Part 7

45.3K 4.4K 88
                                    

Satu hal yang tak dimengerti Kayla saat ini adalah betapa semesta berkonspirasi dengan segala sudut yang ia pijak bahwa kemana pun kaki melangkah nama Bagas selalu menggelayut dalam benak. Meski sempat satu tahun terpisah dan tak pernah bersua, nyatanya sosok laki-laki itu sering hadir dalam mimpinya, seolah membawanya kembali ke masa silam di mana ia masih menjadi mahasiswi bimbingan Bagas.

Kayla ragu untuk menerima pinangan Bagas. Kendati ia sadar bahwa hatinya perlahan luluh karena keseriusan mantan dosen pembimbingnya itu, tapi masih bercokol sejuta pertanyaan, apakah Bagas laki-laki yang tepat untuknya?

Tak mudah bagi seseorang yang tumbuh dalam keluarga yang tak harmonis seperti dirinya untuk percaya pada komitmen dalam pernikahan. Bagaimana komitmen itu terus terjaga hingga nanti tanpa adanya pengkhianatan? Bagaimana jika rasa cinta yang bersemi di hati Bagas hanyalah bentuk "euforia" karena kembali bertemu dengan seseorang yang pernah ia sakiti? Bagaimana jika Bagas tak benar-benar mencintai dan hanya berniat menebus kesalahannya? Meski sosok yang dikenal tegas dan disiplin itu mengatakan bahwa ia benar-benar jatuh cinta, tapi Kayla tak bisa percaya begitu saja. Ada ketakutan lain yang juga memporak-porandakan hatinya dan menambah sederet rasa ragu. Bagaimana jika orang tua Bagas tak bisa menerima latar belakangnya terutama terkait sang ayah yang saat ini mendekam di balik jeruji besi? Rasa-rasanya ia begitu jauh jika dibandingkan dengan Bagas. Dari segala sisi, ia merasa tak mampu mengimbangi Bagas dan tak layak mendampingi Bagas.

Kayla hanya belum siap menerima pinangan Bagas walau ia sendiri tak mau memberi harapan kosong dan tak ingin menahan Bagas untuk menunggunya. Ia tak akan mengikat hati pria itu.

Siang, bada' Zuhur adalah waktu tersibuk Kayla bersama Asih dan Anto. Karena di jam-jam itu banyak mahasiswa yang datang untuk makan siang. Bagas yang ingin bertemu Kayla, harus bersabar hingga suasana kantin sedikit lengang. Namun ia pun ragu, untuk apa bertemu? Apa ia harus meminta kepastian Kayla saat itu juga? Apa tidak terlalu cepat? Dia tak mau terkesan tidak sabaran. Namun ia tak mampu menepis rasa penasaran yang begitu tinggi akan jawaban Kayla.

Tercetus ide brilian dari benak sang dosen. Ia mengirim pesan pada Anto, memesan soto dan tak lupa, ia minta Kayla yang mengantarkan. Senyum terlukis dari kedua sudut bibir Bagas. Rasa gugup dan berdebar tiba-tiba menerjang. Bukankah dulu ia sama sekali tak merasakan getaran apapun saat Kayla menghadap ke ruangannya? Namun kini, membayangkan akan bertemu gadis itu saja sudah menerbitkan rasa yang tak menentu.

Harapan Bagas untuk bertemu Kayla terlaksana. Gadis itu mengantar semangkok soto ke ruangan Bagas. Kayla menghindari kontak mata dengan Bagas. Ia berusaha bersikap sebiasa mungkin meski teramat susah untuk bersikap biasa. Saat gadis itu hendak keluar ruangan, Bagas memanggilnya. Praktis gadis itu menghentikan langkah.

"Kayla, bisa kita bicara sebentar?" Bagas menatap gadis itu lembut, bukan tatapan galak sang dosen seperti dulu.

Kayla mengangguk. Bagas mempersilakannya untuk duduk.

"Mungkin ini terlalu cepat. Tapi jujur, saya penasaran dengan jawaban kamu."

Kayla menghela napas, berusaha merangkai kata yang tepat.

"Pak, jujur saya belum siap untuk menikah. Banyak yang harus saya benahi. Banyak ketakutan yang saya rasakan. Banyak kekhawatiran. Trauma dalam diri saya belum sepenuhnya hilang, termasuk rasa ragu akan komitmen dalam pernikahan. Saya nggak perlu menjelaskan, Bapak pasti memahaminya." Kayla memberanikan diri mengangkat wajahnya. Dua mata Bagas masih tertuju padanya.

"Itu artinya kamu menolak saya? Karena kamu belum siap dan masih trauma?"

Kayla mengangguk pelan.

"Maafkan saya, Pak. Saya... Saya juga belum yakin akan perasaan Bapak juga respons dari keluarga Bapak nanti. Saya merasa Bapak mungkin tidak benar-benar mencintai saya. Bapak hanya ingin menebus semua yang pernah terjadi di masa lalu." Kayla menunduk.

Mantan Dosen Pembimbing (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang