akan selalu kosong. Terkadang ia ingin makan masakan Sang Istri, seperti  sebagian rekan kerjanya yang selalu dibawakan bekal oleh istri mereka.

Ia pikir setelah menikah, hidupnya akan semakin lengkap. Ia tak akan lagi kesepian. Hidupnya lebih berwarna dihiasi canda tawa bersama Mustika. Malam-malamnya akan menjadi malam romantis dan tak terlupakan. Nyatanya, semua itu hanya dalam angan. Rakha akui, hatinya bisa sedemikian rapuh dan terluka. Hanya saja ia tak bisa menunjukkan pada siapa pun. Ia memilih menyembunyikan segala duka yang menghimpit dada. Setiap kali orang bertanya, bagaimana rasanya menikah, ia akan menjawab dengan senyuman bahwa ia bahagia. Ketika mertuanya menanyakan bagaimana sikap Mustika di rumah, apakah dia mampu menjalankan tugasnya sebagai seorang istri, maka dia mengatakan bahwa Mustika adalah istri yang baik. Ia tutupi segala aib.

Rakha memutuskan untuk membicarakan masa depan pernikahannya dengan Mustika malam ini.

******

Pertemuan keluarga berjalan lancar. Rakha tak kesulitan untuk berbohong jika Mustika tengah mengerjakan pekerjaan yang harus diselesaikan sesegera mungkin. Keluarga besarnya tak ada yang bertanya mendetail, tak ada yang berusaha mengorek lebih jauh.

Mantan Dosen Pembimbing (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang